50. Clingy wife

389 35 11
                                    

Happy reading 💞

18+

*******

Ginara dan Haydan memasuki sebuah tempat khusus oleh-oleh. Mereka membeli apa yang akan diberikan kepada keluarga dan sahabat mereka. Ginara terus menempel pada suaminya. Jujur, insiden tadi membuat Ginara ingin selalu ada di dekat suaminya. Karena dia merasa lebih aman.

Haydan tersenyum sendiri melihat tingkah Ginara. Dia gemas tapi juga khawatir, Haydan takut itu menjadi sebuah trauma untuk Ginara. Sebab ini bukan yang pertama kalinya.  Dulu saat bersama Windara, Ginara dan adiknya si Windara hampir dipecahkan secara seksual oleh pemeras sekaligus musuh bisnis Ayah Ginara.

Mereka sudah membeli beberapa barang titipan oleh-oleh. Ginara meski tidak memegang tangan suaminya lagi, tapi dia tidak pernah jauh-jauh darinya.

Haydan cukup kaget saat mendengar berapa total barang yang mereka beli. Namun, dia tidak memperdulikan itu. Toh, dia masih bisa mencari lagi uangnya.

"Mau kemana lagi kita?" Haydan bertanya saat mereka sudah ada di dalam mobil. Semua barang belanjaan ditaruh di kursi belakang.

"Ke hotel aja deh. Kita lihat pemandangan laut dari hotel aja," jawab Ginara.

"Kamu yakin? Gak mau jalan-jalan lagi?" Haydan sekali lagi bertanya untuk memastikan jika Ginara tidak akan berubah pikiran.

Ginara menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Gak mau ih! Kamu gak lihat tadi aku hampir di lecehkan sama orang asing?"

"Aku gak maksa sayang, yaudah kalo gitu kita balik ke hotel aja ya. Maaf ya harusnya tadi aku ajak kamu aja meski kamu gak mau," ujar Haydan.

"Gapapa jangan minta maaf terus belum lebaran yang. Salah aku juga sih sok sok an mau nunggu sendirian," kata Ginara.

Haydan memegang dagu Ginara dengan lembut.
Dia menatap dalam mata indah sang istri.

"Kamu itu spesial. Makannya banyak orang yang tertarik sama pesona kamu." Setelah mengungkapkan beberapa kata itu Haydan pergi menjauh dan mulai menyetir mobilnya.

Ginara jadi salting sendiri. Ditambah tatapan dalam nan lembut Haydan membuatnya bertambah merah pipinya.

"Termasuk kamu ya? Kamu juga terpesona sama aku kan? Makannya nikahin aku?"

"Iya termasuk aku. Cuman dulu ketutup sama gengsi dan ego yang tinggi. Aku gak nyangka loh. Ternyata Ginara yang dulu aku anggap saingan itu orangnya baik banget dan hangat." Haydan mengatakan apa adanya tentang penilaian dia terhadap Ginara.

Baik itu dari sudut pandang dulu kala saat dia dan Ginara masih menjadi musuh. Dan juga saat ini yang dia sudah sangat sayang pada Ginara.

"Dulu aku bodoh banget loh," gumam Ginara dengan tawa kecil. Ya, dia menertawakan kebodohan dirinya sebelum menyadari bahwa ternyata Ginara salah mengejar orang.

Haydan langsung hafal siapa yang sedang dibicarakan oleh istrinya sendiri. Dia ingin marah, tapi disi lain, orang yang Ginara maksud juga teman seperjuangan dan sahabat baiknya.

Karena jarak hotelnya tidak terlalu jauh, jadi mereka sampai di hotel dalam waktu yang cukup sebentar.

Ginara membantu suaminya membawa barang belanjaan mereka.

"Gi," panggil Haydan saat dia dan Ginara sudah selesai menaruh barang-barang di tempat yang rapih.

"Iya kenapa?" Ginara menjawab panggilan suaminya sambil duduk di atas ranjang sambil menyender ke bahu Haydan. Ginara memeluknyabdari samping. Entahlah, setelah kejadian tadi, dia tidak ingin lepas dari Haydan. Dan jadi sedikit manja.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang