57. Lengah

188 24 12
                                    

Happy reading

*******

Ginara akhirnya mengetahui rencana busuk teman barunya itu. Dia menyalin dan menyimpan video yang dia dapatkan dari kamera pengawas itu untuk berjaga-jaga jika hal buruk dari rencana si perempuan jahat itu terjadi.

Ginara tinggal melaporkan semuanya. Tanpa perlu repot-repot mencari bukti.

Suatu hari, Ginara tidak lagi mendapat rekaman itu. Karena terakhir kalinya dia melihat gambarnya semakin buram. Ternyata jam itu telah dihancurkan oleh anak buahnya Kinan. Tapi, Ginara tidak bilang soal ini dengan Haydan. Dipikirnya dia tidak mau menambah beban suaminya. Namun pada akhirnya, Haydan juga menyadari bahwa beberapa hari kebelakang video dari kamera pengawas kecil itu tidak pernah ada. Dan anak buah Haydan berkata bahwa mungkin Kinan sadar telah diawasi secara diam-diam.

Saat pesta dansa, Ginara hampir diculik untuk yang kedua kalinya, untungnya dia pandai berkelahi dan Haydan juga  para polisi datang tepat waktu.

******

Kinan bersikap seperti biasa. Seolah tidak terjadi apapun. Padahal, Ginara dan yang lainnya sudah tahu kebusukan Kinan. Termasuk mantan sahabat Kinan yang sekarang jadi musuh Kinan.

Ginara juga masih berinteraksi dengan Kinan. Dia tidak menunjukan bahwa dia tahu tentang rencana jahat Kinan.

"Besok kita quality time yuk!" ajak Kinan.

"Maaf kalo besok gak bisa deh. Besok kakak ipar gue mau nikah. Lain kali aja deh ya. Gue Permisi duluan ke ruangan ya," tolak Ginara sambil berpamitan pergi ke ruang kerjanya.

"Gue juga diundang loh," celetuk Kinan yang membuat Ginara terkejut.


"Iya kah?"


"Haha kamu lupa ya? Dia kan direktur hotel juga di cabang yang lain?" Ginara benar-benar ingin menutupi dirinya. Selain memiliki restoran, keluarga Haydan juga memiliki banyak cabang hotel di kota-kota besar.


"Ah iya, pasti karyawan Papi diundang ya gue lupa," kata Ginara.

Mendengar 'Papi' tanpa sebutan embel-embel direktur utama membuat Kinan semakin terbakar hatinya. 

"Ahahaha, kayaknya lo udah deket banget ya sama pak Direktur," ujar Kinan. Langkah Ginara seketika terhenti kala mendemgar Kinan terus mengoceh.


"Iyalah hahah orang gue menantunya," jawab Ginara dengan tegas nan penuh tekanan di setiap kata yang diucapkan. Kinan mengepalkan tangannya dibelakang punggungnya. Tapi wajahnya tersenyum sambil melihat Ginara sampai menghilang ditelan pintu.


Kinan tidak sadar bahwa dibelakangnya ada Bara yang memang sengaja inginemgunjungi anaknya dan menantunya. Dia juga sudah mendemgar semuanya. Hanya saja, Bara diam tak bergeming.


Dari suara dan pertanyaan yang dilayangkan Kinan membuatnya semakin terlihat bahwa Kinan tengah cemburu pada Ginara. Bahkan dari dia mengepalkan tangan dibelakang punggungnya membuat Bara semakin yakin bahwa Kinan bukan teman yang baik.



"Ehem!" Bara berdehem dengan suara Barito khasnya. Lelaki paruh baya itu menatap tajam mata Kinan yangnampak takut dan bingung kala melihat keberadaan Bara.


"Eh? Ada bapak. Gim—" Kinan baru saja ingin basa-basi pada Bara, tapi perkataannya dipotong.


"Kabar saya baik. Maaf tapi saya sibuk untuk sekedar basa-basi dengan kamu," ucap Bara dengan nada yang datar. Suaranya hampir mirip dengan anaknya—Haydan. Puncak kekebalan Kinan semakin tidak berujung.


(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang