Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
Pelanggan di Caffe Reaser semakin banyak menjelang sore hari. Sekarang sudah jam empat sore, dimana jam tersebut adalah jam pergantian shift. Maka dari itu Naira bersama teman-temannya yang juga mendapatkan shift pagi sampai sore sedang berkumpul di ruang karyawan.
Di hadapan mereka ada Bu Reni selaku pemilik Caffe yang sudah siap memberikan gaji kepada karyawan Caffe Reaser.
"Alhamdulillah hari ini awal bulan, jadi hari ini saya akan membagikan hasil kerja keras kalian selama satu bulan," ucap Bu Reni selaku pemilik Caffe.
Setelah itu para karyawan pun di panggil untuk mengambil hasil kerja kerasnya selama satu bulan ini. Selesai dengan pembagian gaji, Bu Reni keluar dari ruangan karyawan dan membiarkan para karyawan yang memiliki shift pagi untuk beres beres sebelum pulang.
"Alhamdulillah bisa transfer ke rumah," gumam Naira seraya memasukkan gajinya kedalam tas gendongannya.
"Langsung pulang Nai?" tanya Lisa yang sedang duduk memainkan ponselnya.
"Enggak Mbak, nanti mampir ke link dulu buat tranfer uang," jawab Naira seraya menggendong tas-nya karena Naira sudah lebih dulu mengganti pakaiannya.
"Ohh gitu yaudah hati-hati," ucap Lisa.
"Kalo gitu Nai pamit dulu Mbak, semua aku duluan ya, Assalamualaikum," pamit Naira kepada para karyawan perempuan yang sedang beres-beres.
Setelah mendapatkan jawaban salam dari teman karyawan nya, Naira keluar dari ruang karyawan menuju pintu keluar yang berada di samping dapur. Sebelum keluar Caffe, Naira menyempatkan pamit kepada orang-orang yang ada di dapur. Setelahnya Naira berjalan menuju tempat untuk mentransfer sebagian gajinya ke orang tuanya.
________
Selesai dengan urusannya mentransfer uang, Naira menyempatkan diri untuk singgah ke supermarket yang letaknya dekat dengan salah satu universitas di Jakarta. Naira hanya ingin membeli kebutuhan dapur dan kebutuhannya.
"Beli apalagi ya?" tanyanya pada diri sendiri.
Saat sedang asik berbelanja, tiba-tiba dering ponsel yang ada di tas gendongnya menghentikan aktivitas belanjanya. Naira pun memilih mengambil ponselnya dan mengangkat telpon dari mamanya.
"Assalamualaikum Ma," salamnya lebih dulu.
"Wa'alaikumussalam Nduk," jawab Mama di seberang sana. "Mbak empun transfer?" tanyanya. (Mbak sudah transfer?).
"Sampun Ma, nembe mawon Mbak transfer, ngge jajan adek teng nggrio kalih ngge tumbas dolanan sing dedek pengin," jawab Naira. (Sudah Ma, baru saja Mbak transfer, buat jajan adek dirumah sama beli mainan yang adek pengin).
"Ishhh Mama mpun matur, artone simpen mawon teng mriku. Mama kan tesih enten Bapak. Mama mboten purun nek Mbak kekurangan teng mriku," balas Mama kasihan. (Ishhh Mama sudah bilang, uangnya simpan saja di situ. Mama kan masih ada Bapak. Mama nggak mah kalo Mbak kekurangan di situ).
Naira terkekeh mendengar omelan khas ibunya itu, "Insyaallah mboten Ma, sampun Mbak itung sedanten. Mboten nopo-nopo lah, Mbak kerja kan ben saget mbatu Bapak. Arto saking Bapak ngge kebutuhan keluarga, lah arto saking Mbak ngge adek-adek mawon." (Insyaallah enggak Ma, sudah Mbak hitung semua. Tidak apa-apa lah, Mbak kerja juga supaya bisa ngebantu Bapak. Uang dari Bapak buat kebutuhan keluarga, dan uang dari Mbak buat adik-adik saja).
"Ya owes nek yangono. Mama badhe ndulang adek krihin nggih. Antos-antos teng mriku. Emut pesane Mama, Assalamualaikum," pesan Mama. (Yasudah kalo begitu. Mama mah nyuapin adik dulu ya. Hati hati di sana. Ingat pesan Mama).
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Suamiku •END•
RandomSebelumnya jangan lupa follow akun ku dulu ya ... Naira Syifa'ul Rizky, gadis rantau yang memiliki nasib baik bisa menikah dengan Idolanya sendiri yaitu Devano Jordan Aditama. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yukk ikutin terus ceritanya.