"Ini menarik!" suara ayah Cokhi terdengar mengalun santai, "Delima, bolehkah saya tahu bagaimana Moyla menurut pandangan kamu sebagai orang yang mungkin dekat dengannya. Kamu bisa mengatakan kepada kami?" detik-detik seperti ini adalah waktu di mana semua orang yang terlibat dalam pembicaraan itu menjadi memiliki ketegangan yang cukup tinggi. Sayangnya, sepertinya mereka sudah mampu mengolah emosi yang ada pada diri mereka masing-masing.
Masalah hati siapa yang tahu, tapi ekspresi yang ditunjukkan oleh Moyla sungguh terlihat masih sama. Sesekali ada kerutan di dahinya menandakan jika dia benar-benar sedang berpikir.
"Saya tidak tahu kenapa ini kembali terulang." Delima memulai, "dulu, ketika kami masih sama-sama muda, kami juga pernah mencintai lelaki yang sama. Sayangnya keberuntungan berpihak kepada saya karena lelaki itu lebih memilih saya. Yang menjadikan saya tidak habis pikir adalah, hanya karena lelaki itu, dia harus hidup seperti ini sekarang. Jauh dari pantauan orang tua dan hidup liar di luar sana." Beruntungnya, Delima sama sekali tak membahas masalah kakak mereka. Karena kalau sampai itu terjadi, Moyla tak akan pernah segan melemparkan sepatu berhak tinggi yang dikenakan ke wajah Delima.
"Saya tahu, Pak Cokhi sekarang sedang terjerat cinta Moyla, tapi kalau saya diberi kesempatan untuk dekat dengan Pak Cokhi, saya pasti akan bisa mengambil hati beliau." Kepercayaan dirinya terlalu tinggi, dan itu membuat keluarga Cokhi terlihat keheranan hanya saja tak diperlihatkan.
Keheningan kemudian menyergap ruangan tersebut dan kebekuan terjadi. Tidak ada dari mereka yang kembali berbicara. Namun, yang menjadi pemandangan menarik adalah, tatapan ibu Cokhi yang mengarah pada Delima. Tatapan itu terlihat lembut dan siapa saja yang melihat itu pasti akan menyangka jika itu adalah tatapan kekaguman. Dan setelahnya, beliau berbicara.
"Apa keputusan Bapak sudah bulat, jika Cokhi tak akan bisa menjadi menantu keluarga kalian jika bukan dengan Delima yang dinikahi?"
Ayah Moyla menatap perempuan itu dengan tegas. "Benar. Karena saya memiliki pilihan sendiri untuk calon suami Moyla."
"Kalau begitu, kami juga tidak akan memaksa Bapak untuk memberikan restu untuk putra kami menjadi menantu keluarga ini. Karena kami tidak akan menikahkan Cokhi dengan perempuan lain selain Moyla. Apa Delima sudah puas dengan jawaban saya?" bukankah itu sebuah tamparan keras yang mengenai tepat di wajah Delima? Atau sebenarnya bukan hanya Delima. Tapi juga kedua orang tuanya.
"Membeberkan masa lalu di depan calon besan, itu sangat tidak sopan menurut kami. Jadi, Delima, bijaklah dalam berbicara." Tidak ada terlihat emosi yang ditunjukkan oleh orang tua Cokhi terlihat jika mereka sangat bisa menahan emosi yang sedang bergejolak di dalam hati mereka. Wajah ayah Moyla bahkan terlihat sangat pucat pasi, sedangkan ibu Moyla terlihat tak bisa berkata-kata. Ini sungguh buruk memang.
"Pak, kami datang kesini dengan tujuan yang baik." Suara ayah Cokhi terdengar, "kami ingin melamar Moyla sebagai menantu kami. Cokhi, sudah jatuh cinta terlalu dalam kepada putri Bapak bernama Moyla, bukan yang lain. Kami memiliki rencana untuk segera menikahkan mereka dalam waktu dekat. Ini bukan karena seperti apa yang Bapak tuduhkan kepada Moyla yang sedang hamil, tapi karena Cokhi memang tak menginginkan Moyla untuk pergi dari hidupnya. Lagipula, mungkin Bapak tidak tahu, jika Cokhi adalah sahabat dari putra Bapak yang pertama." Tak ada yang menduga jika ayah Cokhi yang akan membuka masalah itu terlebih dulu dan membeberkan semuanya. Ayah Moyla bahkan tidak pernah tahu masalah tersebut. Moyla menegang dan getaran di dalam hatinya melantak tak karuan.
"Apa yang anda bilang?" begitu kata ayah Moyla.
"Sejujurnya, kami sudah tahu permasalahan di masa lalu yang melibatkan antara putra-putri Bapak. Cokhi, pernah hampir frustasi karena kehilangan sahabatnya. Dan waktu dulu, kami sudah mencari tahu tentang apapun mengenai itu, hanya kami tak mengatakannya dan bahkan Cokhi saja tak tahu. Saya menutup masalah ini seorang diri karena memang ini bukan permasalahan saya, tapi siapa yang menduga, pada akhirnya sekarang semua ini melibatkan kehidupan kami. Dan saya harus membuka kembali sesuatu yang saya tutup rapat di masa lalu ketika Cokhi menceritakan tentang Moyla."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Simple
RomansaDia bukan lelaki yang suka berbasa-basi. Apa yang ada di kepala selalu diungkapkan dengan kata. Karena memendam hasil pemikirannya di dalam kepala, tak selamanya baik menurutnya. Dan kisahnya akan di mulai. Seri ke lima dari Kimchi. Dimulai tanggal...