51. Welcome home

236 24 2
                                    

Happy reading 💞

******

Mereka merapikan piring kotor bekas makan dan mencucinya. Mereka juga merapikan barang bawaan mereka. Yang awalnya datang dengan masing-masing satu koper sekarang mereka membawa pulang dua koper per orang. Tentu saja isinya memenuhi standar yang diharuskan dibawa ke dalam pesawat.

Ginara memeluk Haydan sebelum mereka benar-benar meninggalkan kamar hotel.

"Makasih ya liburan nya. Meskipun 2 hari tapi ini bakal jadi pengalaman berharga buat aku," gumamnya dengan tulus. Haydah hanya mengelus pelan rambut Ginara. Lalu, dia mencium puncak kepalanya.

"Ayo kita check out. Kayaknya udah ada yang jemput deh di depan."

"Iya ayo," jawab Ginara sambil menggeret kopernya. Koper khusus oleh-oleh sudah dibawa oleh anak buah Bara yang ikut menemani perjalanan honeymoon mereka. Ya bisa dibilang seperti bodyguard.

"Ra, maaf ya kita harus pulang cepet," gumam Haydan saat mereka berdua menaruh koper di bagasi mobil.

"Iya Haydan. Jangan minta maaf mulu. Lagian kan kamu emang pasti bakalan sibuk apalagi sekarang jadi CEO kan." Ginara menjawab sembari memegang tangan Haydan dan menyingkirkan tangannya dari koper. Sebab Ginara hendak menutup dan mengunci bagasi mobil.

"Beneran?" Hayadan kembali bertanya. Lama-lama Ginara sedikit kesal juga jika Haydan sudah begini.

"Iya Haydan sayangku~ suamiku~" Ginara mencoba menjawab tanpa nada ketus.

Setelah mendengar itu, barulah Haydan mau naik dan menjadi supir mobilnya. Karena sebagian bodyguard sudah ada dibandara. Lebih tepatnya ada di pesawat sewaan Haydan.

Ginara tidak banyak bicara sepanjang perjalanan. Dia asyik mengirim pesan dengan teman-temannya yang ada di Indonesia. Saat dipesawat pun Ginara dan Haydan malah tertidur. Kali ini Haydan meminta perjalanannya tanpa pemberhentian.

Mereka banyak mengobrol tentang hal-hal kecil. Sembari menunggu pesawat tiba ditempat tujuan. Haydan masih merasa bersalah karena pulang lebih awal dari yang mereka rencanakan. Tapi Haydan juga senang karena Ginara tidak banyak menuntut orangnya.

"Dan, kok gue pusing ya?" tanya Ginara saat pesawat sudah mendarat mulus di bandara Soetta.

"Kamu kena jetlag? Emang biasanya gini ya? Kuat jalan gak?" Haydan memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi karena sangat khawatir.

"Kuat kok. E-"

Tanpa banyak bicara Haydan langsung menggendong istrinya.

"Pak, tolong bawakan koper saya dan koper istri saya ke mobil ya. Nanti bapak antaranya saja ke apartemen kita. Bapak tahu kan?" Haydan berpesan sambil menggendong Ginara dikeluarkan tangannya.

"Siap, Tuan," jawabnya dengan sopan.

"Dan apasih turunin gak! Gue masih kuat jalan," protes Ginara karena merasa malu dilihat oleh orang banyak di dalam bandara.

Haydan malah berbisik, "kita sudah nikah kan? Ngapain harus malu sayang."

Dan ternyata teman-teman mereka menyambut mereka dibandara. Mereka semua memegang banner bertuliskan 'Welcome Home'. Ginara yang tadinya ingin pura-pura tidur karena malu dengan tatapan orang pun tidak jadi. Dia melompat dari pangkuan Haydan dan memeluk Windara, Karin, juga Nitha secara bergantian. Terakhir, dia memeluk kembarannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang