Prolog

2K 127 30
                                    

Happy reading 💕

______________

"Gara!" teriak seorang perempuan dengan cukup kencang dari dalam rumah. Membuat Gara yang sedang membetulkan dasi yang dia pakai sembari berkaca di depan rumahnya pun berdecak kesal karena teriakan yang terdengar cempreng itu.

Gara pun memasuki rumah lagi dengan ekspresi wajah yang nampak kesal.

"Kenapa sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa sih?"

"Lo lihat jam tangan gue gak tadi pas makan?" tanya Ginara dengan wajah yang sudah dirias dengan make up yang natural

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo lihat jam tangan gue gak tadi pas makan?" tanya Ginara dengan wajah yang sudah dirias dengan make up yang natural. Dia menoleh pada Gara dengan tatapan mata yang seolah tanpa dosa.

"Astaghfirullah Nara, itu yang di samping tas lo apaan? Debu? Ayo cepetan kita harus ada di gedung jam delapan pagi loh. Ini udah jam setengah delapan," omel Gara pada kembarannya itu.

"Ya maaf kan lo tahu sendiri. Kalo cewek itu dandanan bakalan lama. Kenapa gak sendirian aja berangkat. Gue bisa berangkat bareng Mami sama Papi," jawab Ginara yang semakin membuat Gara kesal dibuatnya. Ginara menjawab perkataan Gara sembari memakai jam tangannya.

"A—"

"Ini kenapa belum pada berangkat? Kalian bakal telat loh," gumam Aura yang melihat kedua anak kembarnya masih bersiteru.

"Kita mau berangkat kok Mi," jawab Ginara sembari mengambil tas yang ada disampingnya.

Mereka berdua mencium punggung tangan Ibu dan Ayah mereka secara bergantian, lalu mereka keluar dari rumah dan mulai berangkat menuju ke sebuah gedung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua mencium punggung tangan Ibu dan Ayah mereka secara bergantian, lalu mereka keluar dari rumah dan mulai berangkat menuju ke sebuah gedung. Yang dimana akan menjadi tempat mereka untuk melaksanakan acara wisuda S1 mereka.

Sepanjang perjalanan menuju ke gedung Heelrec, Gara tidak banyak bicara dengan Ginara. Mungkin dia masih kesal dengan kelakuan Ginara tadi. Kembarannya memang selalu begitu, perihal keberadaan ponsel pun selalu bertanya pada semua orang. Padahal ponsel miliknya ada tepat di samping bantal yang dia pakai untuk rebahan. Begitulah sebenarnya kelakuan Ginara.

"Lo masih ngambek ya?" tanya Ginara dengan hati-hati pada Gara.

"...."

"Tuh kan lo ngambek, ya maaf gue kan orangnya pelupa," jawab Ginara.

"Iya udah jangan ngajak gue ngomong. Lagi nyetir nih," kata Gara yang akhirnya menjawab perkataan Gianara.

Setelah sampai disana, Ginara dan Gara langsung menjadi pusat perhatian para mahasiswa yang akan melaksanakan wisuda. Gara yang peka pun langsung menggenggam tangan kembarannya itu.

"Biarin aja mereka ngelihat lo terus tuh karena lo cantik," bisik Gara saat orang-orang melihat Ginara dengan berbagai macam tatapan. Tidak sedikit yang berbisik-bisik melihat penampilan Ginara.

 Tidak sedikit yang berbisik-bisik melihat penampilan Ginara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waduh tumben banget lo dandan. Kayak mau ngelonte ups haha," celetuk Haydan yang entah sejak kapan dia ada di samping Ginara.

"Eh si mulut lemes dateng. Makasih loh atas pujiannya," balas Ginara sambil tersenyum semanis mungkin dihadapan Haydan.

"Jangan didengerin," gumam Gara.

.

.

To be continued...

💚💚💚💚💚💚💚

Stokanim

Hai guys gimana nih sama prolognya? Jangan lupa vote sama komen ya 😘

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang