47. Cerita dulu

288 30 2
                                    

Happy reading 💞

******

"Mau sewa mobil apa jalan kaki?" tanya Haydan saat mereka sudah di depan gedung hotel.

"Jalan kaki aja yuk! Tuh pantai kayaknya gak jauh-jauh amat," ucap Ginara dengan antusias. Lalu Haydan pun memegang tangannya dan mereka pun berjalan bersama-sama sembari menikmati cuaca yang bagus dan pemandangan yang indah saat menjelang petang di Hawaii ini.

Ginara tampak kelelahan, padahal belum sampai ke tepian pantai. Haydan yang peka pun langsung berjongkok.

"Gapapa kok. Kita istirahat sebentar gue bisa jalan kaki lagi," gumam Ginara.

"Ayo naik aja!"

"Gue berat loh," jawab Ginara.

"Cepet naik!"

Ginara pun naik ke punggung Haydan. Dia mengalungkan kedua tangannya di leher Haydan. Sesampainya di pantai, Ginara meminta untuk di turunkan.

"Dan!"

"Apa?" tanya Haydan.

"Fotoin gue dong!" teriak Ginara yang sudah berpose.

Haydan mengambil ponsel dari saku celananya dan mengambil potret Ginara. Dia sekali lagi memotretnya dengan Ginara yang tidak membuat gaya sendiri. Tapi hasilnya bagus seperti natural.

"Ihhh jangan asal foto dong. Mana coba lihat?" omel Ginara sambil mendekati ke arah suaminya.  Tapi dia malah cengegesan tidak jelas setelah melihat hasilnya.

"Gimana hasil asal fotonya?" Haydan menyindir istrinya ini.

"Iya deh bagus. Um... ayo foto berdua. Buat kenangan."

"Bentar gue minta tolong dulu," ujar Haydan.

Dan kebetulan ada perempuan berambut pirang lewat, Haydan pun berbicara dengannya dan meminta tolong untuk mengambil foto ia dan Ginara.

Setelah beberapa pose selesai, Ginara dan Haydan mengucapkan terima kasih. Lalu mereka kembali menikmati suasana pantai yang sudah menampilkan semburat jingga di hamparan langit biru yang mulai menggelap.

"Lo laper gak?" tanya Ginara pada Haydan. Sebab terakhir kali mereka makan adalah saat di pesawat. Tepat sebelum mereka turun di bandara.

"Iya nih. Kita cari tempat makan yuk! Lo masih kuat kan jalan-jalan? Atau mau gue gendong lagi?" tawar Haydan.

"Gue masih kuat kok. Ayo kita jalan aja."

"Yakin?"

"Iya ih."

Haydan tertawa gemas melihat tingkahnya. Mereka pun mulai meninggalkan pantai dan memyusuri jalan berdua. Dengan kedua tangan mereka yang saling memggenggam.

Mereka berjalan sambil sesekali saling bercanda satu sama lain. Ginara pun melihat sebuah tempat makan yang unik.

"Ayo kita makan disana!" Ginara membawa Haydan berlari tanpa aba-aba apapun.

"Semangat amat neng haha."

"Gue laper banget. Tadi dipesawat gue gak makan," jawab Ginara yang malah curhat jadinya.

"Ya suruh siapa? Gue mah dari tadi dipesawat udah maksa ya." Haydan menasehatinya.

"Iya deh. Ayo masuk."

Haydan dan Ginara disambut oleh pemilik cafe dengan ramah. Sepertinya pasangan ini adalah pelanggan terakhir. Atau memang belum ada lagi  pelanggan.

"Dari Indonesia ya? Tenang saja semua makanan ini gak ada daging yang haram kok. Silahkan dilihat dulu ya menu makanan nya." Pemiliknya berkata dengan sangat fasih memakai bahasa Indonesia. Sontak saja membuat Ginara maupun Haydan terkejut mendengar perkataan pemilik cafe ini.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang