BAB 62

2.2K 133 5
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
.
.
.
.
.

Setelah dua hari berdiam diri di kamar rumah sakit, akhirnya Naira bisa lega karena sore ini ia akan kembali ke rumah keluarga Aditama.

"Ini udah semua?" tanya Devano yang baru saja menutup resleting koper-nya.

Setelah menatap sekeliling, memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Naira mengangguk mengiyakan pertanyaan Devano.

Begitu melihat respon Naira, Devano segera beranjak dari posisi duduknya dan berjalan ke arah Naira setelah menyimpan koper-nya di samping sofa yang ada di ruangan itu.

"Nares tidur terus," gumam Devano begitu melihat putranya tertidur di pelukan Istrinya.

"Namanya juga bayi Mas," jawab Naira mendongak, mengecup singkat rahang tegas Devano, Suaminya.

Awalnya Devano terkejut, tapi tak urung senyumnya pun mengembang melihat tingkah istrinya.

Naira berani melakukan hal tersebut karena hanya ada dirinya serta suaminya dan juga anaknya yang ada di ruangan itu. Sehingga, Naira tak perlu malu jika ketahuan oleh keluarganya maupun keluarga suaminya.

"Yuk pulang," ajak Devano seraya membantu Naira turun dari ranjang dengan Nares di gendongannya.

Kemudian, tanpa menunggu lama, Devano serta Naira keluar dari ruang rawat dengan beriringan, dengan Devano yang menyeret koper berisi perlengkapan istri dan putranya.

Jika kalian bertanya di mana keluarga Naira serta Devano, jawabannya adalah, berada di kediaman Aditama.

Sebenarnya Melinda dan Aisyah ingin ikut Devano menjemput Naira untuk kembali ke rumah, tapi Devano menolaknya dengan sopan, karena ia tidak mau merepotkan orang tuanya. Alhasil, kini mereka jalan beriringan seraya bercanda tawa, membuat siapa saja yang melihatnya ikut bahagia.

Selama perjalanan pulang, mereka terus bercerita tentang kebahagiaan yang mereka rasakan saat ini. Tentang kehadiran Nares yang membuat keluarga mereka semakin lengkap.

Tak terasa, mobil yang dikendarai oleh Devano telah tiba di halaman luas milik keluarganya.

"Pak, tolong bawakan koper yang di bagasi ya," pinta Devano pada laki-laki paruh baya yang sudah lama bekerja di rumahnya.

"Siap Den," jawabnya.

Setelahnya, Devano segera berjalan ke arah pintu penumpang samping kemudi. "Bisa nggak?" Tanyanya pada Naira yang terlihat kesusahan menggendong putranya.

"Bisa kok," jawab Naira pelan setelah berhasil keluar dari mobil.

Mereka berdua berjalan beriringan, dengan tangan Devano yang setia bertengger di pinggang berisi Naira.

Begitu membuka pintu utama, suara terompet serta teriakan sambutan membuat Naira dan Devano sontak menghentikan langkahnya.

"SELAMAT DATANG BABY NARES DAN MAMA!!"

Naira yang mendengar itu pun tersenyum senang, berbeda dengan Devano yang justru menampilkan wajah kesalnya.

"Naira sama Nares doang yang disambut?" tanya Devano dengan nada ketus.

"Ck, udah jadi Bapak nggak usah sok imut."

Sahutan dari Melinda membuat semua yang ada di sana tertawa tak terkecuali Naira yang juga ikut tertawa, membuat Nares membuka matanya perlahan.

"Ponakan kuu!!!" Pekikan wanita dari arah depan membuat Naira mendongakkan kepalanya ke arah depan dan terkejut.

"Kok kamu di sini?!" Tanyanya masih dengan raut wajah terkejut.

"Kejutan," jawab wanita itu dengan cengiran khasnya.

"Sama siapa aja?" tanya Naira dengan mata berkeliling, melihat orang-orang yang menyambut kedatangannya tadi. "Afif!!" Seru nya begitu melihat sepupu tersayangnya berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Jangan lari!" Peringat Afif begitu melihat Naira yang akan berlari ke arahnya. Sedangkan Afif memilih menghampiri sepupu kecilnya itu.

"Katanya ke sini besok," kata Naira dengan wajah cemberut membuat orang-orang yang ada di sana terkekeh geli melihat wanita yang baru saja menjadi ibu itu.

Saat ini mereka sudah duduk di sofa luas yang ada di ruang utama keluarga Aditama. Naira duduk di samping Devano dengan Nares yang masih berada di gendongannya, sedangkan Afif duduk di sofa panjang samping kanan Naira bersama kedua adik Naira dan juga Deon.

"Kan kejutan," jawab Afif begitu menghentikan tawa kecilnya.

"Pesenan ku?" Pinta Naira dengan tangan menengadah ke arah Afif.

"Ada di belakang Nduk." Aisyah menyahuti permintaan Naira membuat wanita itu mengangguk.

"Boleh gendong nggak?" tanya Afif pada Naira setelah memperhatikan bayi tampan itu lamat-lamat.

Naira mengangguk dan dengan pelan menyerahkan Nares pada sepupunya itu. Devano yang melihat awalnya terkejut, tapi setelahnya dia bisa lega begitu melihat Afif yang terlihat luwes dalam menggendong bayi.

"Bang Afif gendong Nares luwes banget," ucap Deon yang diangguki Keysha dan juga kedua orang tuanya.

"Kan Afif udah biasa gendong anak kecil." Sahut Naira. "Waktu Nicho sama Nazila kecil juga, Afif yang biasa gendong," sambungnya.

Mereka kembali bercengkrama, sesekali tertawa jika terdapat kata atau kalimat yang lucu terucap dari mereka.

Naira sesekali ikut bercengkrama dengan kepala yang diletakkan di bahu Devano, serta Devano yang setia mengelus lembut tangan istrinya itu.

_________
Bersambung ....

Jangan lupa follow Ig ku
@naasyriz_

Idolaku Suamiku •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang