"Cium!"
Teriakan dari David membuat semua orang yang hadir itu bersorak kegirangan. Moyla yang terlihat sangat cantik itu akhirnya resmi menjadi istri dari seorang Cokhi. Siapa yang akan menyangka kalau lelaki bermuka abstrak itu benar-benar akan menikah dengan perempuan yang dulu tidak disukainya.
"Mereka harus melihat bagaimana caraku menciummu." Cokhi mengatakan itu dengan seringaian tercetak di bibirnya dan dalam sekali tarik, bibir mereka sudah saling menempel. Bahkan tanpa sungkan, Cokhi menggigit bibir pink istrinya. Kalau saja Moyla tak segera menarik diri, entah akan seperti apa jeritan para undangan.
"Ternyata, Cokhi udah nggak sabar." Marvel mengolok.
"Dasar bujang lapuk nggak tahu tempat!" Kini giliran Kiev yang berteriak.
"Hati-hati, Moy, habis kamu setelah ini diserang monster." David dengan suara beratnya mengudara dan ada kikikan setelahnya.
Olokan demi olokan tak digubris oleh Cokhi. Dia tahu dia tak akan pernah peduli dengan apa pun yang dikatakan oleh teman-temannya. Bahkan lelaki itu mengerling ke arah teman-temannya tak tahu malu.
Acara itu benar-benar membuat suasana menjadi sangat meriah. Karyawan-karyawan yang mendapatkan undangan bahkan tidak ada yang mangkir. Tentu saja itu berbanding terbalik dengan keluarga Moyla yang tidak hadir. Mereka seolah tidak lagi mau berhubungan dengan putrinya meskipun Cokhi pun sudah beberapa kali datang untuk meminta restu.
"Jangan sedih." Cokhi berbisik di telinga Moyla. "Kamu sudah memiliki orang tua kedua sekarang." Moyla segera menatap Cokhi kemudian tersenyum kecil.
"Suamiku," katanya dengan suara menggoda. "Kamu kelihatan tampan sekali sekarang." Kerlingan nakal tidak lupa diberikan oleh Moyla. Ini adalah caranya membuang kesedihan yang sedang menggelungnya. Dengan cara melenyapkan pikiran-pikiran buruk.
"Kamu ngegodain aku?" Cokhi melotot kesal di depan Moyla. Sejak kapan si Moyla menjadi perempuan kecentilan seperti itu? Cokhi tak habis pikir.
"Mas Cokhi." Moyla lagi-lagi mengeluarkan godaan yang lain. "Nanti malam jangan minta apa-apa ya. Aku sedang dalam panggilan alam."
"Apa maksudnya panggilan alam?" Untuk kesekian kalinya Cokhi melotot pada Moyla.
"Aku sedang memeluk bulan."
"Memeluk bulan?" Otak Cokhi tampaknya sedang tidak berfungsi dengan baik. Tapi dia sedikit berpikir dan melebarkan matanya. Menatap Moyla dengan ngeri.
"Kamu ...?" Moyla mengangguk.
"Baru semalam," aku Moyla dan rahang Cokhi hampir lepas karena pengakuan istrinya.
Astaga! Bagaimana bisa dia tak seberuntung itu? Kenapa semesta mempermainkannya sedemikian sulitnya? Dia juga ingin seperti orang-orang lain di luar sana yang bisa membuka segel setelah barang sudah ada di tangan. Tapi ini justru kebalikannya.
Moyla terkekeh geli. Suasana sore yang indah, semilir angin menggerakkan rambut Cokhi, ditambah lagi matahari yang hampir tenggelam, membuat pernikahan Moyla terasa menyatu dengan alam. Mengabaikan siapa pun yang akan melihatnya, Moyla sedikit menjinjit untuk meraih bibi Cokhi dan menciumnya.
Bahkan untuk sekian detik, Cokhi terasa melayang di udara. Moyla, menciumnya lebih dulu di depan semua orang? Tapi setelah keterkejutannya musnah, dia segera menarik pinggang Moyla dan terus menciumnya.
Namun apa yang terjadi selanjutnya adalah dia ditarik paksa oleh David, sedangkan Moyla sudah di tangan Sydney.
"Pisah dulu. Kita mau berbincang-bincang dulu sama Moyla." Sydney sedikit mencibir ke arah Cokhi tak peduli lelaki itu memberontak. Namun Moyla sama sekali tak menolak dan ikut saja ke mana tangannya ditarik.
Mereka duduk di sebuah meja dan benar-benar mengobrol ringan seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sydney, Kyra, dan Sha sudah duduk di sana sambil cekikikan menatap Cokhi yang bermuram durja. Moyla ikut terkekeh melihatnya.
"Dia habis ini pasti marah." Sydney berkomentar.
"Bukan cuma marah, tapi langsung bawa moyla ke luar negeri dan nggak bakalan diajak pulang." Sha mengimbuhi. Para istri teman-teman Cokhi sudah tahu bagaimana tabiat Cokhi. Karena itu suka sekali memengaruhi Moyla dan membuat Cokhi gondok.
"Tapi, Kak, kira-kira mau honeymoon ke mana?" Kini Kyra yang bertanya.
"Belum tahu, Ra. Karena aku juga masih punya jadwal padet banget."
"Aku yakin sih kamu pasti segera disuruh resign deh sama dia. Mana mau dia bersaing sama si Gala." Sha menebak dan tentu itu bukan hanya tebakan. Keyakinannya sudah begitu tinggi.
"Aku harus cari orang yang bener-bener bisa kerja sih kalau itu terjadi. Mungkin juga persiapan dulu." Galaksi adalah artisnya yang tidak bisa sembarangan mendapatkan seorang manajer. Harus benar-benar paham dan bisa dipercaya. Moyla harus mencari penggantinya sendiri suatu saat nanti. Itupun kalau Cokhi memintanya berhenti. Karena jika tidak, maka dia tak akan melakukannya.
Obrolan mereka benar-benar menyenangkan sampai Cokhi yang ada di seberang sana mencibir para istri sahabatnya.
"Kelakuan istri-istri kalian itu benar-benar minus. Orang lagi seneng-senengnya kok dikerjain," protesnya kepada ketiga sahabatnya. Tak lupa dia memberikan tatapan kesal kepada Galaksi yang baru saja menyumbangkan suaranya. Padahal, Galaksi tidak tahu apa pun.
"Kenapa Abang lihatin aku kayak gitu?" tanyanya dengan aneh.
"Anggap aja dia lagi setres. Nggak usah dipedulikan. Kita bahas aja masalah kamu sekarang. Kapan kamu nyusul nikah. Jangan sampai kayak laki-laki satu ini yang bangkotan baru nikah."
David selalu saja berkata sinis dan membuat yang mendengar merasa kesal. Tapi itu adalah hiburan sendiri bagi teman-temannya. Cokhi dan David seperti anjing dan kucing meskipun kalau mereka memiliki masalah selalu berada di garda terdepan untuk membantu.
"Aku nunggu orang yang cocok. Hatiku masih mati rasa."
"Kampret ni anak." David memiting kepala Galaksi tak main-main. "Ngomong dijaga. Ente kadang-kadang ente."
Marvel dan Kiev yang tadinya hanya melihat David dengan tingkahnya kini tersedak dengan makanannya. Meskipun mereka tidak tahu apa yang sedang booming sekarang, tapi itu adalah kata-kata yang sering diucapkan oleh istri-istri mereka.
Sha bahkan kalau kesal dengan Marvel mengatakan kalimat itu dengan wajah meledek. Tidak disangka, lelaki sekelas David juga mengatakan jargon tersebut. Astaga! Ada apa dengan dunia ini sekarang?
Karena sore hampir menghilang digantikan malam, maka acara itu akan segera berakhir. Semua orang sudah berkumpul dan mengucapkan selamat kepada mempelai. Karena takut istrinya akan diculik lagi, Cokhi justru memeluk pinggang Moyla dengan erat.
"Kamu tahu sesak nggak?" Moyla memicing ke arah sang suami.
"Kenapa dengan sesak?" Tampak tak peduli dengan raut wajah Moyla, Cokhi mengabaikan pertanyaan itu.
"Kamu peluk aku terlalu kencang, Kodok!" Segera, setelah Moyla mengatakan itu, barulah Cokhi melonggarkan pelukannya. Lelaki itu nyengir tak berdosa.
"Terlalu cinta sih. Jadi begitu," komentarnya tak tahu malu. Yang membuat Moyla hanya menggelengkan kepalanya dengan aneh.
Tempat itu benar-benar sudah sepi bahkan Cokhi dan Moyla sudah berada di villa tak jauh dari tempat acara. Mereka sekalian akan berada di sana untuk beberapa waktu menikmati waktu berdua. Kedua orang tua Cokhi sama sekali tidak ingin mengganggu dan membiarkan mereka dengan kebahagiaannya.
Namun, saat mereka sudah selesai mandi dan bersiap menikmati waktu, ketukan pintu di kamarnya terdengar. Bibi datang dan memberitahukan ada tamu untuk mereka. Hal itu tentu saja membuat mereka merasa aneh. Acara sudah selesai, kenapa ada tamu susulan? Tapi hal itu tak lantas membuat keduanya menolak.
Dan ketika pasangan itu berada di ruang tamu, kejutan didapatkan. "Moyla, maaf, kami baru bisa datang." Diiringi dengan air mata yang siap tumpah dari netranya.
***
Yoelfu 09 November 2022
Long time no see, Ges ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Simple
RomanceDia bukan lelaki yang suka berbasa-basi. Apa yang ada di kepala selalu diungkapkan dengan kata. Karena memendam hasil pemikirannya di dalam kepala, tak selamanya baik menurutnya. Dan kisahnya akan di mulai. Seri ke lima dari Kimchi. Dimulai tanggal...