BAB 20

2.8K 168 1
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜





Pagi hari menyapa, membuat semua makhluk hidup di dunia memulai aktivitas seperti hari-hari sebelumnya.

Naira, gadis manis yang merantau sendiri di kota orang sekarang sedang sibuk membersihkan kamar kostnya. Hari ini Naira tidak masuk kerja, karena semua karyawan diliburkan setelah acara besar besaran tadi malam.

Karena hari ini Naira tidak ada agenda keluar rumah, jadi hari ini Naira akan menghabiskan waktunya dengan membaca novel yang sudah lama di beli tetapi baru sempat ia baca.

Lama Naira membaca novel dengan judul 'Nikah Muda', Naira mulai merasakan bosan. Alhasil dia menyudahi kegiatan membacanya dan berniat keluar kost mencari udara segar.

"Mau kemana Mbak?" tanya Evi, gadis cantik berusia 15 tahun dengan hijab instan. Dia adalah putri dari pemilik kost tempat Naira tinggal.

Tersenyum ke arah penanya, Naira menjawab, "ini mau nyari angin, bosen juga libur di kost terus."

"Evi boleh ikut Mbak? Soalnya bosen di rumah terus lagi libur gini," tanya Evi berbinar.

"Loh kok libur? Bukannya sekarang hari Senin ya?"

"Iya Mbak soalnya lagi buat ujian kelas 12," jelas Evi.

Naira manggut-manggut sebagai jawaban. "Yaudah ayo ikut, biar ada temen ngobrol juga," ujar Naira yang langsung dibalas anggukan oleh Evi.

Sepanjang perjalanan keluar tempat kost, mereka berdua sibuk berbincang-bincang. Dari hal yang penting sampai tidak penting.

Ketika mereka sedang asyik berbincang, tiba-tiba ada suara tangis anak kecil yang membuat kegiatan mereka terhenti.

"Denger nggak Vi?" tanya Naira pada Evi yang mulai merapatkan tubuhnya ke Naira.

"Denger Mbak, Evi takut," balas Evi ketakutan.

Karena rasa penasaran, Naira pun berjalan menuju sebuah posko keamanan. Di mana suara tangis itu berada.

Setelah sampai di sana, Naira di buat kaget karena ada seorang anak kecil yang sedang menangis dan menyembunyikan wajahnya di antara lututnya.

"Dek? Kenapa menangis?" tanya Naira setelah berada di depan anak kecil itu.

Mendengar suara orang bertanya kepadanya, anak kecil itu mendongakkan kepalanya. Betapa terkejutnya Naira saat tau bahwa anak kecil itu adalah Faisal anak dari tetangga.

"Astaghfirullah Sal, kenapa bisa nangis? Kenapa sendirian di sini?" tanya Naira seraya mengangkat tubuh Faisal untuk digendongnya.

Faisal, anak kecil berusia 6 tahun itu langsung menyembunyikan wajahnya di leher Naira yang terbalut hijab.

"Loh Mbak, itu siapa?" tanya Evi setelah melihat Naira menggendong anak kecil.

"Ini Faisal putranya Bu Maya, nggak tau kenapa dia nangis sendirian," jelas Naira sembari menepuk nepuk punggung Faisal.

"Ssttt ... udah jangan nangis terus, anak laki-laki kok nangis. Udah nangisnya ya, ada Mbak di sini," ucap Naira menenangkan Faisal yang masih menangis. Faisal yang mendengar itu pun, mulai berhenti menangis.

Mendengar tidak ada suara tangisan lagi, Naira mulai menanyakan hal hal apakah yang membuat Faisal sampai menangis.

"Faisal kenapa menangis?" tanya Naira hati-hati.

Masih dengan sesenggukan, Faisal menjawab, "Fai tadi mau ikut main bola sama Mas Gibran, tapi kata Mas Gibran sama temen-temen, Fai masih kecil jadi Fai juga harus main sama anak kecil. Terus mereka ninggalin Fai sendiri di sini," jelasnya kembali menangis.

Idolaku Suamiku •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang