"Besok kita berangkat pagi." Cokhi menikmati ice cream di dalam rumah Moyla setelah Moyla sudah sampai di rumah pukul sepuluh malam. Kebiasaan Cokhi sekarang adalah, selalu menunggu Moyla pulang terlebih dulu, baru dia bisa tidur dengan nyenyak.
Jangan dulu bertanya berapa persen cinta lelaki itu sudah tumbuh untuk Moyla sekarang. Biarkan dulu mereka berproses.
"Aku harus tahu gimana David deg-degan mau ijab qabul. Biar nanti aku bisa waspada juga kalau udah giliranku."
"Giliran apa?"
"Giliranku halalin kamu. Pakai nanya lagi. Siapin diri, sebulan dari sekarang."
"Gundulmu sengak." Moyla melototi Cokhi karena ucapan lelaki itu yang tanpa berpikir sama sekali.
"Lah emang gitu kok. Marvel sama Kiev, itu dulu nikahnya juga jaraknya nggak lama. Sekarang aku sama David juga gitu." Enteng sekali pengucapannya.
"Emangnya kamu mau lomba atau apa?" Kata Moyla dengan sengit. "Orang nikah di jarak-jarak in." gerutunya.
"Bukannya jarak-jarakin, tapi kalau rukun nikah udah lengkap, nunggu apa lagi?" Cokhi tak mau kalah. "Aku sebagai mempelai lelaki, kamu mempelai perempuan, saksi banyak, mahar banyak, tidak ada paksaan__"
"Itu namanya paksaan. Orang aku nya aja belum tentu mau, udah ambil keputusan aja."
"Halah, nanti juga kamu bakal mau sendiri." Percaya dirinya itu benar-benar mengerikan memang satu orang ini.
"Pulang sana. Makin lama makin ngelantur aja." Seharusnya Cokhi sekarang ini ada bersama David. Tapi sayangnya, David justru tidak ingin ditemani siapapun karena dia butuh sendirian menhafalkan ijab qabul yang akan dilakukannya esok hari.
Karena itu, Cokhi sekarang merecoki Moyla seperti biasa.
"Oke." Katanya bertingkah menjadi anak baik, "Besok pagi jangan telat. Dandan yang cakep." Katanya memperingatkan. Sama sekali tak mendapatkan tanggapan dari gadis itu.
"Bye, calon halalku. Gudu naight." Katanya berbicara dengan dibuat-buat. Jangankan menoleh, melirik saja tidak dilakukan oleh Moyla. Biar tahu rasa si muka abstrak itu. Tapi mana sedih Cokhi diperlakukan seperti itu. Bahkan langkahnya ringan seringan kapas. Sambil bernyanyi, dia pulang ke rumahnya sendiri seolah-olah, kebahagiaan selalu menyertainya. Oh, so kampret.
Ketika pagi sudah kembali menggantikan malam, Moyla benar-benar sudah diberondong dengan banyak chat oleh Cokhi. Kalau sampai chat itu tidak dibalas, maka siap-siap saja, berondongan chat itu akan terus-terusan dia terima di ponselnya.
Tabiat Cokhi memang sesuatu sekali. Dan, 'Ya, aku udah siap-siap, nggak usah khawatir' adalah balasan yang dikirimkan oleh Moyla untuk Cokhi agar ponselnya tidak terus-terusan bergetar seperti guncangan berskala besar. Punya tetangga yang menyebalkan seperti ini memang sangat menyusahkan.
Moyla keluar dari kamarnya setelah bel rumahnya berbunyi. Tentu saja dia tahu kalau tamunya adalah Cokhi. Membukakan pintunya, dia benar-benar mengakui kalau lelaki di depannya itu benar-benar terlihat sangat tampat. Rambutnya yang biasanya menutupi keningnya, kini di sisir ke belakang dengan tatanan yang rapi.
Sangat mempesona. Begitu juga dengan Cokhi yang terlihat terpesona dengan Moyla. Cokhi memang meminta Kyra untuk membuatkan pakaian yang senada untuk Moyla. Dan Kyra jelas melakukannya dengan senang hati.
"Selamat pagi, calon halalku." Itu lagi yang diucapkan. Moyla yang tadinya merasa jika ketampanan Cokhi meningkat lima ratus persen, kini juga minus lima ratus persen. Sangat turun drastis bukan? Hanya karena sapaan pagi Cokhi yang mengelikan bagi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Simple
RomanceDia bukan lelaki yang suka berbasa-basi. Apa yang ada di kepala selalu diungkapkan dengan kata. Karena memendam hasil pemikirannya di dalam kepala, tak selamanya baik menurutnya. Dan kisahnya akan di mulai. Seri ke lima dari Kimchi. Dimulai tanggal...