Part 50. Kebingungan Cokhi

518 132 17
                                    

Cokhi terlihat kebingungan ketika tak ada satu panggilan pun yang diterima oleh Moyla. DI tak tahu kemana perginya wanita itu dan kenapa secara tiba-tiba menghilang begitu saja. "Apa dia ini kerabatnya Vampire?" tanyanya pada keheningan ketika dia berkonsentrasi pada setirnya. Matanya menatap lurus ke depan, telinganya tersumpal handsfree, dan mulutnya terus saja mengomel karena Moyla tak kunjung bisa ditemukan.

Lalu, mau tak mau dia harus bertemu dengan Moyla untuk membicarakan masalah pertemuan keluarganya dengan keluarga wanita itu. Cokhi kali ini benar-benar kalah jauh oleh kekasihnya. Moyla segera mengambil tindakan ketika dia menyadari apa yang harus dilakukan Bukan tipe wanita yang menunggu dan menunggu kekasihnya hanya sekedar untuk mengambil tindakan selanjutnya dalam sebuah masalah.

"Moyla kemana?" memutuskan untuk menghubungi Galaksi, Cokhi bertanya langsung tanpa mengambil jeda sedikitpun. Seolah dia sedang diburu waktu. Terlihat keningnya mengernyit ketika dia merasa ucapan Galaksi itu sudah dipahami dan dicerna di dalam kepalanya.

"Dia ada di rumah calon ibu mertuanya." Itu adalah kalimat jawaban yang diberikan oleh Galaksi untuk Cokhi. Ketika dia sudah mendengarkan jawabannya, maka dia hanya perlu berputar balik dan menyetir sampai ke kediaman orang tuanya. Lelaki itu penasaran dengan Moyla yang tiba-tiba datang ke rumah orang tuanya. Apa yang terjadi sebenarnya? Itulah yang menjadikan dirinya penasaran setengah mati.

Bahkan ketika dia sudah sampai di rumahnya, dengan segera melangkahkan kakinya untuk segera masuk ke dalam rumah. Dengan langkah pelan berusaha tidak menimbulkan suara apapun. Dan suara Moyla terdengar dengan jelas di telinganya. Cokhi bukan orang yang gegabah dan dia adalah lelaki yang penuh dengan perhitungan. Menguping cerita orang memang tidak baik, tapi dia tahu memang inilah yang harus dilakukannya.

"Saya hanya tidak ingin reaksi yang ditimbulkan ketika Om dan Tante datang ke rumah orang tua saya, kalian terkejut karena diperlakukan dengan tidak baik." Suara Moyla terdengar lagi dan terdengar ada sebuah kekhawatiran di dalamnya.

"Tante, meskipun mereka memperlakukanku dengan tidak baik selama ini, tapi aku tahu aku tetap harus menghormati mereka. Aku mungkin bisa keras melawan mereka, tapi jauh di dalam hatiku aku nggak mau seperti itu. Selama ini aku selalu menjadi anak yang pemberontak. Aku tidak ingat kapan pastinya, tapi mereka seolah seperti selalu bersikap tidak sama ketika memperlakukanku dengan adikku. Karena itulah, Abang yang selalu ada buatku tapi ternyata dia tidak bisa berlama-lama denganku." Moyla sudah berjanji kepada dirinya sendiri dia tak akan membuka luka itu setelah menceritakan kebenaran kepada Cokhi.

Tapi, tentu saja keadaan tidak bisa semudah itu ditebak. Dia akan mendapatkan keluarga baru. Dan dia juga harus melewati fase di mana dia tak bisa menyembunyikan terus menerus apa yang terjadi di masa lalu kepada mereka. Jujur dan berterus terang sejak awal akan membuat semuanya menjadi lebih mudah kedepannya meskipun sekarang berdarah-darah.

Mendengar itu, Cokhi kembali melongokkan kepalanya untuk melihat ke dalam dan dia bisa melihat dua perempuan yang disayanginya itu sedang saling menatap tanpa berbicara kembali. Ibunya tidak mengatakan apapun dan hanya diam saja. Cokhi kini yang khawatir dengan reaksi ibunya. Jika semua rahasia sudah dikeluarkan, apakah wanita yang sudah melahirkannya itu akan menolak mengingat latar belakang kehidupan Moyla? Dengan tidak sabar, Cokhi keluar dari persembunyiannya dan bersuara.

"Kenapa Mama hanya dia saja?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dan itu membuat dua wanita itu menoleh ke arahnya secara bersamaan. Cokhi berdiri dan menatap ibu dan kekasihnya itu dari kejauhan dengan wajah yang sangat serius. Bayangannya terlalu membabi-buta. Dia berpikir jika dia akan menjadi orang yang akan mendapatkan pertentangan dari orang tuanya karena masa lalu kekasihnya. Setelah itu, dia dipisahkan dengan Moyla, kemudian pada akhirnya dia patah hati. Kalau itu adalah gadis lain, dia akan mudah membujuknya. Tapi, ini adalah Moyla. Perempuan keras kepala yang bahkan sejak awal saja tidak berminat sama sekali kepadanya.

Tidak, dia tak mau patah hati karena ini. Tatapan yang diberikan kepada ibunya bahkan terlihat terlalu tajam seolah dia sedang mengintimidasi wanita tersebut. Satu lemparan bantal sofa mengenai kepalanya. "Apa yang kamu pikirkan?" ibunya bersuara. Beliau masih duduk di tempatnya namun tatapannya mengarah pada putranya yang suka sekali mendramatisir keadaan.

"hilangkan semua drama di dalam kepalamu itu. Hobimu itu benar-benar akan merusak akal sehatmu." Seandainya itu bukan ibunya, entah apa yang akan dikatakan oleh Cokhi setelah dia mendapatkan 'kekerasan' seperti itu. Bukan hanya game, tapi Cokhi bahkan terkadang menonton drama dengan kisah yang rumit seperti adanya pelakor dalam rumah tangga, atau hubungan si kaya dan si miskin yang berakhir dramatis karena hubungan si pemeran utama penuh liku karena sebuah restu yang tak kunjung di dapatkan. Bahkan, Moyla yang perempuan saja tak pernah tertarik dengan kisah-kisah melankolis seperti itu.

Mengambil bantal sofa yang mental beberapa langkah darina, Cokhi lantas mendekati ibunya dan juga Moyla. Duduk di belakang kekasihnya di lengan sofa, dan merangkul pundak wanita itu.

"Ma, Moyla sudah mengatakan semuanya terkait hubungannya dengan orang tuanya. Bahkan akhir-akhir ini hubungan mereka semakin rumit karena sebuah masalah."

"Jadi, tujuannya pindah di apartemen hanya ingin menyelinap masuk ke dalam unit tetanggamu?" decakan juga dikeluarkan oleh ibu Cokhi, "tidak berguna." Katanya dengan wajah sinis. Moyla sepertinya memang sudah mengatakan semuanya sebelum Cokhi benar-benar bertindak. Cokhi berdehem canggung, dan menghindari tatapan ibunya.

"Sebenarnya alasan yang benar itu bukan seperti itu, Ma. Karena kalau dengan cara lain, dia itu nggak bakalan luluh begitu saja. Aneh aja, adiknya dia aja tergila-gila sama aku, dianya lempeng banget. Jadi aku butuh tenaga banyak dan cara yang praktis untuk mendekatinya." Setelah mengatakan itu, dengan tak tahu malunya dia mengecup puncak kepada Moyla dengan santai seolah ibunya di sana adalah makhluk tak kasat mata.

Wajah Moyla terlihat memerah campuran antara menahan malu dan menahan amarah. Seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Moyla saat ini, Cokhi lagi-lagi berceletuk. "Mama tahu, aku nyium di depan Mama kaya gini, nanti kalau udah nggak ada Mama aku pasti dianiaya." Satu geplakan itu mendarat di kepala Cokhi.

"Makanya, jadi cowok itu jangan asal nyosor aja. Kaya bebek." Setelah mengatakan itu, ibu Cokhi tak lagi kembali duduk di sofa dan memilih untuk pergi meninggalkan pasangan tersebut. Sayangnya, untuk kali ini apa yang dikatakan oleh Cokhi tentang penganiayaan yang mungkin akan dilakukan oleh Moyla kepadanya sama sekali tak terjadi. Meskipun Moyla berbalik dan menatap Cokhi dengan wajah tak bersahabat, tapi dia memeluk pinggang Cokhi dan menenggelamkan wajahnya di perut lelaki itu. Cokhi sedikit terkejut, tapi dia pada akhirnya tahu jika Moyla baru saja membuka luka lama yang disembunyikan. Dan, penganiayaan itu mungkin sekarang sedang di pending. Karena dia yakin, kalau Moyla ada pada mood yang buruk dan itu terkait dengannya, maka dia benar-benar akan mengungkit kejadian itu.

*.*

Yoelfu 19 Juli 2021

Mr. SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang