40. Hari pernikahan

298 33 2
                                    

Happy reading 💞

******

"Gi!" Panggil Yura dari depan kamar Ginara. Tidak biasanya dia memanggil Ginara untuk membangunkannya.

"Kenapa, Ma?" Ginara malah bertanya dengan linglung. Yura menyibakkan selimut Ginara.

"Lihat hape. Sekarang tanggal berapa?" Yura menegur Ginara sambil berkata pinggang di depan putri bungsunya itu.

Ginara melotot saat melihat layar ponselnya. Yura memutar bola matanya jengah menghadapi Ginara. "Jangan mentang-mentang kamu lagi haid bangun siang. Hari ini kamu akan menikah. Cepet bagun!"

Ginara langsung ngancir pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Hari ini tepat pada tanggal 14 Februari mereka menikah. Entah mengapa bisa pas menentukan hari pernikahan di tanggal itu. Yang jelas itu di tentukan oleh kedua belah pihak keluarga.

"Kalau udah selesai mandi, Mama tunggu dibawah ya. Kak Jian juga udah dateng." Yura berpesan sebelum ia meninggalkan kamar Ginara.

Entah kebetulan atau apa, hari pernikahannya bertepatan dengan datang bulannya. Ginara mempercepat mandinya dan memakai baju biasa untuk turun ke bawah. Dia menuruni anak tangga dengan kecepatan sedang. Jian, Yura, Leon, Gara, dan juga Artha sudah berkumpul di ruang tengah dengan setelan yang rapi dan tampan.

"Aaa.. kak Jian kangen," ujar Ginara sambil menghampiri Jian yang sudah berdandan cantik. Jian hanya tersenyum.

"Baju pengantinnya pakai dulu, jadi nanti tinggal berangkat kita," perintah Yura pada Ginara yang masih memakai pakaian biasa.

"Siap laksanakan!"

"Gak nyangka ya, bakal adik kamu duluan yang nikah," kata Jian sambil melirik ke arah Artha yang duduk disampingnya.

"Iyaa hehe. Tenang abis itu tahun depan bulan depan kita nikah," jawab Artha.

"Ekhem!" Gara berdehem saat mendengar perkataan kakaknya itu.

"Ngiri aja lo. Mau nikah muda juga kayak Gigi?" Artha meninpali ucapan Gara.

"Malah berantem, ayo kak aku udah ganti baju nih," ujar Ginara yang sudah memakai gaun putih yang cantik.

Jian mulai membuka koper kecil yang isinya peralatan make up. Yang biasa dia bawa kemana-mana saat menjadi MUA wedding ataupun selebriti.

Tangan Jian merias wajah cantik Ginara dengan sangat luwes dan terampil. Yang lain ada yang sibuk memperhatikan, ada juga yang sibuk dengan ponsel. Bahkan Yura ikut sibuk merapika tatanan rambutnya. Leon menunggu di dalam mobil.

Setelah hampir menghabiskan waktu selama 2 jam, Ginara pun sudah di sulap menjadi semakin cantik. Semuanya benar-benar terpukau dengan hasil make up Jian.

"Wahh ini nih yang Mama suka. Bener-bener gaya Asia. Gak tebel tapi tetap cantik," puji Yura atas riasan wajah yang Jian lakukan pada Ginara.

"Iyaa karena terkesan elegan dan mewah aja. Cocok sama gaun yang Gigi pake." Jian menjawabnya sambil merapikan kembali koper kecil miliknya.

Tiba-tiba Leon masuk dan dia mematung sejenak melihat putri kesayangannya ini terlihat begitu cantik. "Ayo kita berangkat ke gedung. Keluarga Bara udah ada disana katanya. Pak amil juga lagi dijalan."

"Iya, Pa." Ginara menyahuti.

"Ini Nara di Mobil Papa ya. Sama Gara juga," kata Leon.

"Oke, Pa."

Gara tidak banyak bicara. Raut wajahnya entah kenapa terlihat begitu murung. Ginara bisa merasakan itu dari tatapannya tadi.

"Ga, lo lagi ada masalah?" Ginara bertanya.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang