BAB 37

2.4K 146 1
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜

Seminggu telah berlalu setelah acara lamaran resmi di kota asal Naira tinggal. Kini, Naira sudah kembali ke Jakarta dan kembali bekerja seperti biasanya.

"Nai anterin pesanan ini ke meja nomor 12," kata salah satu karyawan Caffe.

"Siap Mas," balas Naira semangat.

Seperti hari-hari biasa, Naira bekerja di Caffe sebagai pelayan, sesekali merangkap menjadi kasir jika Meli sedang ada urusan lainnya.

Tak terasa, Naira sudah bekerja dari pagi sampai sore. Dan saat ini, Naira sedang bersiap untuk pulang.

"Langsung pulang?" Tanya wanita yang duduk di hadapannya. Meli.

"Iya Mbak. Kalo Mbak Mel?"

"Aku juga sih, cape banget soalnya," keluh Meli.

Naira menanggapi meli dengan menganggukkan kepala. "Ya udah, aku duluan ya Mbak, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, hati-hati Nai," pesan Meli.

Setelah itu, Naira segera berlalu keluar dari Caffe tersebut. Dia menyusuri trotoar dengan bersenandung ria, sesekali tersenyum pada orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya.

Saat dirinya akan berbelok menuju tempat kost-annya, ponsel yang ada di dalam tas miliknya berdering singkat, menandakan ada pesan masuk.

Tante Melinda:
[Assalamualaikum sayang]

Naira mengernyit bingung, untuk apa ibu Devano mengirim pesan padanya?

Me:
[Wa'alaikumsalam Tan?] balasnya.

Tante Melinda:
[Kamu udah selesai kerja?]

Me:
[Udah Tante. Kenapa?]

Tante Melinda:
[Tante mau ngajak kamu buat fitting baju pengantin, kan dua minggu lagi kamu jadi mantu Tante:)]

Naira tersenyum malu membaca balasan pesan dari Melinda.

Me:
[Sekarang Tante?]

Tante Melinda:
[Iya.]
[Kamu di mana sekarang biar Tante langsung ke sana.]

Me:
[Aku ada di deket Caffe kok Tante.]
[Tante ke halte yang di samping Caffe aja, aku ke sana.] balasnya dan langsung berlalu menuju halte yang ada di samping Caffe.

Tante Melinda:
[Oke Tante ke situ sekarang.]

Pesan terakhir dari Melinda hanya Naira baca. Dia segera mematikan ponselnya dan memasukkan ke dalam tas kembali.

Tak beberapa lama, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya. Kaca belakang di turunkan menampilkan wajah cantik milik Melinda.

"Ayo Sayang naik," katanya.

Naira melangkah mendekati Melinda dan masuk kebdalam mobil itu duduk tepat di samping Melinda. "Assalamualaikum Tante."

"Wa'alaikumsalam," jawab Melinda sembari tersenyum.

Setelahnya, mobil melaju dengan sedang menuju butik langganan keluarga Aditama dengan Naira dan Melinda yang sibuk bercerita.

_______

Seorang lelaki baru saja kembali ke sebuah ruangan setelah dirinya menyelesaikan acara konsernya. Dia Devano.

"Capek banget gila," gumamnya setelah duduk di salah satu kursi.

Idolaku Suamiku •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang