12. Jadi?

430 67 14
                                    

Happy reading 💕

*****

"Pagi cantik!" Liam menyapa Ginara yang sedang senyam-senyum sendiri karena kejadian tadi yang terus berkeliaran di pikirannya.

"Jangan senyum kayak gitu neng bisa diabetes gue," ujar Liam dengan frontal.

"Eh? Pagi Bang Liam." Ginara menyapa balik sambil membenarkan posisi duduknya dan mengatur ekspresinya.

"Lagi seneng ya?" tanya Liam dengan antusias.

"Iya lagi seneng dia." Bukan Ginara yang menyahut, tapi Jovin yang melakukannya.

"Yeuhh orang gue nanya sama Ginara bukan lo."

"Ya emang salah gitu gue senyum kayak tadi?"

"Gak salah sih," jawab Liam.

Tapi setelah itu Jovin baru tersadar akan ucapan Haydan tadi pagi. Dia melirik serius pada Ginara, lalu dia menunduk sambil berpikir keras, semoga bukan Ginara yang akan jadi pendamping semu Haydan. Sudah cukup Jovin menyakiti hati Ginara dengan tidak bisa membalas balik perasaan Ginara yang tulus. Sebeb Jovin sudah punya pujaan hati.

Jovin merasa takut jika Ginara akan tersakiti dua kali, meski Ginara orangnya sedikit sulit ditebak, tapi Jovin tahu dari Gara dia rapuh jika sedang sendirian. Seperti sering menangis tanpa suara di kamarnya. Membayangkannya saja sudah membuat sakit hati. Tapi, dia juga percaya bahwa Haydan orang baik dan tidak akan melakukannya. Iya, Jovin harus berpikir dengan positif.

"Aww!"

"Duduk, itu pak Melvian liatin loh." Ginara mencubit lengan Jovin.

"Nanti jam siang kita makan di luar yuk," ajak Jovin.

"Oke."

******

"Mau kemana kalian berdua? Kok gak ajak-ajak gue sih?" tanya Liam yang dibelakangnya ada Gara dan Haydan yang entah akan pergi kemana.

"Gue mau bicarain hal penting sama Ginara. Tuh ikut aja sama Gara sama Haydan." Tunjuk Jovin menggunakan dagunya.

"Awas cewek lo salah paham lagi sama adik gue!" Gara mengancam Jovin.

"Tenang Jo, gue juga tahu batasan. Karin juga udah gue kasih kabar."

"Emang mau ngomongin apa sih?" tanya Ginara. Jovin tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ginara. Dia menarik lengan Ginara pelan untuk mengikuti arah jalan yang dia lalui.

"Jo, kok gak dijawab sih?"

"....."

"Jangan bilang lo-"

"Udah ikuti aja gue. Mana kunci mobil lo?"

"Nih!" Ginara melempar kunci mobilnya dan ditangkap dengan baik oleh Jovin.

"Jago juga lo."

Selama perjalanan menuju sebuah restoran, Jovin tidak berkata apapun pada Ginara. Dia fokus mengemukakan mobil milik Ginara. Sesampainya di sebuah cafe yang hanya 15 menit dari perusahaan Melv's Corp.

Jovin menuntun Ginara untuk mengikutinya. Ginara semakin bingung dengan tindakan Jovin ini. Dia sudah tidak mau lagi berharap lebih pada Jovin. Dan lagi, Ginara rasa dia sudah menemukan pujaan hatinya.

"Lo mau pesen apa?" Jovin bertanya setelah mereka berdua benar-benar duduk. Ginara menunjuk makanan yang akan dia pesan. Lalu pelayan mencatatat pesanan mereka.

"Jadi?"

"Langsung ke intinya ya. Lo suka kan sama Haydan?" Satu kalimat yang mampu membuat atensi Ginara beralih pada wajah tampan Jovin dan menatapnya dengan tatapan yang serius.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang