Happy reading 💞
*******
"LOH?" Mereka yang dibawah kaget melihat keempatnya ada di lantai atas.
"Kalian kenapa muncul dari sana?" tanya Gara dengan penuh sangkaan buruk.
"Siapa tau abis asik asik kan ah," celetuk Rendy yang langsung dapat sentilan dijidatnya oleh Nitha.
"Ngomong tuh yang bener Ren," kata Nitha dengan nada yang seperti sedikit kesal dengan ucapan Rendy yang kadang selalu asal jeplak.
"Iya sayang," jawaban itu malah membuat Nitha diam karena sedang menyembunyikan pipinya yang merah merona dipanggil sayang oleh sang pacar. Jovin, Karin, dan pasangan suami istri itu kembali bergabung dengan yang lain. Mereka duduk di atas karpet.
"Explain! (*jelasin)" desak Windara pada keempatnya.
"Iya cuman ngobrol santai sambil meluruskan kesalah pahaman biar kedepannya gak runyam dan semuanya nyaman," ujar Haydan pada sang adik yang tadi meminta penjelasan. Mereka dengan serentak mengatakan "ooohhh"
Mereka kembali menonton film horor yang belum selesai ditonton. Setelah itu selesai mereka tidur. Windara tidur dengan Nitha di kamar yang ada di lantai bawah. Sedangkan Karin tidur di lantai atas bersama dengan Ginara. Meski sempat ada rajukan dari Haydan karena ingin tidur dengan istrinya. Tapi, pada akhirnya dia tidur sendirian di kasur yang bersebelahan dengan kasur Jovin di ruang tengah lantai 2.
Saat tengah malam Ginara terbangun dengan mata yang berair, dia habis memimpikan sesuatu yang buruk. Ginara pun pergi keluar kamar dan tidur disamping suaminya. Haydan yang merasakan pergerakan dari kasur pun sedikit terusik. Dia langsung memeluk Ginara saat melihat dia menangis tanpa suara.
"Kamu kenapa?" Tangannya menyelipkan anak rambut istrinya. Lantas Haydan bertanya seperti itu dengan raut wajah yang cemas.
"Aku mimpi buruk. Aku—" suara Ginara tertahan karena dia masih merasa bahwa mimpi itu seperti nyata.
"Ssst... jangan nangis ah. Itu cuman mimpi sayang," katanya sambil merengkuh tubuh istrinya ke dalam dekapan hangatnya yang menenangkan.
"Tapi kayak nyata hiks..." Ginara terisak sambil memeluk erat suaminya. Haydan mencoba mengusap-usap punggung Ginara untuk membuatnya lebih tenang.
"Itu cuman mimpi. Mending kita tidur lagi ya. Gak enak loh di sini ada Jovin tuh lagi tidur. Nanti takut ganggu." Haydan berbicara dengan lembut sambil membawa istrinya tidur dalam pelukannya. Haydan menyenandungkan sebuah lagu pengantar tidur untuk istrinya. Dan perlahan Ginara kembali tidur. Meski menyisakan sedikit isakan kecil.
Sebenarnya Jovin belum tidur karena dia ikut terjaga saat mendengar seseorang menangis sambil menghampiri Haydan. Jovin mendengarkan bagaimana Haydan dengan tulus memperlakukan Ginara sangat baik. Bahkan Jovin membenci dirinya sendiri. Karena belum mampu seperro Haydan yang sangat peka dan dewasa pada pasangannya.
Saat kedua pasangan itu tertidur, Jovin pergi ke kamar Karin. Dia diam-diam tidur disampingnya. Dan membisikan sesuatu padanya.
"Maaf ya aku orangnya kurang peka. Love you," gumam Jovin sambil mencium lembut kening Karin.
******

Ginara bangun lebih awal dan mendapati dirinya tidur dengan lengan Haydan sebagai bantalan kepalanya. Dengan pelan-pelan Ginara bangun dan membenarkan tangan suaminya itu.

Dia tertidur sangat pulas. Ginara tanpa sadar mengecup sekilas bibirnya. Dan dia langsung berlari kecil ke lantai bawah menuju ke arah dapur. Disana ternyata sudah ada ketiga sahabatnya yang sedang menyiapkan bahan untuk masak.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) My Foe || Haechan
General FictionWarning!! 17+ !Don't plagiarize this story! Ginara adalah seorang gadis cantik sedikit urakan dan dia juga tidak terlalu feminim. Dia memiliki musuh bebuyutan sejak kecil yang sangat dia benci. Tapi sialnya, mereka selalu kembali bertemu di sekolah...