Kalau sekarang suasana hatimu sedang tidak baik, bukan tanggung jawabku untuk memperbaikinya
Kalimat yang diucapkan Cokhi kepadanya itu terus terngiang di telinganya. Lelaki itu memang benar, jika tak ada yang bisa bertanggung jawab atas suasana hati yang dirasakannya. Entah itu baik ataupun buruk. Dia sendirilah yang seharusnya bisa mengendalikan hatinya sendiri agar kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi.
Gelas minuman yang ada di depannya hanya dipandanginya tanpa ingin meneguknya. Pandangannya kosong tanpa mempedulikan sekitarnya. Seharian ini dia murung dan malas melakukan apapun. Dia ingin menikmati waktunya dengan melakukan sesuatu yang bisa membuat harinya menyenangkan.
"Kak!" siapa yang menyangka, ketika wajahnya mendongak, Kyra sudah ada di depannya dengan senyum kecil di bibirnya.
"Ra." Katanya, sambil membalas senyum gadis itu.
"Boleh duduk?" anggukan persetujuan itu dimanfaatkan oleh Kyra untuk segera berhadapan dengan Moyla dan membicarakan sesuatu.
Kyra menatap lurus Moyla dengan pikiran bercabang kemana-kemana. Dia ingin berbicara, tapi tak tahu darimana dia akan mengawalinya. Moyla pun merasa jika Kyra memang sedikit berbeda dari biasanya. Sebuah dugaan masuk ke dalam otaknya. Apakah karena masalan kemarin? Begitu pikirnya dalam hati.
"Kalau kamu mau mengatakan sesuatu, katakan saja, Ra." Bahkan sekarang, dia harus menggukan aku-kamu ketika berbicara denga Kyra.
"Kakak baik-baik saja?" tembakan itu langsung diberikan kepada Kyra ketika dia member izin untuk mengatakan isi pikirannya.
"Aku baik. Kamu bisa lihat sendiri."
"Hati, Kakak." Moyla mengaduk minumannya tanpa ingin menatap gadis di depannya. "Mau cerita sesuatu?"
Moyla tak langsung memberikan responnya atas perkataan Kyra. Jujur saja dia tak ingin menceritakan masalah kehidupannya kepada orang lain selain satu keluarga itu yang memang sudah sangat dikenalnya.
"Mas David hampir membuat Bang Cokhi kambing guling kemarin." Kyra masih menatap lekat Moyla. "Kalau Kakak nggak mau cerita, biar aku saja yang berbicara." Menghembuskan napasnya pelan, Kyra memulai ceritanya.
"Bang Cokhi itu sangat menyebalkan orangnya. Dia memang bukan orang yang mudah ditebak jalan pikirannya. Kalau sama sahabat-sahabatnya, dia gila diantara mereka. Bahkan kalau Kakak tahu, aku dulu juga hampir dimusuhi sama dia karena dikira aku memacari Bang Gala dan Mas David secara bersama." Kekehan itu menguar dari bibir Kyra dan terdengar oleh Moyla. Dia sebenarnya sama sekali tak tertarik dengan apapun tentang lelaki itu, tapi entah kenapa dia tak menghalau Kyra untuk berhenti.
"Dia itu selalu mengatakan apapun yang melintas di dalam otaknya tanpa mau menyaringnya terlebih dahulu. Dia laki-laki paling simple sampai dia mungkin merasa jika kejujuran itu memang harus dikatakan tak peduli jika itu akan menyakiti orang lain."
"Aku nggak tahu kalian memilliki hubungan yang seperti apa,"
"Aku nggak memiliki hubungan apapun sama dia." Potong Moyla, "Kita hanya sedikit mengenal dan itupun juga diawali dengan pertengkaran."
Kyra mengangguk paham. "Aku mengerti." Kata Kyra. Digenggamnya tangan Moyla. "Maaf karena aku mengajak Kakak bergabung bersama kami, membuat Kakak mendapatkan hal yang tak mengenakkan."
Moyla menggeleng. "Bukan salah kamu, Ra. Aku memang lagi sensitive saja. Jadwal Galaksi yang membuat aku kelelahan dan menjadi seperti ini. Rasa tak nyaman di dalam hatiku, harusnya menjadi tanggung jawabku untuk memperbaikinya." Entah kenapa, dia malah mengatakan ucapan Cokhi dengan bahasa yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Simple
RomanceDia bukan lelaki yang suka berbasa-basi. Apa yang ada di kepala selalu diungkapkan dengan kata. Karena memendam hasil pemikirannya di dalam kepala, tak selamanya baik menurutnya. Dan kisahnya akan di mulai. Seri ke lima dari Kimchi. Dimulai tanggal...