5. Interview

530 78 7
                                    

Happy reading 💕

"Jangan tanya yang pertanyaan yang gak bakalan gue jawab," — Haydan.

______________

Kicauan burung yang menggelitik gendang telinga dengan suara merdunya membuat gadis cantik yang sedang membuka jedela kamarnya menimati sedikit suasa healing tersebut. Cuaca yang cerah menambah semangatnya untuk melakukan aktivitas di hari ini.

"Nara," panggil seseorang yang enath sejak kapan berada di kamarnya.

"Eh, iya Gara gue udah siap kok," jawab Ginara yang membalikkan badannya agar bisa berhadapan dengan kembarannya itu.

"Lo kenapa kacamata segala? Itu kancingnya kebuka. Apa-apaan lo mau ke kantor dandanan amburadul begitu ha?" kritik Gara dengan sedikit geram akan tingkah Ginara yang kembali menjadi dirinya yang sebenarnya.

"Mata gue bengkak anjir. CK! Iya nih gue benerin. Ayo kita berangkat nanti kesiangan lagi," ujar Ginara sambil menyeret kembarannya agar keluar dari kamarnya dengan menggunakan tangan kanannya.

"Bang Artha tahu lo nangis tamat riwayat gue," gumam Gara dibelakang Ginara yang tentunya masih bisa didengar dengar jelas.

"Kan lo gak salah. Mana bisa bang Artha marah sama lo," jawab Ginara.

"Iya juga."

"Kalian mau berangkat?" Aura bertanya pada dua anak kembarnya. Seketika itu pun mereka berbalik badan dan memyalami sang Ibunda secara bergantian.

"Kami berangkat ya, Ma. Assalamualaikum." Pamit mereka berdua dengan sedikit mempercepat langkah mereka karena takut telat datang.

"Wa'alaikumussalam."

******

"Eh? Lo mau lamar kerja di sini juga?" tanya Haydan kala melihat keberadaan Jovin di gedung Melv's Corp yang menjulang tinggi.

"Gue disuruh Liam, katanya disini lagi butuh karyawan cowok banyak," jawab Jovin sambil melengos pergi meninggalkan Haydan, yang sedang membeku ditempat menyadari apa yang dikatakan sahabatnya itu memang benar.

Tin ...Tin ... Tin

"WOI ANJIR CUKUP SEKALI AJA KALI GUE GAK BUDEG!" maki Haydan pada mobil yang ada tepat di belakangnya.

Kemudian, seseorang gadis cantik turun dari mobil itu. Dia menyeret Haydan agar Gara bisa memarkirkan mobilnya dengan aman.

"Ini parkiran bukan milik lo. Jadi jangan berlagak ya," ujar Ginara sambil melepaskan tangannya dari tangan milik Haydan. Ini tidak seperti biasanya, Haydan diam saja saat Ginara bicara seperti itu. Membuat Gara yang melihatnya pun merasa sedikit ada yang aneh dengan Haydan.

"Lo tumben gak mancing emosi adek gue," kata Gara dengan santai.

"....."

Haydan tidak menjawab perkataan Gara sepatah kata pun tidak didengar oleh Gara. Haydan terasa dingin seperti es sekarang.

"Jangan-jangan dia lagi galau ya? Ah masa bofo deh haha."

*****

Ginara agak risih dengan pegawai yang memandangnya ketika dia lewat di dekat mereka. Ginara bingung sendiri jadinya. Gedungnya sangat luas dan Ginara kehilangan jejak Jovin karena banyak sekali yang berlalu lalang di sini.

Ginara terlihat seperti orang yang linglung. Lalu tangannya tiba-tiba diseret oleh sebuah tangan kekar.

Ginara ingin memakinya karena itu sangat tiba-tiba bahkan tanpa aba-aba. Tapi, Ginara mengurungkan niatnya karena dia sedang di tempat umum. Dia tidak ingin membuat Artha malu dengan dia membuat keributan di sini.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang