60. Mimpi buruk

177 23 2
                                    

Happy reading


*****


Semilir angin malam menerpa paras ayu Ginara yang sedang menyembulkan kepalanya dari kaca mobil untuk melihat pemandangan indah di kota saat malam hari.


"Kenapa sih kamu mau ak cepet dibawa ke rumah sakit? Padahal baru 38 mingg loh," kata Ginara yang sudah tidak lagi melihat ke arah luar. Haydan fokus menyetir sambil mendengarkan apa yang dikatakan oleh istrinya.


"Biar gak repot ntar. Jadi biar kamu nginep aja dirumah sakit." Haydan menjawabnya.

"Aku gak suka rumah sakit. Bau obat," kata Ginara.

Haydan melirik sebentar ke arah istrinya. Karena dia ingin melihat wajah merajuk sang istri yang sangat menggemaskan baginya.

"Dan awas!!!" Ginara berteriak kencang karena dari persimpangan arah kanan ada sebuah mobil truk pengangkut barang yang melintas dengan kencang.

Haydan langsung membanting stir. Namun sayang, moblnya malah berujung berguling dan menjadi terbalik. Ginara merasakan bahwa perutnya sangat sakit. Haydan sudah tak sadarkan diri dengan darah yang berlumuran dari kepalanya.

"Awsh! Dan~ hiks~ sayang bangun," kata Ginara sembari mencoba menguatkan diri sampai bantuan datang.

Ginara merasakan ada darah mengalir dari bawah jalan lahirnya. Membuat perutnya sakit. Badannya sakit dan kepala Ginara juga ikut berdarah.

Setelah sadar, Ginara merasakan bahwaperutnya sudah tidak lagi besar. Dia mungkin sudah dioperasi. Ginara langsung duduk dan memencet bel di dekat ranjang. Tak lama, seorang perawat datang bersama dokternya.

"Bu, jangan bergerak dulu. Ibu baru selesai di operasi." Dokter melarang Ginara untuk turun dari kasurnya.

"Gimana keadaan suami sama anak saya?"

"Anak Ibu sehat. Selamat, Anak Ibu perempuan. Cantik seperti Ibunya," kata Fokter tersebut.

"Suami saya gimana, Dok?" Gnara masih terbayang bagaimana kejadian beberapa jam lalu. Saat tersadar juga dia langsung teringat akan suaminya.


"Maaf, suami Ibu mengalami benturan sangat keras dibagian kepalanya dan juga ada luka dalam—"

Gnara sudah meneteskan air matanya. Dia tidak sanggup untuk mendengar lanjutnya.

"Saya mau bertemu suami saya."


Ginara pun di bantu ke ruangan ICU dengan kursi roda. Dia tak kuasa menahan tangis saat melihat orang yang dia sayangi terbaring lemah dengan peralatan medis.





"Dan~ bangun. Jangan kayak gini hiks~" lirih Ginara yang tengah tertidur dalam pelukan hangat Haydan. Merasa bahwa dadanya basah, Haydan terbangun. Dia mencoba membuat Ginara sadar dari tidurnya.


"Kamu mimpi buruk?"

Ginara semakin berkaca-kaca saat bangun dan menatap wajah Haydan. Mimpi tadi seolah-olah sangat nyata sekali. Dia memeluk Haydan dan menangis disana.

"Jangan nangis. Aku disini. Ssst... tidur lagi ya," gmam Haydan dengan lembut sambil mengusap-usap punggung istrinya yang sedang dia peluk. Hayadan mengecup sekilas rambutnya.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang