Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
Di ruang keluarga berkumpul lima orang dengan empat anggota dan satu kepala keluarga. Mereka adalah Geo, Melinda, Devano, Keysha dan Deon.
Setelah mendapat kabar bahagia dari calon besannya, Geo yang sedang menyelesaikan file-file nya segera berlalu menuju rumahnya untuk memberikan kabar bahagia tersebut.
"Jadi kapan kita ke sana?" tanya Devano tidak sabar.
"Sabar napa Bang elah, ngebet banget dah," jawab Deon sembari terkikik melihat keantusiasan Abangnya itu.
"Kata Pak Alif besok Naira baru pulang, jadi kemungkinan kita berangkat lusa," jawab Geo.
"Kali ini kita ikut kan Pah?" tanya Keysha dengan penuh harap.
"Iya kalian ikut, kemungkinan kita di sana tiga atau empat hari, jadi nanti kalian berdua izin ya," jelas Geo.
"Oke Pah," jawab Keysha dan Deon bersamaan.
Setelah selesai dengan percakapan itu, mereka kembali berbincang-bincang tentang berbagai hal, mulai dari sekolah, pekerjaan dan lain-lain.
_______
Pagi hari menyapa, Naira sudah siap dengan gamis polos berwarna hijau army, dengan hijab senada serta tas gendong kecil hitam berisi dompet, handphone dan semacamnya tak lupa koper sedang berwarna silver di tangan kanannya.
Saat ini Naira sedang berpamitan pada ibu kost nya, serta beberapa teman kost yang akrab dengannya.
"Kamu hati-hati ya Nak, jaga kesehatan di sana, jangan lupa baca doa dulu sebelum berangkat," pesan Ibu kost yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Naira.
"Hati-hati Nai, semoga selamat sampai tujuan," pesan Nesa.
"Mbak nanti kalo pulang ke sini bawa oleh-oleh ya," ujar Evi dengan senyumnya.
"Iya Bu, Mbak, Naira bakal hati-hati kok. Iya Evi, nanti Mbak bawain makanan khas Semarang ya. Kalo gitu Nai pamit ya semua," pamit Naira sembari mencium punggung tangan orang yang lebih tua darinya.
"Assalamualaikum," salam Naira dan segera berlalu setelah mendapat jawaban.
Naira keluar dari gerbang kost dan segera menaiki taksi online yang akan dia gunakan sebagai kendaraan sampai terminal bus yang lumayan jauh dari kost-annya.
Setelah menempuh waktu kurang lebih setengah jam, Naira pun sampai di terminal. Setelah turun dari taksi online dan membayarnya, Naira segera menuju tempat tunggu untuk menunggu panggilan keberangkatan.
Sembari menunggu Naira pun mengabari keluarganya bahwa dia sudah berada di terminal dan akan segera berangkat. Setelah beberapa menit menunggu, para penumpang yang akan mudik ke Semarang pun di persilahkan menaiki Bus dan duduk sesuai dengan nomor kursi dimiliki. Alhamdulillah Naira mendapatkan tempat duduk di dekat jendela dan pasangan duduknya sama sama perempuan berhijab, jadi Naira tidak terlalu canggung.
Setelah semua penumpang duduk di tempat masing-masing, Bus pun mulai berjalan meninggalkan terminal menuju tempat tujuan, tak lupa sebelum Bus berjalan Naira memanjatkan doa supaya selamat sampai tujuan.
Selama perjalanan Naira memilih membaca novel yang belum sempat dia selesaikan bacaannya. Saat sedang asik membaca novel, wanita berhijab yang duduk disebelahnya memanggilnya sehingga Naira memilih menyudahi bacaannya dan fokus pada wanita berhijab yang umurnya lebih tua darinya.
"Mbak," panggilnya.
"Iya?" jawab Naira sembari tersenyum.
"Kenalin nama saya Sindi," ucapnya sembari menjulurkan tangan kanannya yang langsung disambut oleh Naira.
"Saya Naira Mbak," jawab Naira sembari tersenyum.
"Nama yang cantik seperti parasnya," puji Sindi yang membuat Naira tersenyum.
"Makasih, Mbak Sindi juga cantik," balas Naira.
"Umur berapa? Kelihatannya masih muda," tanya Sindi.
"Saya 19 tahun Mbak," jawab Naira.
"Wahh masih muda ya, saya 25 tahun," balasnya. "Ngomong-ngomong ke Semarang mau ngapain pulang kampung atau?" sambungnya bertanya.
"Pulang kampung Mbak. Kalo Mbak-nya?"
"Saya juga mau pulang, kasian Suami ngurus anak-anak," balasnya.
"Ohh Mbak-nya udah nikah. Emang Mbak ada acara apa di Jakarta?" tanya Naira penasaran.
"Iya saya udah nikah. Saya ada acara pengajian, sebenernya saya berniat tidak berangkat karena nggak enak hati meninggalkan anak-anak sama Suami yang sama sibuknya, tetapi karena udah terlanjur janji jadi dengan berat hati saya meninggalkan keluarga," jelasnya. Naira hanya manggil manggil sebagai jawaban.
"Kalau saya boleh tau Mbak-nya nikah umur berapa?" tanya Naira.
"Saya nikah umur 21 tahun, Alhamdulillah sudah dikaruniai momongan," jawabnya.
"Oohh gitu," jawab Naira.
"Kamu sendiri di Jakarta, kuliah atau kerja?" tanya Sindi.
"Saya kerja Mbak buat bantu-bantu, ini baru pulang setelah setahun merantau," jawabnya.
"Wahh lama juga, nggak kangen rumah?"
"Kangen lah Mbak, tapi gimana lagi hanya ingin membalas semua yang telah orang tua saya berikan."
"Terus ini pulang memang keinginan sendiri atau gimana? Maaf malah jadi kepo begini hehe," tanyanya sembari terkekeh.
"Nggak papa Mbak. Sebenernya belum pengin pulang walaupun udah rindu banget sama rumah, tapi sebulan yang lalu ada yang melamar saya, setelah lama berpikir saya memilih menerimanya saja mungkin ini yang terbaik, jadi hari ini saya pulang karena akan diadakan lamaran resmi katanya," jelas Naira.
"Masyaalloh udah mau nikah ternyata," balasnya. "Nggak papa Dek malah baik loh nikah muda itu menjauhkan diri dari perbuatan dosa, nikah muda juga banyak enaknya. Bisa sambil pacaran, pacaran bukan nambah dosa malah nambah pahala, nanti kalo udah punya anak bisa jadi teman curhat juga, soalnya nggak beda jauh kan usianya. Intinya enak deh nikah muda, tapi kalo ada enaknya pasti ada masa masa enggak enaknya, contohnya ego. Nah ini kita harus bisa mengontrol ego kamu , kalo ada masalah selesai dengan berbicara baik-baik, jangan malah langsung mengambil keputusan yang merugikan kalian seperti itu," jelasnya.
"Makasih Mbak nasehatnya, semoga nanti aku bisa menerapkannya," jawab Naira sembari tersenyum.
"Iya sama-sama, semoga lancar sampai hari-H dan semoga sakinah mawadah warahmah ya," ujar Sindi.
"Iya Mbak terimakasih."
Setelahnya tidak ada perbincangan di antara keduanya, Naira sibuk kembali dengan novelnya dan Sindi sedang berbicara di telepon dengan anak anaknya.
_________
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Suamiku •END•
RandomSebelumnya jangan lupa follow akun ku dulu ya ... Naira Syifa'ul Rizky, gadis rantau yang memiliki nasib baik bisa menikah dengan Idolanya sendiri yaitu Devano Jordan Aditama. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yukk ikutin terus ceritanya.