17. Salah paham

379 56 9
                                    

Happy reading 💞

******

"Galak banget sih pacar gue," goda Haydan sambil menyolek lengan Ginara yang berdiri di hadapannya.

"Ya abisnya lo becandanya gitu," jawab Ginara.

"Yaudah sini duduk," pinta Haydan yang menepuk-nepuk pahanya. Lagi-lagi Haydan senang menggoda Ginara. Dia suka sekali melihat wajah merona gadisnya itu.

Ginara tidak menuruti perkataan Haydan, dia duduk di samping Haydan. Bukan duduk diatas pangkuan Haydan. Tanpa diduga, Haydan malah tiduran diatas pahanya Ginara.

"Lo cepet sembuh deh."

"Gak mau ah," balas Haydan.

"Cuman orang gila yang gak mau sembuh dari sakitnya," kata Ginara sembari menyentil dahi Haydan.

Membuat siempunya mengusap-usap dahinya itu. Dan berbicara, "udah mah dibilang gila di sentil lagi. Emang bener-bener ya punya pacar gini amat."

"Suruh siapa mau jadi pacar gue."

"Bener-bener ya lo minta dicium."

"Ih lo mabuk ya? Omongan lo makin ngaco," kata Ginara yang pipinya mulai merona. Haydan tersenyum jahil. Dia terlintas sebuah ide untuk menjahili pacarnya ini. Haydan bagun untuk duduk dengan posisi yang benar.

'Chu~'

Haydan mencium pipi kiri Ginara. Yang membuat wajah Ginara semakin merah seperti tomat. Pelakunya malah lari ngibrit ke halaman rumahnya. Ginara tidak bisa tinggal diam. Dia juga mengejar Haydan yang sedang berusaha kabur setelah mencium pipinya.

"Haydaaaan!"

"Ahaha ampun. Coba aja sini kalo berani dapetin gue," balas Haydan.

"Tangan lo belum sembuh anjir. Nanti lo jatoh lagi. Ih kayak bocah!"

"Yang penting lo suka hahah!"

"Haydan udah ih gue capek," ujar Ginara.

Haydan berhenti berlari dia menghampiri Ginara yang nampak sangat kelelahan berlari. Mereka sedang ada di taman belakang rumah. Ginara tiba-tiba terduduk di atas rerumputan hijau. Membuat Haydan sedikit panik.

"Lo gak papa kan?" tanya Haydan.

"Capek aja kok. Makannya gue duduk." Ginara sebenarnya sedikit berbohong. Bukan sekedar ingin duduk, tapi dia merasa agak pusing. Mungkin karena dia tidak sarapan dengan baik tadi pagi.

"Hey, jangan ngelamun!" Haydan menegurmya dengan tangan yang dia lambaikan di depan wajah cantik Ginara.

"Siapa yang ngelamun."

Haydan merebahkan dirinya di samping Ginara. Dia menatap langit yang cerah. Dia juga memejamkan matanya sambil menikmati semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa kulitnya.

"Sini deh lo ikut rebahan di samping gue." Haydan mengajak Ginara dengan tersenyum manis. Ginara yang merasa sedikit baikan pun ikut tiduran di samping Haydan.

"Coba deh lihat langitnya cerah banget ya. Waktu kecil gue seneng banget tiduran kayak gini sambil lihat langit biru. Rasanya adem aja gitu," jelas Haydan akan kesenangannya dimasa kecil.

"Iya bener, apalagi ademnya angin sepoi-sepoi bikin nambah suasana makin damai rasanya."

"Ra," panggil Haydan.

"Iya?"

"Weekend minggu depan jalan-jalan yok!" ajak Haydan dengan antusias.

"Kemana?"

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang