BAB 3

3.4K 191 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment💜

Jam tangan berwarna hitam dengan harga yang tidak main-main menunjukkan pukul 2 siang hari. Seorang yang memakai jam tangan tersebut sedang duduk di sebuah ruang ganti sambil menunggu dirinya dipanggil untuk tampil. Dia Devano. Lebih tepatnya Devano Jordan Aditama seorang fotografer terkenal di Jakarta mempunyai wajah tampan yang bisa meluluhkan semua hati kaum hawa.

Meskipun dia seorang fotografer, dia juga seorang penyanyi cover, yangmana hal tersebut membuat banyak sekali orang yang mengidolakannya. Tidak hanya tampan tapi dia juga berbakat.

"Wahhh beri tepuk tangan yang meriah untuk penampilan tarinya, itu sangat sangat memukau," suara seorang host laki-laki.

"Benar sekali Rama tariannya sangat memukau, tapi sayangnya kita hanya bisa melihat sebentar," jawab host perempuan mendramatisir.

"Tapi tenang saja Gea, penampilan selanjutnya pasti akan lebih memukau, dan pastinya kamu akan lebih terpukau karena penampilannya."

"Wahh apakah benar Rama? Siapa yang akan tampil berikutnya?"

"Nahh buat kamu Gea dan juga pemirsa di rumah pasti kalian sekarang sedang menunggu idola kalian tampil kan? Mari kita semua saksikan baik para penonton di studio maupun pemirsa di rumah inilah penampilan dari idola kita 'DEVANO ADITAMA'," ujar host yang disambut tepukan tangan oleh pemirsa di rumah maupun di studio.

Suara petikan gitar pun mulai terdengar di telinga para penonton di studio maupun di rumah. Mereka semua menghayati intro petikan gitar tersebut.

Pernah aku jatuh hati
Padamu sepenuh hati
Hidup pun akan ku beri
Apapun kan kulalui

Semua orang di studio maupun di rumah menikmati suara merdu dari Devano yang sangat lembut.

Tapi tak pernah ku bermimpi
Kau tinggalkan aku pergi
Tanpa tau rasa ini
Ingin rasa ku membenci

Tiba-tiba
Kamu datang
Saat, kau telah dengannya
Semakin hancur hatiku

Suara merdu itu mampu membuat semua orang terhipnotis sehingga mereka terbuai oleh lagu tersebut.

Jangan datang lagi cinta
Bagaimana aku bisa lupa
Padahal kau tau, keadaannya
Kau bukanlah untukku

Jangan lagi rindu cinta
Ku tak mau ada yang terluka
Bahagiakan dia, aku tak apa
Biar aku yang pura-pura
Lupa ....

Devano sangat menghayati saat bernyanyi sambil memainkan gitarnya, sehingga hal tersebut mampu membuat penonton semakin terpukau di buatnya.

Bahagiakan dia ....
Aku tak apa, biar aku yang pura-pura ....
Lupaaaa ....

Akhir lagu yang di sambut dengan suara riuh tepukan tangan para penonton di studio tersebut, bahkan ada yang sampai menangis dibuatnya karena terlalu menghayati lagu tersebut.

"Huwaaa Rama aku beneran baper sama lagu yang dibawakan Devano, ya ampun," ujar host perempuan.

"Aku juga Ge, nah kita sebagai host aja baper, gimana nih para penonton di studio baper nggak?" tanya host laki-laki.

"BAPERRRRR," suara dari penonton serta tepukan riuh dari penonton.

"Nah semua udah baper kan? Tapi tenang aja nanti kita seru-seruan lagi bersama idola lainnya. Pasti udah nggak sabar kan? Setelah yang satu ini," ucap host laki-laki.

Di belakang panggung setelah selesai tampil, Devano memilih untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian nya sendiri, karena setelah tampil dia tidak akan tampil lagi. Maka dari itu dia lebih memilih untuk pulang daripada bosan ditempat ramai seperti ini.

"Jun abis ini gue nggak ada acara apa-apa kan?" tanya Devano kepada manajer yang sekaligus merangkap sebagai asistennya.

"Kagak ada Dev, hari ini jadwal Lo nggak terlalu padat, paling nanti malem ada pertemuan sama client buat bahas tentang fotografi," jawab laki-laki yang di panggil Jun atau lebih tepatnya Arjuna seraya melihat jadwal Devano di memo Hpnya.

"Ooh syukur deh, gue juga udah cape," ujarnya. "Gue laper pengin makan," sambungnya seraya beranjak dari ruang ganti.

"Mau makan apa Dev?" tanya Juna. Memang mereka seumuran dan Devano juga enggan untuk dipanggil bos lebih baik dipanggil nama biar akrab.

"Apa aja entar lah," jawabnya memasuki mobil dan duduk di kursi penumpang samping kemudi.

"Yaudah ke Caffe biasa gue nongkrong aja ya?" usul Juna yang dibalas deheman oleh Devano karena dia sudah sibuk dengan benda perseginya.

Setelahnya mobil melaju membelah jalanan ibu kota menuju Caffe tempat biasa Arjuna nongkrong.

________

Bersambung.....

Idolaku Suamiku •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang