Jangan lupa Follow, Vote, and Coment💜
Disebuah Caffe lebih tepatnya Caffe Reaser, pada saat ini mulai banyak pengunjung. Karena jam segini waktunya anak sekolahan maupun kuliahan pulang kerumahnya. Tetapi banyak dari mereka memilih singgah di Caffe Reaser terlebih dahulu. Baik singgah untuk mengisi perut yang kosong, mengerjakan tugas dengan WiFi gratis, maupun singgah hanya untuk nongkrong bersama teman-temannya.
Pada saat ini Naira, Meli dan Lisa sedang beristirahat dan bebenah di ruang karyawan. Pekerjaan mereka digantikan oleh karyawan lainnya yang mendapatkan bagian shift sore sampai malam.
"Lis kamu liat apa sih kok serius banget?" tanya Meli kepada Lisa yang sibuk dengan benda pipihnya dan headset nya.
"Ini Mel, Devano tampil di acara Award keren banget lagi ngebawaamin lagu 'Pura-Pura Lupa' gila menghayati banget jadi baper," jawabnya sambil memperhatikan Devano yang sedang tampil di HP-nya.
Tiba-tiba kamu datang
Saat kau telah dengannya ....
Semakin hancur hatikuSuara tersebut dihasilkan dari hp Lisa yang telah terlepas dari headset.
Jangan datang lagi cinta
Bagaimana aku bisa lupa
Padahal kau tau , keadaannya
Kau bukanlah untukkuJangan lagi rindu cinta
Ku tak mau ada yang terluka
Bahagiakan dia, aku tak apa
Biar aku yang yang pura-pura ....
Lupaaaa ...."Suaranya bagus banget," puji Naira yang mendengarkan lagunya sampai akhir.
"Iya emang Nai, selain suaranya bagus dia juga tampan banget," ujar Lisa antusias.
"Eh tapi bukannya Devano itu fotografer ya?" tanya Meli pada Lisa.
"Iya selain fotografer dia juga penyanyi, udah gitu ganteng lagi," jawabnya.
"Udah-udah mau pada pulang nggak nih, bahas cowok mulu dari tadi," ujar Naira. Meskipun dia tadi sempat terbuai tapi dia tetap melanjutkan aktivitas nya bebenah.
"Eh udah mau pulang Nai? Yaudah hati-hati aku pulang nanti belum selesai bebenah," ujar Lisa.
"Mbak Mel gimana?" tanyanya pada Meli yang masih sibuk rebahan.
"Aku nanti lah Nai, masih keringetan ini," balasnya seraya memejamkan mata.
"Ya udah kalo gitu Naira pulang dulu ya Mbak, Assalamualaikum," pamit Naira seraya meninggalkan ruang karyawan.
Setelah keluar dari ruang karyawan, Naira berjalan menuju pintu samping dapur untuk keluar dari Caffe, karena jam segini Caffe sedang rame-ramenya.
"Nai udah mau pulang?" suara halus menyapa telinganya. Di sana ada Bagas yang baru saja tiba di meja dapur setelah mengambil kue yang telah di oven.
"Iya Mas udah sore. Kalo gitu Nai duluan ya Mas Bagas, Assalamualaikum," salam Naira yang dibalas oleh Bagas.
Setelahnya Naira keluar dari Caffe lewat pintu belakang. Meskipun pada akhirnya dia akan tetap lewat jalan depan Caffe setidaknya dia tidak pulang lewat pintu masuk Caffe.
Saat berada di depan Caffe Reaser karena sibuk dengan benda pipih di tangannya, Naira tidak melihat ada seseorang yang sedang berjalan ke arahnya dengan pandangan fokus pada benda pipihnya. Akhirnya hal tak terduga pun terjadi yaitu Naira menabrak orang tersebut atau lebih tepatnya mereka berdua bertabrakan karena sama-sama tidak fokus pada jalanan, sehingga mengakibatkan hp keduanya terjatuh dan tergeletak di sisi kanan dan kiri mereka.
"Aduh, maaf saya tidak sengaja," ujar Naira tanpa menatap orang yang ditabrak seraya memegangi keningnya yang terkena sesuatu yang bidang, sehingga mengakibatkan keningnya sedikit sakit.
"Tidak apa-apa saya juga salah," ucap laki-laki tersebut seraya mengambil kedua handphone yang tergeletak di lantai trotoar.
"Ini punya kamu," ujar laki-laki tersebut seraya memberikan benda pipih milik Naira yang langsung di sambut oleh Naira.
"Sekali lagi saya minta maaf Mas, karena tidak fokus pada jalanan. Permisi," ujar Naira menunduk seraya melangkah pergi tanpa menunggu balasan dari laki-laki tersebut.
"Aduh Naira bodoh sekali kamu, makanya kalo jalan itu nggak usah mainan hp kan jadi gini, mana kening aku sakit lagi nabrak apaan tadi," gerutu Naira sepanjang trotoar.
Di sisi lain laki-laki yang ditabrak dan menabrak tersebut melihat kearah Naira yang terus menggerutu di sepanjang trotoar. Hatinya berdesir saat Naira memanggilnya dengan sebutan 'Mas' seperti ada sengatan listrik yang membuat kedua sudut bibirnya melengkung ke atas tanpa disadari.
"Ehh kenapa lo senyum-senyum? Kesambet?" tanya Juna yang dihadiah geplakan di kepala bagian belakang.
"Sialan lo, kagak lah," jawabnya ketus.
"Lah kalo kagak kesambet kenapa coba? Senyum senyum gitu?" ujar Juna penasaran.
"Tadi gue nabrak cewek berhijab, terus dia manggil gue 'Mas' lucu tau nggak," jawab Devano sambil terkekeh.
Ya, orang yang ditabrak dan menabrak Naira adalah Devano, Devano Jordan Aditama fotografer dan penyanyi terkenal yang memiliki paras yang tampan.
"Heleh cuma kek gitu doang lucu," ujar Juna seraya meninggalkan Devano yang masih senyum-senyum di depan Caffe.
Setelah lama terkekeh akhirnya Devano memasuki Caffe Reaser dengan menggunakan masker dan topi untuk menutupi identitasnya.
Devano dan Juna duduk di kursi nomor 1 yang berada di pojok ruangan. Menampilkan pemandangan taman hutan Caffe tersebut. Setelah memesan makanan dan pesanan pun datang mereka memakan dengan khidmat sesekali pertanyaan muncul dari mulut Devano menanyakan tentang Caffe Reaser ini.
Selesai makan mereka tidak langsung meninggalkan Caffe, mereka memilih untuk nongkrong terlebih dahulu sambil membicarakan pekerjaan dan lain lain.
Setelah sekian lama berbincang, mereka berdua memilih diam menyelami pikiran masing-masing. Dan salah satu dari mereka memikirkan kejadian yang baru saja terjadi sebelum memasuki Caffe. Memikirkan seorang gadis cantik berhijab yang memanggilnya dengan sebutan 'Mas', gadis yang sekarang memenuhi pikirannya. Satu kata yang terlintas dipikirannya adalah ....
Manis.
_________
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Suamiku •END•
RandomSebelumnya jangan lupa follow akun ku dulu ya ... Naira Syifa'ul Rizky, gadis rantau yang memiliki nasib baik bisa menikah dengan Idolanya sendiri yaitu Devano Jordan Aditama. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yukk ikutin terus ceritanya.