BAB 47

2.8K 180 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
.
.
.

Malam hari menyapa. Kini, Naira beserta keluarga besar Devano sudah sampai di gedung tempat diadakannya pesta ulangtahun serta perayaan kemenangan tender keluarga Aditama.

Naira dengan gamis simple berwarna navy, serta beberapa aksen yang menambah kesan elegan itu tengah duduk sembari memakan puding disalah satu meja bersama Keysha.

"Enak Nai?" tanya Keysha yang melihat Naira memakan puding dengan lahap.

Sebagai jawaban, Naira hanya menganggukkan kepalanya karena mulutnya penuh dengan puding.

Seharusnya keluarga Naira juga ikut hadir diacara ini, tapi karena ada urusan tersendiri, membuat keluarga Naira tidak bisa menghadiri pesta ulangtahun menantunya itu.

"CEK-CEK!" Suara yang berasal dari panggung membuat Naira menghentikan acara memakan pudingnya. Kini, ia memilih duduk anteng menyaksikan apa yang akan MC itu katakan.

"Terimakasih kepada para tamu undangan ..." Beberapa patah kata diucapkan oleh MC tersebut hingga beberapa saat kemudian MC memberikan mikrofon kepada Geo yang akan memberi sambutan.

"Terimakasih kepada semuanya yang telah hadir di acara pada malam hari ini. Seperti yang kalian ketahui, acara ini bukan hanya acara syukuran atas kemenangan tender besar yang diperoleh perusahan Aditama, tapi juga acara ulangtahun putra sulung saya Devano Jordan Aditama," kata Geo sebagai awalan.

Lalu mengalirkan kata-kata yang di ucapkan oleh Geo. Dari mulai terimakasih, rasa syukur, serta doa-doa yang di panjatkan untuk kedepannya. Hingga kini memasuki acara yang kedua.

Acara yang kedua ini acara untuk Devano yaitu tiup lilin seeprti ulangtahun orang lain. Jujur, Devano tidak ingin ada acara peniupan lilin dan sebagainya, dia malu. Siapa coba yang tidak malu ketika usia 28 tahun masih harus meniup lilin?

Tapi apalah daya dirinya, jika Nyonya besar--Melinda--sudah berkehendak maka semuanya akan terjadi.

Kini di atas panggung yang terdapat kue dengan lilin angka 28 tahun itu bukan hanya terisi Devano dan Geo saja, tetapi juga ada Naira istrinya, Melinda Mamanya, dan Keysha serta Deon selaku adiknya.

"Ayok make a wish," titah Melinda.

Devano yang mendapat perintah dari Melinda pun lekas melakukannya. Ia mulai memejamkan mata dan berdoa dalam hati.

Setelah selesai berdoa, dirinya membuka mata perlahan dan langsung meniup lilin itu.

Sorak sorai tepuk tangan memenuhi balleoh hotel ketika Devano selesai meniup lilinnya.

"Selamat ulang tahun anak Mama, doa yang terbaik buat kamu," ucap Melinda seraya memeluk tubuh tinggi Devano.

"Makasih Mama," jawab Devano seraya mengecup singkat kedua pipi Melinda.

"Selamat Boy," kata Geo sembari menepuk pelan pundak putra sulungnya.

"Makasih Pa."

"Selamat Kak," ucap Keysha dan Deon bersamaan, tak lupa mereka juga memeluk singkat Abangnya.

Kini, tersisa Naira yang belum mengucapkan selamat di antara mereka. Devano menghadapkan dirinya ke arah Naira.

"Selamat ulang tahun Mas," ucap Naira sembari menatap dalam Devano.

"Makasih Ay," jawabnya dengan memeluk Naira.

Setelah beberapa saat berpelukan, Naira memilih melepaskan pelukan itu.

Idolaku Suamiku •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang