55. Pendekatan

164 25 2
                                    

Happy reading 💞

******

"Sayang?" Kinan mendengarkan sedikit perkataan Haydan yang sangat jelas sebelum dia keluargaku ruangan tersebut. Hal itu sedikit membuatnya panas, sebab sejak dulu dia selalu memperhatikan si anak tengah pemilik utama hotel ini.

"Bu Kinan?" seseorang yang melihat Kinan melamun di depan ruangan Haydan pun menegurnya dan membuatnya kembali tersadar dari lamunannya.

"Eh, iya? Kenapa?" Kinan malah bertanya pada temannya itu.

"Kok ngelamun sih? Pak Haydan abis gombalin kamu?" tanya Maya dengan tatapan menggoda temannya.

"Apasih? Gak ada ah. Ayo balik kerja nanti banyak orang lihat dikira kita makan gaji buta." Kinan menarik lengan Mila untuk segera menjauh dari ruangan itu.

"Oh? Atau Pak Haydan ada sesuatu ya sama sekertaris cantiknya itu?" Maya terus memgpceh menanyakan apa yang Kinan lamunkan.

"Gak tau. Iya mungkin. Aku bukan temen dekatnya kan," kata Kinan dengan suara yang sedikit kesal.

"Deketin dong ceweknya biar tau."

Seketika terbesit sebuah rencana di otak Kinan.

"Ide bagus!"

Setelah perbincangan mereka itu, Maya mulai membicarakan perihal Haydan yang dekat dengan sekertaris pribadinya. Dia bahkan menambahkan beberapa fakta yang bahkan tidak Kinan katakan.

Saat istirahat tiba, Ginara dan Haydan juga sudah selesai bekerja. Mereka sedang duduk berdua di sofa sambil tertawa bersama mengingat pada pekerjaan mereka yang menjadi lebih sibuk.

"Oh iya, kamu mau makan diluar apa di kantin?" Haydan menatap lekat wajah lelah istrinya.

"Di kantin aja bareng Nitha."

"Aku ikut!" Haydan tetep kekeh ingin makan bersama.

"Iyaa deh. Ayo!"

Haydan dan Ginara keluar dari ruangan dengan bergandengan tangan. Semua pegawai nampak memperhatikan itu. Padahal, Haydan sengaja melakukan itu untuk lebih membenarkan rumor yang entah dari siapa mulai tersebar. Untungnya, memang faktanya benar bahwa mereka pasangan suami istri.

"Anjir! Makin nempel aja kayak perangko haha." Nitha sengaja berbicara dengan lantang membuat seisi kantin langsung ricuh berbicara.

"Ngiri aja lo!" Haydan membalas perkataan Nitha dengan kosakata non-formal.

"Lo udah tau siapa penyebabnya?" Nitha dengan raut wajah bertanya serius.

Haydan melirik pada Maya yang duduk dengan Kinan yang membicarakan Haydan dan istrinya juga Nitha. Dan Kinan menyadari bahwa Haydanrnatap mereka dengan tatapan tajam penuh peringatan.

"Tau dari mana kamu?" Ginara malah berkata seperti itu.

"Suami kamu ini kan CEO. Aku punya banyak mata-mata," bisik Haydan.

"Anjir kalo mesra-mesraan jangan di depan gue."

"Makanya kerja di tempat calon mertua dong haha," jawab Ginara.

"Justru mereka ngelarang gue buat kerja," jawab Nitha.

"Nih orang satu disamping juga sebenernya—"

"Aku masih mau kerja ya," potong Ginara. Haydan mengacak-acak rambut panjang istrinya.

"Iya aku juga gak larang kok. Kamu makannya jangan maen potong aja sayang," jawab Haydan.

"Eh, gue duluan ya. Ada yang mau diurus dulu data tamu yang tadi belum ke tulis. Keburu jam istirahat," kata Nitha sambil membawa makanan dalam wadah yang sudah tidak bersisa apapun.

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang