Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
.
.
.
_____
Serius nanya? Ada yang nungguin nggak sih?
_____Maaf banget kalau lama update huhu, aku kemarin abis ikut event nulis jadi cerita ini belum sempet digarap.
Kehamilan Naira sudah memasuki usia tiga puluh enam minggu, yang artinya dibulan-bulan inilah Naira akan segera melahirkan, dan perkiraan dokter jatuh pada hari senin, minggu depan.Seluruh anggota keluarga Naira serta Devano sudah tidak sabar menanti cucu pertama keluarga mereka yang diperkirakan akan lahir dengan jenis kelamin laki-laki.
"Sayang hati-hati."
"Sayang jangan terlalu lama berdiri."
"Ya ampun Sayang, kamu nggak takut apa?!"
"Sayang, ya ampun jangan kayak gitu aduhh, anak aku takut berojol."
Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan yang dikeluarkan oleh Devano setiap harinya. Hal itu membuat Naira kesal setengah mati.
"Harusnya orang yang mau lahiran itu harus banyak jalan-jalan biar lahirannya lancar Mas," omel Naira begitu mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga.
"Aku tuh ngeri Ay, perut kamu udah gede banget. Kalo jalan-jalan terus jadi gimana gitu, takut aku lihatnya," ujar Devano bergidik ngeri.
Sebelum Naira menjawab, suara dari arah luar membuat keduanya menoleh serentak.
"Kamu gimana sih Dev, bagus loh kalo ibu hamil suka jalan-jalan. Lagian Naira juga mau lahiran normal, jadi ya biarin dia jalan-jalan biar nanti lancar persalinannya. Cuma jangan sampai kecapekan, dan kamu tugasnya tuh jagain bukan malah ngomel kayak gitu. Naira perutnya besar juga itu karena kamu," omel Meli yang baru saja pulang dari acara arisan bersama teman-temannya.
"Nah, dengerin tuh Mas," sambung Naira membuat Devano mengangguk paham.
"Assalamualaikum anak Papa." Devano mulai berbicara dengan anaknya yang masih didalam kandungan, membuat Naira tersenyum melihatnya.
Dug
Sebuah tendangan dari dalam perut Naira membuat Devano tersenyum senang. "Masya Alloh, jagoan Papa udah nggak sabar ya, mau ketemu Mama sama Papa ya?"
Dan semakin Devano mengajak berbicara, semakin sering pula tendangan sebagai respon itu terasa.
"Shh," runtuh Naira begitu tendangan dari calon putranya itu terlalu keras.
"Kenapa?" tanya Devano panik.
"Nendangnya, terlalu keras," jawab Naira dengan tangan mengelus bagian perutnya.
"Sayang, jangan terlalu semangat ya nendangnya, kasian Mama-nya jadi kesakitan," bisik Devano di depan perut Naira seraya mengelus perut besar istrinya itu.
"Assalamualaikum." Suara teriakan salam dari arah depan membuat Devano menghentikan aktivitas berbicara dengan calon putranya itu.
"Wa'alaikumsalam," jawab Naira dan Devano serentak.
"Bumil lihat, aku bawa apa," kata orang tersebut yang tak lain adalah Keysha yang baru saja pulang dari acara mainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Suamiku •END•
RandomSebelumnya jangan lupa follow akun ku dulu ya ... Naira Syifa'ul Rizky, gadis rantau yang memiliki nasib baik bisa menikah dengan Idolanya sendiri yaitu Devano Jordan Aditama. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yukk ikutin terus ceritanya.