Happy reading 💞
*****
Beberapa menit setelah kepergian adik serta pacarnya, Gara datang ke apartemennya dengan raut wajahnya yang terlihat amat cemas. Haydan mempersilahkan Gara duduk di sofa dulu.
"Lo kenapa kayak panik gitu?" tanya Haydan mencoba tenang.
"Gue kepikiran terus sama Ginara sama Windara. Entah kenapa gue merasa gak enak terus semenjak mereka berangkat," ujar Gara. Haydan mengulurkan tangannya di depan Gara.
"Gue juga ngerasa gitu. Ayo kita susul. Mereka pergi ke Villa baru bokap gue." Haydan mengajak Gara untuk mengikuti kedua gadis mereka.
Haydan tak lupa akan mengunci pintu apartemennya. Dia segera menaiki mobil Gara. Karena agar menghemat waktu.
"Semoga aja mereka baik-baik aja," gumam Haydan yang di sebelah Gara.
"Iya gue harap juga gitu."
Gara sebisa mungkin mempercepat laju mobilnya. Tadi Haydan sudah mengatur Google maps untuk perjalanan mereka. Mereka sedikit lega melihat mobil milik Windara terlihat. Tak ingin diam saja,mereka pun turun dari mobil untuk memastikan.
Insting Gara sangat kuat. Mungkin karena dia adalah kembaran Ginara. Haydan dan Gara mendekati mobil Windara yang terparkir di depan mobil Gara. Betapa terkejutnya saat melihat barang bawaan mereka berserakan diatas kerikil.
Kedua lelaki itu mengepalkan tangan mereka dengan sekuat tenaga. Mereka sangat marah. Dengan langkah cepat, mereka berjalan menuju gerbang Villa. Untuk memastikan bahwa mungkin mereka lupa membawa barang bawaan.
Tanpa pikir panjang, Haydan memanjat gerbang yang cukup tinggi itu karena dikunci.
"Woi lo udah gila?"
"Pak! Pak penjaga!" Haydan tidak mengindahkan perkataan Gara.
Lalu beberapa orang berpakaian formal keluar dari Villa tersebut. Mereka terkejut melihat anak dari pemilik Villa ada di sini. Pasalnya Bara bilang jika yang datang adalah anak gadisnya bukan Haydan.
"Loh? Tuan datang ke sini? Bukannya yang mau datang itu Nona Windara? Tuan manjat?" Pria paruh baya itu sudah hafal akan kelakuan Haydan. Tapi dia ikut heran kenapa Windara tidak datang. Malah Haydan.
"Loh? Jadi dia belum dateng? Itu mobilnya terparkir di depan?"
"Kalau datang Nona pasti telepon saya. Saya juga menunggu kedatangannya."
"Kalian nunggu dimana?" Haydan bertanya dengan sedikit emosi.
"Di sini. Tadi kita berdua ke dalam karena waktunya makan malam." Para pegawai itu memang menjawab dengan jujur.
"Bukain pintunya ya pak hehe. Pokoknya bapak kasih tau Papi secepatnya. Jaga-jaga kalau Haydan lupa telpon Papi."
Setelah Haydan selesai memberikan pesan itu,dia segera berlari menghampiri Gara yang sedang menunggu dengan cemas. Dalam perjalanan kali ini, Haydan yang mengemudi.
Gara mendapatkan telpon dari Papanya. Dia segera mengangkatnya.
"Iya, Pak?"
'Kamu dimana?'
"Ini sama Haydan, Pa. Lagi cari Ginara."
'Kamu pergi ke bf0t9. Nanti Papa kasih alamatnya.'
"Pa, Ini Ginara lagi gak ada di tempatnya loh."
'Papa tadi dapat telpon. Dia lagi ada di tempat yang barusan Papa sebutin. Ini Papa mau ke rumah Bara. Kalian pergi aja ke lokasi itu. Nanti Papa kirim alamat lengkapnya!'
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) My Foe || Haechan
General FictionWarning!! 17+ !Don't plagiarize this story! Ginara adalah seorang gadis cantik sedikit urakan dan dia juga tidak terlalu feminim. Dia memiliki musuh bebuyutan sejak kecil yang sangat dia benci. Tapi sialnya, mereka selalu kembali bertemu di sekolah...