Part 60. Masih Tahap Diskusi

539 108 12
                                    

Cokhi harus memastikan lagi apa yang diinginkan oleh Moyla setelah pernikahan mereka nanti. Jika memang perempuan itu menginginkan pisah rumah dengan orang tua Cokhi, maka dia akan membuat rumah untuk keluarga kecil mereka. Cokhi tidak akan mendesak atau melarang apa yang diinginkan oleh calon istrinya tersebut. Baginya, mengikuti Moyla adalah sebuah keharusan.

Dan jawaban Moyla adalah 'masih dipikirkan' membuat Cokhi hanya sanggup untuk menunggu. Toh ini bukan masalah besar yang harus menjadi bebannya. Yang harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana caranya untuk menemui ayah Moyla tanpa ada pertengkaran diantara keduanya. Cokhi hanya tidak ingin egois dengan 'mengambil' putri orang tanpa restu.

"Kenapa kamu merasa perlu datang ke tempat Papa?" Moyla segera saja menodongkan pertanyaan kepada Cokhi ketika lelaki itu mengatakan keinginan untuk bertemu dengan ayah Moyla. Sudah beberapa kali ditolak, tapi Cokhi merasa itu bukan masalah besar sehingga dia perlu merasa putus asa.

"Kamu masih memiliki ayah dan ibu. Mereka masih lengkap dan aku ingin menunjukkan itikad baik kepada mereka dengan datang kembali sebelum kita menikah."

"Papa akan menolakmu dan menolakmu lagi. Itu yang akan dilakukan. Jangan membuat aku sakit hati dengan kamu diperlakukan seperti itu."

"Aku bisa mengatasinya." Cokhi adalah lelaki keras kepala. Tidak akan mundur hanya dengan sebuah gertakan yang tak berarti. Meskipun Moyla meminta untuk mengurungkan niatnya, tapi Cokhi tetap akan maju dan mencoba.

"Ini yang terakhir kalinya kamu melakukan hal yang sia-sia seperti ini. Karena aku tidak akan membiarkanmu untuk melakukannya lagi suatu hari ini. Janji, ini yang terakhir." Sebelum Cokhi menyetujui perjanjian itu, maka Moyla tak akan berhenti. Maka jalan yang harus diambil oleh Cokhi adalah mengangguk.

Dan, di sinilah dia sekarang. Duduk di ruang tamu VIP kantor ayah Moyla untuk menunggu calon mertuanya itu muncul. Perusahaan ayah Moyla memang tidak sebesar perusahaan milik Cokhi. Tapi tetap saja Moyla memang bukan terlahir dari keluarga yang biasa saja.

"Untuk apa kamu datang ke sini?" Cokhi mendongak dan mendapati ayah Moyla sudah datang menemuinya. Seolah masih terlihat tak memiliki niat untuk menyapa Cokhi, lelaki paruh baya itu hanya berdiri di dekat meja dengan tatapan mengarah pada Cokhi.

Kekasih Moyla itu berdiri dan mengangguk dengan sopan. Meskipun tidak ada senyum yang terlihat di bibirnya, tapi Cokhi tidak menunjukkan kesombongannya sedikitpun.

"Ada yang perlu saya bicarakan kepada Bapak." Katanya dengan segera. "Ini tentang pernikahan saya dengan Moyla." To the point adalah jalan ninja Cokhi. Dia melihat reaksi yang diberikan oleh lelaki itu sebelum melanjutkan ucapannya. Tapi, apa yang dikatakan oleh Moyla benar. Dia tak melihat ketertarikan dari raut wajah lelaki yang ada di depannya tersebut terkait ucapannya. Entah kenapa, tiba-tiba saja Cokhi merasa sakit hati melihat ayah Moyla. Bagaimana tidak, jika orang yang seharusnya paling antusias mendengar putrinya akan menikah, justru hanya diam tanpa mengatakan apa pun.

"Kami akan segera menikah. Saya bermaksud memberikan informasi ini kepada Bapak, mungkin saja Bapak bisa ikut andil dalam rencana ini. Moyla, saya yakin dia akan bahagia ketika Anda memberikan restu Anda kepada kami. Pun, dengan saya." Cokhi berusaha untuk mencari kata yang tepat agar tidak disalah artikan oleh lelaki paruh baya tersebut. Tatapan ayah Moyla seolah memerangkap Cokhi tapi Cokhi sama sekali tak peduli.

Keheningan menghujani keduanya ketika Cokhi tak lagi berbicara. Ayah Moyla pun bahkan tak mengatakan apa pun dan hanya menutup mulutnya rapat. Hitungan detik menjadi menit, dan di menit ke lima, pada akhirnya Cokhi lah yang kembali memulai.

"Saya tidak akan mencampuri masalah yang tercipta antara Anda dan Moyla. Tapi, satu hal yang perlu Anda ingat. Ada waktu di mana Anda akan membutuhkan Moyla suatu saat nanti. Bagaimanapun, Moyla adalah putri Anda dan darah anda mengalir di tubuh Moyla. Jangan sampai saya menjadi menantu jahat dengan tidak memberikan izin kepada Moyla ketika Anda barangkali membutuhkan dia. Karena itu yang akan saya lakukan untuk melindungi istri saya. Saya adalah lelaki yang posesif." Itu adalah sebuah peringatan keras yang diberikan oleh Cokhi kepada ayah Moyla.

Mr. SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang