10. Ha? Apa?

430 64 13
                                    

Happy reading 💕

*****

"Nara!"

'Degh'

Ginara merasakan getaran berbeda kala mendengar Haydan memanggilnya dengan nama panggilan 'Nara'. Dia dengan refleks menolehkan kepalanya ke belakang.

"Eh?"

"Lo gak bilang makasih kek apa kek," gerutu Haydan dengan wajah yang menyebalkan bagi Ginara.

"Oke Thanks." Setelah berkata dengan sangat singkat seperti itu, Ginara berjalan memasuki gerbang rumahnya. Dia tidak menyadari bahwa Ayahnya memperhatikan gerak-gerik Ginara dari tadi. Begitu Ginara berhadapan muka dengan sang Ayah, dia langsung membatu.

"Ciee anak Papa punya pacar nih. Gak nyangka pacaran sama musuh sendiri haha." Ledek Leon pada anak gadis bungsunya.

"Ih apasih Papa. Dia cuman nganterin doang kok. Pacar dari mana haha. Orang ngeselin macam dia yang ada Nara stres setiap hari." Ginara menimpali perkataan Leon yang tadi.

"Yakin nganterin?"

"Iya nganterin Pa, ih Nara mau mandi dulu ya Papa godaan aku mulu."

"Awas nanti suka beneran loh Ra!"

"Mama! Papa tuh!" Adu Ginara saat melihat keberadaan sang ibunda di dapur sedang menyiapkan makan malam keluarga.

"Emangnya Papa kenapa heum?" Yura bertanya seraya mematikan kompor dihadapannya.

"Tau ah Papa suka banget godain anak gadisnya."

"Ahaha sesekali Papa kamu kangen bercanda sama kamu. Yaudah sana mandi nanti turun kita makan malam."

"Iya Ma," ujar Ginara.

Sepanjang menaiki tanga menuju kamarnya, Ginara masih memikirkan akan keanehan Haydan dari hari ke hari. Ginara lalu terhadap dari lamunannya saat melihat keberadaan Gara di kamarnya.

"Lo kok udah pulang? Katanya bareng bang Artha?" tanya Ginara seperti seorang polisi yang menginterogasi tersangka.

"Gue nebeng sama Liam bang Artha mau kencan sama pacarnya." Gara menjawab dengan posisi tubuh yang dia direbahkan dengan santai di atas kasur besar milik Ginara.

"Ga!"

"Oi! Nape lo tiba-tiba nemplok di gue?" Gafa terheran-heran dengan tingkah aneh Ginara yang tiba-tiba manja padanya.

"Kalo orang yang gak biasa manggil nama panggilan akrab gue nih ya. Terus dia tadi manggil nama akrab gue itu kenapa ya?" Ginara bertanya sambil berbaring di samping Gara.

"Si Haydan kan?" Gara langsung tahu apa yang Ginara maksudkan. Dan benar saja, ekspresi Ginara langsung terlihat berbeda.

"Sok tau!"

"Lo gak bisa bohong anjir. Lagian lo bilang tadi kan. Terus lo pulang dari perusahaan sama siapa? Nara Nara!" Gara menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ginara yang aneh.

"Iya Haydan. Lo kan sahabat setongkrongan dia. Kok mendadak dia jadi gini sih?" Ginara terheran sendiri dengan otak yang memutar memori beberapa hari kebelakang saat dia mulai akur dengan Haydan.

"Dia mulai suka kali sama lo."

"Jangan bercanda!"

"Seriusan, loh."

"Emang Haydan bilang sendiri sama lo?" tanya Ginara.

"Belom sih. Tapi kekjhatan kok. Yah, kata gue mah daripadalo masih berharap saa Jovin mah mending sama si Haydan."

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang