29. Shopping

203 30 6
                                    

Happy reading 💞

*****

"Biarin gini dulu napa, jarang banget loh gue mode manja gini."

Haydan tertawa gemas sambil mengacak-acak rambut panjang Ginara. Dia menepuk-nepuk bantal di sampingnya.

"Katanya lagi manja. Sini gue peluk," tukas Haydan.

Ginara menghampiri Haydan dan tidur disampingnya.

"Lo besok kan harus kerja, kalo nginep disini gimana?" tanya Ginara sambil menghadap Haydan yang sedari menatapnya dengan mata teduh itu.

"Mau ngambil cuti ah gue mah," jawab Haydan sekenanya dengan kedua tangannya yang mulai memeluk Ginara.

"Dih? Emang tu perusahaan punya lo. Kalo mau nikahin gue sana kerja yang bener haha," canda Ginara dengan tertawa lepas.

"Sebenernya gue disuruh ngurusin perusahaan Papi yang di Bandung. Tapi males," curhat Haydan. Seketika pikiran Ginara tertuju pada pembicaraan Jovin tadi di restoran.

Ginara malah tersenyum dan membuat Haydan terheran dengan tingkah lakunya.

"Kok senyum? Nanti kalo gue di Bandung kita LDR loh. Gue gak mau jauh dari lo," ujar Haydan.

"Hilih gombal," kata Ginara. Padahal dalam hatinya dia senang Haydan seperti itu.

"Lo mah gue tuh berusaha romantis malah gitu." Haydan jadi misuh-misuh karena respon Ginara.

"Eh haha gue becanda kali. Gue yang PMS kok lo yang ngambek sih haha," tawa Ginara saat melihat Haydan yang merajuk.

"Seriusan loh. Gue males juga karena disana ada si Raya si cewek gila," ujar Haydan. Ginara mengingat kembali ingatan waktu SMP. Dan dia sekarang ingat siapa itu Raya. Dia memang sangat terobsesi dengan Haydan.

Dulu dia tidak segan membully siapapun yang dekat dengan Haydan termasuk Windara. Waktu itu dia tidak pernah mendapatkannya sebab Ginara tidak dekat dengan Haydan.

"Eh gue gak marah beneran kok. Lo kenapa tiba-tiba ngelamun?" Haydan bertanya dengan cemas.

"Ah itu gue mikirin apa gue harus kerja atau ambil cuti lagi," balas Ginara.

"Tenang kok, gue gak akan mau ngurus perusahaan Papi yang di Bandung. Gak usah dipikirin," kata Haydan dengan suara yang parau. Nampaknya dia sudah mengantuk. Dia pun berbicara dengan mata yang tertutup.

"Iya engga kok. Kalo gue ketiduran disini gimana?"

"Gapapa. Gue gak akan macem-macem. Udah lo disini temenin gue." Haydan menarik pinggang Ginara yang dirasa sedikit menjauh. Kedua pipi Ginara merah merona atas apa yang dilakukan oleh Haydan.

"Ini tangan lo nanti pegel loh," kata Ginara.

"Hm..." Haydan rupanya sudah sangat lelah. Ginara juga tidak lagi ingin berkata banyak. Ginara sendiri juga sudah mengantuk.

*****

"Nara!"

Ginara yang pendengaran sensitif pun terusik dari tidurnya. Itu jelas-jelas suara Gara. Ginara bangun dari tempat tidur dengan pelan dan hati-hati supaya Haydan tidak terbangun.

Ginara segera keluar dari kamar tamu itu. Dan berlari mencari sumber suara. Ternyata Gara ada di dapur sedang menyiapkan sarapan.

"Lo mau kerja gak hari ini?"

"Kayaknya gue mau cuti sehari lagi." Ginara menjawabnya dengan santai.

"Itu si Haydan juga mau cuti. Kalian mau jalan-jalan ya?"

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang