Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
Hari, Minggu dan Bulan sudah Naira lewati dengan ikhlas. Berbulan-bulan itu pula Naira menghadapi perasaan asing yang hinggap di hatinya. Hari ini, Caffe tempat Naira ditutup, tetapi semua karyawan Caffe diharuskan berangkat untuk mendekor Caffe sebagus mungkin dan menciptakan menu senikmat mungkin. Karena hari ini, Caffe Reaser di booking oleh salah satu keluarga yang lumayan terkenal oleh masyarakat yaitu keluarga 'ADITAMA'.
Keluarga Aditama akan mengadakan pesta perayaan hari ulang tahun pernikahan yang ke sekian kalinya di Caffe Reaser. Caffe di sudut kota yang terkenal akan keindahan desainnya dan kenikmatan makanannya.
"Nai bisa tolong ambilkan bunga mawar di toko? Soalnya yang mau nganter bunga lagi sakit kata pemilik tokonya," ujar Meli.
Naira menoleh ke belakang tepat di mana Meli berada, karena posisi sekarang Naira sedang menge-lap jendela sedangkan Meli sedang sibuk dengan buku catatannya. "Bisa Mbak, ada motornya kan?"
"Ada kok itu pake motorku aja Nai, didepan. Kuncinya ini," ucap Meli sembari melempar kunci motornya.
Naira menerimanya dan langsung berlalu pergi setelah berpamitan.
_______
Seorang pria dengan pakaian santainya yaitu kaos putih polos berlapis kemeja kotak kotak berwarna navy dipadukan dengan celana jeans hitam dan sepatu Converse putih sedang berjalan memasuki sebuah toko bunga bersama teman laki-lakinya.
"Lo mau beli bunga apa Dev?" tanya Juna.
Menoleh ke arah Juna, dan hal berikutnya membuat Juna kesal, karena Devano hanya mengedikan bahunya acuh.
"Yang bener dong, udah jauh-jauh ke sini nggak tau beli bunga apa, mending gue jalan aja sama Jessy," gerutu Juna.
"Diem si berisik amat lo, nggak ikhlas lo nemenin gue ke sini?" tanya Devano dengan tatapan tajamnya yang membuat Juna kikuk.
"Ikhlas banget Dev ikhlas gue mah," ketus Juna.
Setelah itu mereka memilih-milih bunga yang mungkin cocok untuk hadiah. Devano mengajak Juna ke Toko Bunga hanya untuk menemaninya membeli bunga sebagai hadiah pernikahan orang tuanya, karena Devano bingung mau membeli hadiah apa lagi untuk kedua orang tuanya, sehingga dia memutuskan untuk membeli bunga saja untuk Mama dan Papanya.
Saat mereka fokus dengan bunga-bunga di hadapannya, seorang gadis dengan hijab berwarna dusty pink memasuki toko bunga itu dengan senyum manisnya. Seolah terhipnotis oleh senyum manis itu, Devano tidak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis tersebut sampai gadis tersebut berbincang-bincang dengan wanita paruh baya di kasir.
"Permisi Bu, saya Naira dari Caffe Reaser. Saya ke sini mau mengambil pesanan bunga mawar."
"Ohh iya sebentar ya, saya siapkan dulu," ujar pemilik toko bunga tersebut.
Sembari menunggu pesanan bunga jadi, Naira berkeliling melihat-lihat berbagai jenis bunga yang sangat enak dipandang. Hal tersebut tidak luput dari pandangan Devano yang sejak tadi berdiri mematung tanpa menghiraukan Juna yang sedang bercerita.
Dengan langkah pasti, Devano menghampiri Naira yang sedang tersenyum melihat ke arah bunga mawar putih di hadapannya.
"Permisi," ucap Devano setelah sampai di belakang Naira.
Menoleh ke belakang dan langsung terkejut ketika mendapati pria dengan masker hitam di wajahnya tanpa menggunakan topi seperti biasanya. "Iya?"
"Kamu tidak mengingat saya?" tanya Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Suamiku •END•
RandomSebelumnya jangan lupa follow akun ku dulu ya ... Naira Syifa'ul Rizky, gadis rantau yang memiliki nasib baik bisa menikah dengan Idolanya sendiri yaitu Devano Jordan Aditama. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yukk ikutin terus ceritanya.