Part 40. Tolol

841 190 31
                                    

"Gue udah berapa kali bilang kalau gue beneran nggak tahu, Bang. Kalau lo ngajak gue gelud, gue turutin. Serius gue." Jengah sudah manusia bernama Galaksi itu ketika didesak oleh manusia lainnya bernama Cokhi untuk menanyakan dimana keberadaan Moyla.

Tentu saja dia tak akan berpangku tangan dan diam saja tanpa pergerakan apapun meskipun sudah ada orang yang mencari keberadaan Moyla.

"Gue nggak sedang bercanda ya, Nyet." Cokhi menatap Galaksi dengan sengit karena merasa lelaki di depannya itu sedang melakukan candaan yang sama sekali tak berbobot dan tak lucu.

"Siapa bilang gue lagi bercanda? Gue serius. Lo kira gue nggak bosan kasih jawaban ke elo yang isinya selalu nggak tahu? Kalau gue sekarang sedang UAS, udah dapat nilai nol pasti." Dan tak main-main, Cokhi melemparkan sebuah buku tebal ke arah Gala dan untungnya tak benar-benar mengenai lelaki itu.

"Kalau sampai asset gue kena dan gue nggak ganteng lagi. Gue nggak bakalan sungkan buat nuntut lo ke pengadilan." Galaksi kini ikut melotot karena meskipun dia bisa mengelak, tapi buku tersebut menyerempet wajahnya.

"Gue tanya sekali lagi. Dimana Moyla. Kalau sampai kedapatan lo yang sembunyiin dia, gue gantung lo di pohon pinang." Masih tak menyerah, Cokhi terus saja mendesak Galaksi.

"Iya, gue tahu dia dimana." Cokhi langsung menyeringai ketika Galaksi mengatakan itu, "Tapi gue bohong." Tatapan mengejek yang dilayangkan oleh Galaksi kepada Cokhi, membuat lelaki itu meradang dibuatnya.

Mengacak rambutnya, Galaksi hampir berteriak. "Percuma gue bilang gue tahu dia dimana kalau gue emang nggak tahu, Kecoak." Saking kesalnya, dia bahkan harus mengatai lelaki yang harusnya dihormatinya itu karena lebih tua. Tapi masa bodoh dengan hal itu, Galaksi benar-benar lelah.

"Lo tahu?" Galaksi mencondongkan tubuhnya ke depan dan mengatakan dengan berapi-api, "Dua hari lalu bahkan itu udah malam banget, dia email gue kasih semua jadwal gue sampai satu tahun ke depan. Lily, asisten gue juga dikasih itu. Tanpa ada tambahan bilang apa-apa sama kami. Jadi gue beneran nggak tahu. Nggak usah desak gue lagi kalau nggak mau balik lo yang gue gantung ke pohon pinang." Kemudian setelah mengatakan itu, Galaksi bersender dengan keras karena merasa sudah meluapkan apa yang dipikirkannya.

"Dan lo emang harus punya tenaga yang super ekstra buat nyelesaiin masalah ini, karena dia itu belut. Dia itu nggak akan mudah ditemukan kalau udah lari." Itu hanya peringatan dari Galaksi, tapi Cokhi merasa tak terima dan menendang meja yang ada di depannya.

"Gue akan menemukannya." Katanya dengan yakin dan langsung berdiri dari duduknya. Pergi begitu saja dari sana. Namun teriakan Galaksi membuat bantingan pintu seolah ingin merubuhkan bangunan.

"Kalau orang-orang Bang David nggak bisa nemuin dimana Kak Moy, itu artinya, lo harus benar-benar traktir gue karena peringatan gue benar." Begitu kata Gala yang membuat Cokhi semakin meradang.

Cokhi melangkahkan kakinya dengan cepat dan langkah yang lebar-lebar. Kembali membanting pintu mobilnya seperti yang dilakukan di tempat Galaksi tadi kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang benar-benar membuat orang lain geleng-geleng kepala.

Kemarahannya sudah di ubun-ubun sekarang. Sialan. Semua ini karena siapa memangnya? Kerena kebodohannya yang tak mau menunggu dengan sabar Moyla yang menceritakan masa lalunya, atau karena Moyla yang terlalu sensitive?

Yang biasanya dia hanya perlu membutuhkan waktu satu jam perjalananan dari tempat Galaksi ke kantornya, kini dia hanya memerlukan waktu setengah jam lebih cepat. Bisa dibayangkan seberapa lajunya mobilnya dikendarai.

Masuk ke gedung kantornya, wajahnya terlihat marah tanpa perlu repot dia tutupi. Meskipun dia yakin setelah ini tak akan bisa konsentrasi bekerja, tapi dia tetap akan duduk manis di kantornya. Namun sayangnya, baru saja dia duduk di kursi kebesarannya, sang sekertaris harus memberitahukan kalau akan ada meeting yang sudah dijadwalkan.

Mr. SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang