Cokhi menyetir dengan sangat kencang seolah dia tak memiliki waktu lagi jika tak melakukan itu. Wajah yang biasanya sangat bersahabat, sekarang menunjukkan jika dia sedang tidak main-main. Sampai di sebuah rumah, dia tak sabar kalau harus berjalan. Karenanya dia berlari dan langsung mengetuk pintu rumah besar tersebut.
"Ya, Mas?" seorang asisten rumah tangga membukakan pintu tersebut dan langsung mengenalinya. "Silahkan masuk." Katanya dengan sangat ramah.
"Terima kasih, Bik. Tolong bilang sama Gala, kalau saya tunggu di sini. Secepatnya." Katanya terlihat sangat tak sabar. Dia duduk di kursi ruang tamu dan meremas tangannya sembari menunggu Galaksi datang. Setiap detik yang dia lewati, terasa lama sekali.
Bahkan Galaksi tak sampai lima menit sudah menemuinya, dia langsung menyemprotnya. "Lama banget, sih." Katanya tak sabaran.
"Kenapa sih, Bang. Sabar kenapa." Kalau orang lain di luar sana, mana tega membentak Galaksi seperti itu. Melihatnya saja sudah kalang kabut hatinya dibuat lelaki itu karena terpesona.
"Moyla dibawa sama ayahnya." Itu adalah kalimat yang menandakan jika dia sangat khawatir akan gadis itu. bukan hanya Cokhi, Galaksi bahkan langsung menegang mendengar berita tersebut.
"Kapan?" Galaksi bereaksi.
"Semalam." Cokhi menarik nafas panjang sebelum mengatakan lanjutannya. "Mereka tiba-tiba datang waktu gue ada sama Moyla. Dan kedatangan mereka sepertinya memang direncanakan." Kemudian semua cerita itu mengalir tentang kejadian semalam.
Galaksi benar-benar mendengarkan semuanya dengan baik tanpa menyela. "Gue belum pernah ketemu sama keluarganya, Bang." Itu adalah jawaban Galaksi ketika Cokhi menanyakan tentang Moyla dan keluarganya.
"Gue hanya tahu tentang semua cerita keluarganya." Galaksi tentu saja mengatakan semua yang dia tahu kepada Cokhi. "Gue bahkan nggak tahu dimana alamat orang tuanya."
"Apa gue harus melibatkan David dalam masalah ini?" itu hanya sebuah gumaman. Namun Galaksi mengangguk.
"Bisa lo coba, Bang."
"Gue hanya nggak mau kalau dia marah gue selidikin dia. Gue mau dia yang katakan langsung ke gue tentang masalahnya." Cokhi memang sangat menghormati Moyla. Dia tak ingin menjadi lelaki yang melanggar privacy gadis itu.
"Masalah jadwal lo gimana?"
"Kak Moy selalu kasih kopian jadwalnya ke gue. Jadi masalah itu nggak akan jadi masalah."
"Baguslah kalau begitu, karena gue hanya nggak mau, dia dianggap nggak mampu bekerja kalau menghilang begitu saja."
Galaksi hanya mengangguk saja. Kemudian barulah Cokhi pergi ke kantor setelah berbicara dengan Galaksi. Banyak hal yang bergelayut di dalam pikirannya sekarang ini. Dia tak bisa menghubungi Moyla sejak semalam dan dia tahu ponsel gadis itu bisa jadi dibawa oleh ayahnya.
Sejujurnya Cokhi geram. Tapi dia masih berpikir panjang untuk bertindak nekat. Sampai di kantor, dia melangkah lebar-lebar untuk bisa segera sampai di ruangannya. Masuk ke dalam lift, lelaki itu sibuk dengan ponselnya.
Di dalam lift pun bukan hanya ada Cokhi. Bahkan Delima juga ada di sana. Gadis itu menatap Cokhi dengan lekat. Namun tak ada yang tahu apa yang dilakukan oleh gadis itu. Dan mungkin sebuah kesempatan ketika semua orang keluar dan hanya ada dirinya dan juga Cokhi.
"Bagaimana kabar Kak Moy, Pak?" tiba-tiba dia menanyakan hal yang tidak akan pernah ditanyakan oleh karyawan lain. mungkin jika orang lain, mereka memilih untuk diam saja. Tapi tidak dengan gadis itu. "Dia baik sekali waktu itu."
Cokhi melirik Delima dengan wajah datarnya. "Akan saya sampaikan rasa terima kasih kamu ke dia." Jawabnya dengan datar juga. Tak sopan kalau Cokhi tak menanggapi lawan bicaranya. Tapi dia tak seramah biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Simple
RomanceDia bukan lelaki yang suka berbasa-basi. Apa yang ada di kepala selalu diungkapkan dengan kata. Karena memendam hasil pemikirannya di dalam kepala, tak selamanya baik menurutnya. Dan kisahnya akan di mulai. Seri ke lima dari Kimchi. Dimulai tanggal...