27. Lampu hijau

308 36 6
                                    

Happy reading 💞

******

Ginara dan Haydan menuruni anak tangga sambil berpegangan tangan. Sesampainya di lantai 4, tempat dimana ada ruang rawat inap Artha. Dua pasangan itu melihat keberadaan keluarga Haydan. Ginara refleks melepaskan genggaman tangannya.

"Kenapa dilepasin?" tanya Haydan.

"Malu," cicit Ginara.

"Kok malu sih. Sini," kata Haydan yang malah memeluk pinggang Ginara. Dan kebetulan Bara melihat kelakuan anaknya itu.

"Itu om Bara liatin juga ih," gerutu Ginara.

"Udah gapapa. Palingan disuruh nikah," ujar Haydan dengan entengnya. Ginara pasrah dengan kelakuan Haydan. Dia melepaskan tangan Haydan dari pinggangnya dan memegang tangan Haydan. Siempunya tangan tersenyum senang.

"Tuh mulut enteng banget kalo ngomong," kata Ginara.

"Emang lo gak mau nikah sama gue?" tanya Haydan.

"Y-ya maulah," jawab Ginara dengan sedikit gagap.

"Mami sama Papi kok ada disini?" tanya Haydan pada orang tuanya.

"Emang gak boleh? Kan Artha anak temen Papi," jawab Bara.

"Eh iya juga sih," jawab Haydan.

"Kalian mau kemana?"

"Itu om mau cari makan," jawab Ginara dengan memanggil Bara 'om'.

"Panggil Papi aja kali. Nanti juga jadi mantu Papi," kata Bara yang membuat Ginara sangat terkejut. Terlebih lagi disini juga ada orang tua Ginara dan ternyata ada Melvian dan kekasihnya. Wajah Ginara setelah kepiting rebus sekarang.

"Aduh udah dikasih lampu ijo nih wkwkw." Gara meledek adiknya.

"Udah dong jangan digoda terus. Yaudah kalau mau cari makan kalian sana berangkat aja. Hati-hati dijalan ya. Haydan juga jangan ngebut ya," ujar Tari yang menyadari bahwa Ginara sedang sangat malu dan gugup sekarang.

"Mami sama Papi mau nitip sesuatu?" tanya Haydan.

"Kita udah makan. Kalian aja sana," jawab Bara.

******

Mereka pergi ke restoran terdekat. Disana mereka memesan menu yang ingin mereka makan. Saat tengah asyik bercanda berdua sambil tertawa. Karin dan Jovin bergabung. Entah mengapa mereka berada di tempat yang sama. Padahal sebelumnya Hayda dan Ginara tidak merencanakan untuk double date.

"Boleh ikut gabung?" tanya Karin sambil menatap pasangan itu. Mereka hanya menganggukan kepalanya dengan berbarengan.

"Kok lo bisa sih tau kita ada disini?" Haydan langsung bertanya apa yang ada dibenaknya pada Jovin.

"Kita habis jenguk Bang Artha. Nanya kalian kok gak ada. Terus kata Om Bara kalian cari makan. Dan gue lihat mobil lo di depan restoran ini. Yaudah masuk aja. Ya gak beb?" Jovin menjelaskan alasan dia bisa datang ke restoran ini bersama kekasihnya Karin.

"Oh, kirain kalian cenayang wkwkw. Bisa tahu keberadaan tanpa harus dikasih tau," kata Haydan.

"Yakali ah," kata Karin yang menimpali perkataan Haydan.

Ginara sibuk dengan makanannya, karena sudah dua hari dia tidak makan. Jovin sekilas melirik Ginara yang terkihat sangat lapar.

"Pelan-pelan makan nya," ujar Karin yang melihat Ginara makan dengan kalap.

"Dan," panggil Jovin pada Haydan yang sedang makan.

"Apa?"

"Si Raya kan kerja di perusahaan Om Bara di cabang yang ada di Bandung," kata Jovin.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang