Mengurus jadwal Galaksi yang begitu padat, membuat Moyla lupa untuk makan. Memastikan semua berjalan dengan baik dan sempurna, adalah hal yang harus dia lakukan setiap hari. Dia tak mendirikan Agensi dan memiliki banyak artis yang harus ditanganinya, tapi meskipun begitu, mengurus Galaksi saja sudah menjadikanya manager yang paling sukses.
Helaan napasnya terdengar lega ketika jadwal Galaksi hari ini sudah berakhir. Meminum kopinya sambil memainkan ponselnya, dia membuka media sosial dan membaca beberapa komentar dari fans Galaksi dari unggahan foto yang beberapa saat lalu dia pamerkan di media sosianya dengan Galaksi yang akan beraksi di atas panggung.
Moyla begitu menikmati pekerjaanya. Lelah, tak pernah membuatnya mengeluh.
"Pulang, Kak." Galaksi sudah menyandang tasnya dan bersiap untuk pulang.
Moyla berjalan gontai di belakan Gala, dan sesekali tersenyum karena sapaan-sapaan yang kru berikan kepadanya maupun Galaksi.
"Makan dulu lah, Kak. Laper." Tanpa banyak kata, Moyla mengangguk menyetujui. Perutnya sama laparnya dan perlu diisi. Beruntung dia tak memiliki riwayat penyakit maag.
Jika kebanyakan perempuan akan menghindari makan malam, berbeda dengan Moyla. Karena gadis itu tak pernah mempedulikan masalah seperti itu. Dia selalu menyempatkan berolahraga setiap hari meskipun hanya sebentar. Karena itu, dia membeli alat treadmill sendiri untuk memudahkannya berolahraga.
Soto, ayam bakar, ayam kentucki, sudah terhidang di meja mereka. Bukan hanya Moyla yang harus memakan nasi untuk menghilangkan rasa lapar perutnya, karena Galaksi pun sama. Belum makan jika belum makan nasi. Indonesia sekali bukan?
Jika kedua orang itu duet masalah makanan, mereka adalah teman duet yang luar biasa. Keduanya sama-sama makan, dan memiliki selera yang tak terlalu jauh.
*.*
Gue nggak bisa nemenin lo, gue udah suruh Andini untuk temenin lo hari ini. Pesan itu Moyla kirimkan kepada Galaksi. Meskipun nantinya lelaki itu akan memberengut sebal, Moyla akan membiarkannya. Karena memang dia memiliki urusan lain yang bisa dikatakan memang tak terlalu penting menurutnya, namun begitu penting untuk orang lain.
Pukul Sembilan pagi, gadis itu sudah menyetir untuk pergi ke tempat tujuan. Kemacetan ibu kota tak membuat Moyla mengeluh karena dia sangat terbiasa dengan itu semua. Suara Galaksi menggema di dalam mobilnya melalui saluran music dari ponselnya. Meskipun setiap hari dia mendengar Galaksi bernyanyi, tapi bagi Moyla, suara Galaksi selalu enak untuk di dengar. Lelaki itu tak pernah gagal untuk membuat orang lain memujinya. Wajah tampannya, suara merdunya, dan keahliannya dalam meliukkan tubuh dengan dance nya selalu menghipnotis orang lain.
Sepertinya, sudah cukup membicarakan keahlian Galaksi.
Moyla, sampai disebuah rumah berlantai dua dengan dua mobil berjejer di depan rumahnya. Dia pastikan jika penghuni rumah tersebut berada di dalamya. Sebelum turun dari mobil, gadis itu menarik napas panjang. Dia tak tahu lagi apa yang akan mereka bicarakan di dalam nanti ketika dia sudah beada di sana.
"Sudah datang." Senyum seorang wanita paruh baya tersungging ketika dia baru saja masuk ke dalam rumah tersebut.
"Iya, Ma." Keduanya saling berpelukan. Kemudian menggandeng Moyla untuk duduk di sofa ruang keluarga. Moyla menurut setelah sebelumya dia mencium tangan ayahnya.
"Papa sehat kan?"
"Seperti yang kamu lihat." Jawaban itu kentara sekali jika lelaki paruh baya itu terlalu memperlihatkan jika dia sangat biasa saja melihat putrinya yang beberapa bulan ini tak pulang ke rumahnya. Moyla sudah sangat hapal dengan semua ini. Inilah salah satu hal yang tak membuatnya tak betah berada di rumah ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/195622311-288-k373669.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Simple
RomanceDia bukan lelaki yang suka berbasa-basi. Apa yang ada di kepala selalu diungkapkan dengan kata. Karena memendam hasil pemikirannya di dalam kepala, tak selamanya baik menurutnya. Dan kisahnya akan di mulai. Seri ke lima dari Kimchi. Dimulai tanggal...