Jangan membuang kesempatan baik. Itu adalah prinsip hidup seorang Delima. Ketika beberapa kali dia satu mobil dengan Cokhi, kali ini dia memberanikan diri untuk lebih dekat dengan lelaki itu. Sejak tadi dia sedang memikirkan sesuatu yang kiranya bisa membuka percakapan yang pas untuk bisa memancing lelaki itu membicarakan masalah asmaranya.
"Bapak pagi sekali sudah sampai di apartemen Kak Moy." Memberanikan diri untuk mengatakan pancingannya agar mereka berdua tidak diliputi dengan keheningan. Entah kenapa Cokhi sepertinya sangat menikmati sekali keheningan tersebut.
"Karena kalau tidak, saya nggak bisa sarapan sama dia. Dan nggak bisa ngerjain dia." Delima melihat senyum tipis di bibir lelaki itu dia semakin menggebu untuk terus berbicara.
"Sepertinya, Bapak sangat mencintai Kak Moy. Saya merasa iri melihatnya." Dengan gamblang dia mengatakan hal tersebut. Tapi tentu saja Cokhi tak mungkin berpikir sejauh itu sampai mengira jika sebenarnya Delima adalah orang yang sedang mengincarnya.
"Jangan iri sama Moyla, dia adalah gadis malang yang nggak tertarik sama pesona saya." Itu adalah sebuah candaan. Tapi bagi Delima, itu adalah sebuah peringatan.
Ketika Cokhi terkekeh, dia juga ikut berpura-pura tersenyum, "Tapi Kak Moy benar-benar gadis yang beruntung karena bisa menarik perhatian Bapak."
"Itulah hukum alamnya," jawab Cokhi dengan sangat santai, "Gadis yang malang, akan dipertemukan dengan keberuntungannya. Dan saya berharap, memang saya satu-satunya lelaki keberuntungan Moyla."
"Bagaimana kalau ada orang yang menyukai Bapak? Tidak, maksud saya, mencintai Bapak." Delima memang tak akan sabar dengan mengatakan pancingan kepada Cokhi. Karena buktinya, dia langsung memukul tepat sasaran.
"Nggak ada masalah," katanya. "Semua orang berhak mencintai orang lain. Hanya jangan meminta balasannya." Cokhi melirik Delima seolah mengatakan, 'Ini buat lo,' tapi sebetulnya itu adalah gerak reflek dari seseorang yang sedang berbicara dengan orang lain.
"Bagaimana dengan saya?" katanya. Lalu lintas yang padat seperti sekarang ini, membuat Delima memiliki waktu untuk terus mengeluarkan apapun yang ingin dia katakan kepada Cokhi.
"Maksud kamu dengan 'saya'? kamu yang kamu maksud orang yang mencintai saya?" Hei, Cokhi bukan orang tolol yang tak bisa mengaitkan benang yang sebenarnya sudah tersambung. Bahkan sikapnya benar-benar santai sekali.
"Ya." Dengan tegas Delima menjawab, "Saya adalah orang itu." Cokhi tertawa lepas tanpa repot-repot menutupinya.
"Saya benar-benar salut dengan kamu, Delima." Katanya memuji, "Ketika karyawan saya hanya berani menatap saya dari jauh, kamu berani menembak saya. Itu sangat luar biasa." Entah itu benar-benar memuji atau hanya sebuah sindiran.
"Saya hanya berusaha mengungkapkan apa yang saya rasakan."
"Itu bagus." Kata Cokhi. Kantor mereka sudah terlihat, dan Cokhi harus segera mengambil keputusan. "Seperti yang saya katakan tadi, orang memiliki hak untuk mencintai orang lain, tapi jangan mengharapkan yang lebih dari cinta itu. Dan begitupun saya, kamu boleh mencintai saya sebesar dan sebanyak yang kamu mau. Tapi jangan mengharapkan lebih dari saya karena hati saya terlalu pemilih." Tepat setelah mengatakan itu, mobil Cokhi sampai di parkiran kantor.
"Mobil kamu sudah selesai diperbaiki. Ban kamu sudah selesai di tambal dan kamu nanti bisa menggunakannya." Diakhiri senyum, Cokhi membuka pintu mobilnya dan diikuti oleh Delima. Gadis itu berjalan mengekori Cokhi karena memang keduanya harus naik lift untuk ke ruangan mereka masing-masing.
Mereka turun dari mobil yang sama, berjalan bersama, tentu itu menjadikan mereka pusat perhatian. Mungkin itu peluang buat Delima, tapi bukan untuk Cokhi. Karena lelaki itu jelas sama sekali tak peduli. Seandainya pun nanti ada gossip antara dirinya dengan Delima, itu juga bukan masalah besar bukan. Se simple itu memang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Simple
RomanceDia bukan lelaki yang suka berbasa-basi. Apa yang ada di kepala selalu diungkapkan dengan kata. Karena memendam hasil pemikirannya di dalam kepala, tak selamanya baik menurutnya. Dan kisahnya akan di mulai. Seri ke lima dari Kimchi. Dimulai tanggal...