41. Satu atap

399 37 8
                                    

Happy reading 💞

*****

Malamnya ada acara hiburan. Yang diantaranya ada acara pesta dansa dan penampilan dari band yang Haydan undang. Ginara sedang berganti pakaian dengan gaun terakhirnya. Ginara merebahkan tubuhnya sejenak di sofa. Dan melihat kakinya yang terasa kebas dan pegal karena terlalu lama memakai heels.

Saat Haydan baru saja masuk, Ginara ingin menghampirinya malah terjatuh diatas empuknya gaun pengantin. 

"BAHAHAHA!"

Haydan malah tertawa keras melihat istrinya terjatuh. Ginara yang sedang datang bulan pun semakin badmood. Tapi, Ginara terlalu nyaman dengan posisi jatuhnya karena dia lelah sekali.

"Bantuin kek," kesal Ginara sambil berusaha bangun. Tapi dia sepertinya lemas. Haydan mengangkat tubuh Ginara yang masih mengenakan gaun pink.

"Idih jangan ngambek gitu. Minta dicium ya?" Haydan malah menggoda istrinya itu. Sayang, itu tidak ampuh. Ginara masih memasang wajah datar yang Haydan sangat takuti.

"....."

"Yaudah, mau gue bantuin gak?" Haydan mencoba membujuk Ginara yang tengah merajuk.

"Tau ah, bete!" Ginara berkata dengan sewot. Bukannya membalas perkataan Ginara, Haydan malah memeluk Ginara dari belakang. Dan meletakkan kepalanya diatas pundak Ginara yang terekspos.

Ginara masih tidak bergeming. "Mau apa dong?

"Yaudah, bantuin gue ganti baju. Awas loh jangan pake acara modus segala! Gue masih ngambek," ujar Ginara yang malah memikat Haydan. Karena menurutnya dia lucu sekali.

"Kalo gini malah makin bikin modus," jawab Haydan.

"Iya deh gajadi," kata Haydan yang tidak mau semakin memperburuk mood Ginara. Mereka berdua pergi ke kamar hotel khusus yang Bara pesan khusus. Karena tidak mungkin mereka pulang pergi ke asrama apalagi pasti mereka lelah seharian.

Haydan tidak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Ginara. Saat tiba di kamar hotel, mereka mendapati ada Jian yang sedang tertidur.  Mungkin dia sedang menunggu Ginara berganti baju. Karena dia pasti akan merubah riasan wajah Ginara juga.

Haydan dan Ginara saing lirik.

"Mending kita ambil bajunya aja. Sama tas make up gue." Ginara berkata dengan suara pelan. Tak ingin menganggu kenyamanan Jian. Dia tidur di pinggiran kasur.

Haydan mengambil baju yang sudah ada diatas kasur. Dan mengambil tas make up milik istrinya di atas nakas.

"Gak marah lagi kan?"

"Gak," jawab Ginara dengan nada yang datar.

"Lama-lama gue cium nih," kata Haydan dengan gemas pada Ginara.

"Ihhh... nanti aja." Ginara keceplosan.

'Bruk'

Haydan memeluk Ginara di ruang tunggu yang tadi. Dia membuat tanda merah dileher jenjang Ginara.

"Ihh... nanti pada lihat," gumam Ginara.

"Gapapa kan gue suami lo ini."

"Pake foundation aja deh," gumam Ginara yang mulai memoleskan tahapan make up. Haydan duduk disampingnya dan memperhatikan Ginara yang sedang merias wajahnya sendiri.

"Cantik." Haydan mengatakan hal itu dengan spontan.

"Eh? Ganggu ya," kata Windara yang tadinya ingin memanggil kedua pengantin karena lama sekali belum muncul.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang