Part 62. Delima Adalah Keributan

629 127 20
                                        

Undangan sudah tersebar di kantor Cokhi dan seketika semua karyawan yang mendapatkan itu menjerit senang. Mereka yang pernah menyaksikan bagaimana Cokhi melamar Moyla tempo hari di depan semua orang seolah lagi-lagi akan melihat kebahagiaan yang sesungguhnya untuk dua orang tersebut. Mereka yang tidak ikut memiliki keluarga saja ikut bahagia, tapi mereka tidak tahu jika sebenarnya ada duka di dalamnya.

Delima meremas kartu undangan bertinta emas yang terlihat elegan itu sampai kartu tersebut berkerut tak karuan. Wajahnya terlihat sangat kaku dan kemarahan seolah menggebu untuk dikeluarkan. Semua orang di dalam divisinya memuji Moyla mati-matian sedangkan dirinya dipandang sebelah mata. Bukankah ini sangat menyebalkan? Satu orang menyadari dan menyenggol satu temannya lagi. Membuat apa yang dilakukan oleh Delima terlihat aneh di mata mereka.

"Lo kenapa, Del?" tanya salah satu dari mereka. "Lo perlu kartu undangan itu untuk datang ke pesta Bos hari minggu nanti. Kenapa lo rusak?" Delima menoleh ke arah teman-temannya dengan ekspresi tak bersahabat.

"Gue nggak perlu undangan ini pun gue bisa datang. Moyla, dia benar-benar bedebah tak tahu malu." Otomatis, orang-orang yang mendengar itu terkejut dibuatnya. Bahkan mata mereka serentak melotot.

"Lo gila ya? Ada masalah apa lo sama Bu Moy? Dia adalah orang baik. Kalau enggak, nggak mungkin pak Cokhi jatuh sama dia."

"Itu yang kalian tahu. Tapi tentu saja dia tak sebaik yang kalian pikir." Delima berdiri dan pergi melewati teman-temannya lalu melemparkan kartu undangan yang sudah diremas itu ke tempat sampah. Sepertinya dia benar-benar tak bisa mengendalikan amarahnya. Pasti ada banyak hal yang dipikirkan sekarang.

Namun itu adalah awal dari dirinya yang mendapatkan masalah dari karyawan lain. Mereka yang tak tahu apa pun lalu tiba-tiba saja mendapatkan ujaran kebencian tentang Moyla yang bagi mereka perempuan itu adalah perempuan yang sangat baik. Tentu saja hal itu memacu sedikit kontroversi. Ada yang meminta agar Delima berbicara tentang 'keburukan' Moyla, ada juga yang mengira jika perempuan itu hanya membual.

Namun, semua itu terbukti ketika Moyla datang ke kantor Cokhi. Delima yang ingin mendapatkan pengakuan dari semua orang dan menganggap dia akan mendapatkan pembelaan.

"Nyalimu ternyata sangat besar ya, Kakakku tercinta." Delima sengaja mengatakan itu dengan lantang ketika semua orang berada di ruang resepsionis untuk keluar kantor. Otomatis mendengar kalimat Delima, semua orang terdiam membisu di tempatnya. Gadis itu sedang berhadapan dengan Moyla dan otomatis ucapan Delima tertuju pada wanita itu.

Moyla menatap ke sekitar tanpa reaksi yang berarti. Ketenangan Moyla sudah terlatih sejak dulu dan itu tak bisa dirobohkan begitu saja. Moyla pun tahu jika Delima mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan empati dari semua orang.

"Apa yang akan kamu dapatkan dari pernikahan yang tidak disetujui oleh orang tua kita? Kamu sudah menjadi perempuan liar selama ini dan sekarang akan menjadi anak durhaka. Kamu benar-benar hebat." Moyla tak mengatakan apa pun dan hanya menatap adik kandungnya itu dengan datar. Delima murka, itu terlihat jelas di mata Moyla dan itu pasti karena undangan yang hari ini tersebar di kantor.

Rencananya tadi adalah Moyla dan Cokhi akan pergi makan siang bersama sebelum pergi ke pemakaman Keano. Tapi sepertinya dia harus meladeni si pembuat onar ini sekarang.

"Keluar dari rumah dan memberontak kepada orang tua, menggoda bos besar untuk mendapatkan banyak uang, dan menjadi criminal di usia muda. Sampai kapan kamu akan menjadi perempuan yang tidak bisa diatur, Kak? Kamu bahkan belum mendapatkan maaf dari Mama dan Papa tapi kamu sudah berani melangkah sampai sejauh ini. Kamu benar-benar memuakkan."

Bisik-bisik di sekitar mereka terdengar dan mereka pada akhirnya tahu jika Delima dan Moyla adalah saudara kandung. Selama ini tak pernah sekalipun mereka menunjukkan kedekatan mereka dan mungkin apa yang dikatakan oleh Delima memang benar jika Moyla tidak sebaik yang dibayangkan. Lalu, apakah Cokhi juga tahu semua ini? Semua orang pastilah sekarang sedang menggiring pikirannya ke arah sana, hanya saja mereka tak mampu mengatakannya.

Mr. SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang