6. Baikan?

519 78 10
                                    

Happy reading 💕

__________________

Tok... Tok...

"Bang Idan!" teriak seorang perempuan dari luar apartemen Haydan. Yang dipanggil membiarkan panggilan itu, dia hanya ingin menenangkan dirinya.

"Kalo lo gak buka gue bakal dobrak ya nih pintunya!" ancam Windara yang notabenenya adalah adik perempuan dari Haydan.

"Coba aja kalo bisa," jawab Haydan dengan pelan.

BRAK!

Pintu apartemennya benar-benar terbuka lebar karena di dobrak oleh seorang laki-laki bertubuh sedikit jangkung. Dia menatap dingin dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya. Melihat Haydan yang masih santai berbaring diatas sofa, dia merasa semakin kesal.

 Melihat Haydan yang masih santai berbaring diatas sofa, dia merasa semakin kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau sampai kapan kamu kayak gini?"

"Percuma bang, gue pulang ke rumah juga Mami sama Papi tetep bakalan pisah kan? Males banget gue denger mereka debat tiap hari. Apalagi debatnya gara-gara gue," jawab Haydan yang masih setia berbaring di atas sofa tanpa menatap wajah Darel-sang Kakak.

"Mau dicoret dari kartu keluarga juga gak papa, kan cuman kalian doang yang mereka banggakan. Mereka nyuruh pulang gue juga percuma. Gue gak berguna," jawab Haydan.

Darel hampir saja memukul wajah Haydan, kalau Windara tidak menghalanginya.

"Bang tenang dong jangan pake otot. Gak papa biarin aja Bang Haydan sendiri dulu. Mami juga pasti ngerti kok. Jangan bikin keruh masalah Bang," lerai Windara sambil memegangi tangan Darel.

"Oke kalo gitu kamu jagain dia. Biar Abang yang ngomong sama Mami," putus Darel sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Bang Darel pintunya gimana?!"

"Nanti Abang panggil tukang benerin pintu tenanga aja," jawab Darel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nanti Abang panggil tukang benerin pintu tenanga aja," jawab Darel.

"Dateng cuman bikin rusuh doang. Mau perhatian aja gengsi. Cih!" cibir Haydan sambil membenarkan posisinya menjadi duduk.

"Udah syukur Mami sama Papi, gue sama Bang Darel khawatir sama lo."

"Lo udah makan belom?" tanya Haydan.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang