1. Kesal

1.2K 106 22
                                    

Happy reading 💕

_________

"Jangan didengerin," gumam Gara.

"Ya abisnya tuh orang kalo gak bikin kesel yang bikin naik pitam. Gue pake make up juga kan terpaksa. Kalo bukan ada acara beginian gue mah bedakan sama lipstik doang juga cantik," kata Ginara yang masih kesal dengan perkataan yang dilontarkan Haydan untuknya tadi sebelum masuk gedung.

"Nah kan tadi gue juga kesel sama lo persis kayak yang lo rasain sekarang wkwk," tukas Gara yang duduk disamping Ginara.

"AW! Sakit bego!" pekik Gara debgan cukup keras saat merasakan cubitan kecil mendarat di lengan kanannya.

"Iya makannya lo diem," balas Ginara dengan tatapan garangnya.

"Serius amat idup lo, gue cuman becanda doang," jawab Gara.

"Para hadirin sekalian. Dimohon untuk tidak ricuh. Karena acara akan segera dimulai."

"Wadaw cantik bener sahabat gue," celetuk seorang lelaki sambil menduduki kursi tepat disampingnya Ginara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wadaw cantik bener sahabat gue," celetuk seorang lelaki sambil menduduki kursi tepat disampingnya Ginara.

"Iya dong sahabat. Gue cantik banget kan? Ih pasti lo pangling deh haha," jawab Ginara pada Jovin. Dia adalah seorang teman masa kecil yang dipertemukan lagi saat SMA dan menjadi sahabatnya lagi sampai Ginara lulus S1.

"Musuh lo buat masalah lagi gak?" tanya Jovin seakan tahu bahwa tadi Ginara hampir saja adu jotos dengan Haydan.

"Eleh bocah tengil macam dia mana ada gak buat gue jengkel sehari aja gak pernah. Tadi aja hampir gue tonjok mukanya kalo tangan gue gak ditarik sama Gara," cerocos Ginara bagai anak kecil yang sedang mengadu pada Ayahnya karena dia habis dijahili oleh temannya.

Jovin tersenyum hingga matanya tidak terlihat.

"Berisik! Itu yang di depan dengerin dosen lagi ngomong," celetuk Haydan yang ternyata duduk tepat di belakang Gara.

"Jo, kok kayak ada yang ngomong ya? Lo denger gak?" tanya Ginara pada Jovin.

Sebenarnya dia tahu siapa yang sedang berbicara, hanya saja Ginara sedang ingin berpura-pura tidak mendengarnya. Dia masih kesal dengan perkataannya saat di depan gedung.

"Itu di depan kan pak Cahyo lagi pidato," jawab Jovin.

"Lo mau ikut-ikutan bikin mood gue makin ancur?" tanya Ginara sambil mencubit kecil pinggang Jovin.

"Ih kalo nyubit jangan kecil-kecil sakit tahu. Suka ada bekasnya," ujar Jovin.

"Ah tau ah gue pundung. Hari ini semuanya pada bikin gue kesel."

"Lo mau PMS ya?"

"Ya mana tahu. Eh! Iya deh keknya perut gue agak kram nih. Aduh mana si Gara udah dipanggil," ucap Ginara.

"Kelamaan duduk kali." Jovin menjawab seperti itu karena dia tidak mau membuat Ginara semakin memikirkan rasa sakitnya.

"Ginara Hanessa. Selamat untuk Ananda Ginara karena terpilih sebagai Mahasiswa terbaik di departemen bisnis. Dengan nilai IPK 3,68. Dimohon untuk Ananda Ginara Hanessa agar segera menaiki podium."

Semua orang yang berada di dalam gedung bertepuk tangan saat mendengar perkataan dari dosen yang menjadi MC hari ini. Ginara menjadi pusat perhatian karena pengumuman barusan, dan juga karena penampilannya yang tidak seperti biasanya.

'Wah, itu Ginara di departemen bisnis? Gila sih kenapa hari ini dia cantik banget.'

'Udah cantik, pinter aduh idaman banget.'

'Asli gue pangling. Dia biasanya kalo Dateng ke kampus pakaiannya gak terlalu feminim kek begitu.'

Ginara berjalan bak seorang model, karena semua pasang mata tertuju padanya. Sesampainya di podium, Ginara diberikan sebuah jubah warna hitam khas dari kampusnya, tak lupa beresta toga yang dipasangkan ke atas kepalanya. Kemudian dosennya itu memakaikan dua medali dan Ginara juga memegang sebuah ijazah serta sertifikat. Setelah selesai sesi foto saat memegang ijazah dengan dua medali yang menghiasi lehernya.

"Kami persilahkan kepada Ananda Ginara Hanessa untuk menyampaikan beberapa kata dan motivasi untuk teman-teman kuliahnya dan juga untuk adik tingkatnya yang menjadi panitia wisuda hari ini," ujar sang MC.

Ginara pun mendekati sebuah mikrofon yang terpasang di dekatnya.

"Pertama-tama saya ucapkan terima kasih banyak untuk para dosen yang sudah membimbing saya dan memberikan banyak ilmu pada saya. Sehingga saya bisa berada di sini sekarang. Tak lupa, saya juga berterima kasih pada keluarga dan teman-teman saya yang selalu memberi saya motivasi untuk belajar dengan giat. Saya tidak akan berbicara banyak, pesan saya untuk adik tingkat, main boleh. Tapi kalian jangan lupakan bahwa kalian memilik banyak tugas. Ayo semangat, saya yakin kalian semua akan jadi orang-orang yang sukses. Terima kasih," kata Ginara dengan lancar tanpa ada gagap sedikitpun.

Dia berjalan menuju ke arah pintu keluar dari gedung tersebut. Gara dan kakak beresta kedua orang tuanya menyambut kedatangan Ginara dengan wajah yang nampak bangga dan bahagia.

 Gara dan kakak beresta kedua orang tuanya menyambut kedatangan Ginara dengan wajah yang nampak bangga dan bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, gak nyangka kamu lulus dengan IPK segitu. Salut Abang sama kamu. Eh, Gara bukannya kita harus foto dulu ya di sana!" tunjuk Artha dengan dagunya pada sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, tapi disana ada beberapa orang yang baru saja selesai berfoto-foto dengan keluarganya.

Mereka semua pun masuk ke dalam ruangan itu. Saat hendak keluar dari ruangannya, Ginara berpapasan dengan Haydan. Dia juga memakai dua medali yang sama sepertinya.

"Hei si nomor satu yang beda 1 nomor doang sama gue. Selamat ya, Lo jadi mahasiswa terbaik di departemen bisnis," ucap Haydan sambil tersenyum. Tapi tidak terlihat tulus. Dia mengulurkan tangannya untuk mengucapkan selamat pada Ginara.

Melihat itu, Ginara menaikkan satu alisnya. Dia pun mengangkat tangan kanannya, tapi dia tidak menjabat balik tangan Haydan. Ginara mengangkat tangannya karena dia ingin membenarkan rambutnya.

"Makasih si nomor dua. Selamat juga ya buat lo." Ginara berkata sambil berjalan mengikuti langkah Gara yang sudah jauh 2 meter di depannya.

"Wah, bener-bener ya tuh cewek!"

"Ini mau difoto gak sih bang Idan?" tanya seorang gadis cantik dengan ekspresi wajah yang datar.

"Iya maulah!"

.

.

.

To be continued...

Stokanim 💚💚💚💚💚💚

Maaf pendek ya part 1 nya. Semoga kalian suka. Ayo jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan vote ya

(Not) My Foe || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang