Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
"Sama siapa?" --Putri.
"Kok bisa?" --Mutia.
"Nggak ada apa-apa kan di sana?" --Afif.
Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang keluar dari mulut mereka bertiga. Sudah ku duga, batin Naira.
"Satu-satu dong nanya nya!" kesal Naira. "Yang mana dulu nih yang harus dijawab?" sambungnya.
"Kamu nggak ada apa-apa kan?" sambar Afif lebih dulu. Dia sungguh takut jika terjadi sesuatu yang saat ini hinggap di kepala nya ini, dia takut akan hal yang ... arghhh intinya dia takut.
"Aku nggak papa Fif. Aku baik-baik saja, aku masih menjaga diri aku kok," jelas Naira. Dia tau apa yang dipikirkan dan ditakutkan oleh sepupunya ini.
Afif yang mendengar penjelasan Naira pun menghela napas lega. Ketakutan yang dia alami tadi akhirnya sirna begitu saja, "Alhamdulillah kalo gitu," Naira hanya tersenyum menanggapi ucapan Afif.
"Kok bisa Nai? Kamu Nemu jodoh di sana?" tanya Mutia.
"Jadi sebenarnya ...."
Naira pun menjelaskan tentang lamarannya satu bulan yang lalu dan betapa gigihnya orang itu supaya lamarannya diterima. Selama cerita Naira tidak menyebutkan siapa orang yang melamarnya dan juga tidak menceritakan tentang perasaannya itu. Dia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, apalagi kedua teman perempuannya ini adalah penggemar dari calon suaminya, bisa-bisa dia akan diserbu berbagai pertanyaan nantinya.
"Gitu ceritanya," ucap Naira mengakhiri ceritanya. Mereka bertiga yang mendengarkan ceritanya hanya manggut-manggut mengerti.
"Sama siapa sih Nai? Aku penasaran banget tau nggak," ucap Putri yang diangguki Mutia.
"Nanti kalo akad kalian tau kok, sabar ya hehe," jawab Naira sembari terkekeh.
"Eh aku pulang duluan ya, mau main ini," ujar Afif menghentikan perbincangan tiga perempuan itu.
"Main terus kamu Fif, padahal aku baru pulang lohh," rajuk Naira.
"Naira sayang, Afif udah janjian sama temen Afif dari kemarin, nanti sore deh insyaallah Afif main lagi ya," bujuk Afif. Dia sangat mengenal adik kecilnya ini, yang selalu menempel padanya dari kecil.
"Main sama siapa? Pacar?" tanya Naira.
"Enggak kok, Afif nggak punya pacar. Afif mau main ke rumah Risyad mau kumpul temen SMK dulu," jawab Afif.
"Ohh yaudah hati-hati," ucap Naira.
"Yaudah assalamualaikum. Duluan Put, Mut," pamit Afif yang dibalas salam dan anggukan oleh tiga perempuan itu.
Setelah melihat kepergian Afif, Mutia dan Putri pun pamit pulang karena ada urusan. Awalnya Naira merajuk, tapi Naira mengerti jika mereka sudah besar dan punya urusan masing-masing, akhirnya Naira pun mengizinkannya.
Setelah kepergian mereka bertiga, Naira melangkah memasuki rumah dengan membawa nampan berisi minuman dan beberapa cemilan. Setelah memasuki rumah Naira langsung menuju dapur meletakkan nampan tersebut.
Selesai dengan urusan di dapur, Naira memilih menuju kamarnya. Dia sendirian di rumah. Bapaknya pergi bekerja, Ibunya pergi mengantar dan menemani Nazilla dengan si tampan Nicho yang selalu ikut ibunya ke mana saja.
Karena tidak ada kegiatan lainnya, semua urusan membersihkan rumah telah selesai, Naira memilih untuk untuk memejamkan matanya sebentar sembari memikirkan apa yang akan dia lakukan ke depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Suamiku •END•
De TodoSebelumnya jangan lupa follow akun ku dulu ya ... Naira Syifa'ul Rizky, gadis rantau yang memiliki nasib baik bisa menikah dengan Idolanya sendiri yaitu Devano Jordan Aditama. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yukk ikutin terus ceritanya.