Part 8. Memulai Kembali

817 130 24
                                    

Moyla, tak pernah sebahagia ini sepertinya. Meskipun dia sendirian menikmati liburan karena memang itulah yang diinginkan, tapi dia merasa semua beban itu sudah luntur. Moyla bersyukur akan hal itu karena yang dia kira liburan kali ini akan gagal, tapi Tuhan berkehandak lain.

"Gue besok pulang." Merebahkan badannya di atas kasur di penginapan dia melapor kepada Galaksi, "Gue nggak akan belikan lo oleh-oleh karena gue malas membawanya." Katanya dengan santai ketika orang di seberang sana memintakan membawakan sesuatu.

"Gue tahu gue emang pelit, itu karena memang ajaran dari lo kan?" Moyla hanya menyeringai ketika Galaksi bercuap-cuap tak jelas yang tak di ketahui dimana sekarang.

"Oke. Bye!" sambungan telepon itu terputus dan Moyla langsung memejamkan matanya. Pesawatnya akan berangkat pagi, jadi dia tak ingin terlambat karena dia sudah merindukan pekerjaannya. Dia rindu mengomeli Gala, dia rindu berdebat dengan artisnya itu, dan melakukan keseruan yang kadang kelewat batas.

Persiapannya sudah matang, barangnya yang hanya satu koper itu sudah rapi dan besok tinggal dibawanya. Moyla sudah melepaskan semua beban yang telah menyelimuti hatinya. Kini dia akan hidup sesuai keinginannya. Apapun yang akan terjadi kedepannya, dia tak akan mengambil pusing dengan hal itu.

Pagi tiba, Moyla sudah berada di dalam pesawat. Mengecek ponselnya sebelum pesawat itu take off. Setelahnya memejamkan matanya untuk tidur sampai ke tujuan. Kebiasaan dari Moyla memang seperti itu. Dia suka sekali tertidur jika berada di kendaraan. Tentu saja kecuali jika kendaraan itu motor, maka tentu dia tak akan melakukannya.

Sampai di bandara, dia berjalan sambil menarik kopernya dengan santai. Celana jeans berwarna biru, kaos gombrong berwarna maroon bertuliskan 'Free' di dbagian depan, menandakan jika dia bebas dengan beban yang dimiliki selama ini. Kacamata hitam bertengger di hidungnya, dan itu benar-benar membuat orang yang melihatnya terkesan.

Tak menggunakan high heels dan memilih sneaker untuk membalut kakinya.

Memasuki taxi yang berada di depan bandara agar bisa diantarkan sampai ke apartemennya. Memiliki ide, untuk menunjukkan jika dia sudah berada di Jakarta, Moyla memotret dirinya yang berada di dalam taxi dan mengirimkan kepada Galaksi.

'Gue udah kelihatan bahagia belum?' begitu tulisnya di bawah gambar yang dikirimkan. Tak perlu menunggu balasan dari Gala karena dia tahu hari ini lelaki itu ada shooting mini drama. Memilih menikmati perjalanannya kali ini dan menatap jalanan dengan perasaan yang cukup bahagia.

Gedung-gedung tinggi Jakarta, pohon-pohon yang menunjukkan kegagahannya. Dan langit yang terlihat bersih dan cerah, seolah mengatakan jika semesta telah mendukung dirinya untuk menjadi wanita yang bahagia.

Bahkan macetnya kota Jakarta sama sekali tak terasa membuatnya pusing. Dia benar-benar menikmati perjalanannya kali ini.

Sampai di apartemen, membuka unitnya, kemudian masuk ke dalam sana dengan senyum yang tersungging bahagia.

"I'm home." Katanya sambil merentangkan kedua tangannya dan menghirup aroma di dalam rumahnya. Merasakan kelegaan yang luar biasa. Menatap sekeliling yang dia tahu tidak akan ada yang berubah sama sekali, kerenanya Moyla memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan beristirahat setelah mengganti pakaiannya.

Malamnya, setelah dia sudah merasakan siap untuk keluar, orang pertama yang ditemuinya adalah Galaksi. Malam ini Galaksi memiliki jadwal off air di sebuah acara, dan tanpa ragu dia datang ke tempat tersebut.

Moyla berjalan dengan pasti dan percaya diri untuk masuk ke ruang Galaksi setelah dia tadi menanyakan kepada Andini.

Membuka pintu ruangan tersebut, dan keriuhan itu terdengar nyata. Matanya menatap orang-orang yang ada di sana, pun sebaliknya. Ruangan yang tadinya terdengar riuh itupun seketika hening ketika dia muncul begitu saja di tempat itu.

Mr. SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang