BAB 22

2.3K 162 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜


Hari ini Naira akan mulai kembali bekerja setelah di beri hari libur oleh bos-nya. Karena hari ini Naira mendapatkan bagian shift sore, jadi pagi hari ini Naira habiskan dengan membantu ibu kost membuat kue untuk acara arisan.

"Bikin banyak apa enggak Bu?"

"Lumayan, soalnya sekalian buat dibawa ke tempat pengajian nanti malam," jelas ibu kost.

Naira hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Setelahnya mereka berdua sibuk dengan kegiatan membuat kue, sesekali bercanda dan bercerita.

"Gimana kerjanya Nai? Lancar?" tanya ibu kost.

Naira yang sedang mengaduk adonan pun menjawab, "lancar Alhamdulillah Bu."

"Alhamdulillah kalo gitu," jawab ibu kost.

Setelah itu mereka kembali fokus pada kue yang sudah hampir jadi. Detik, menit, dan jam pun berlalu, tak terasa sekarang jam sudah menunjukkan pukul 11.30 begitupun dengan kue yang mereka buat sudah jadi semua.

"Alhamdulillah udah jadi semua," gumam Naira.

"Alhamdulillah ya Nai udah selesai. Ya udah kamu kembali sana ke kamar, bersih bersih terus solat udah hampir waktu sholat Dzuhur," ujar ibu kost.

"Nggih Bu, kalau begitu Nai ke kamar dulu Bu, assalamualaikum," pamit Naira langsung melangkahkan kaki keluar dapur.

"Wa'alaikumussalam. Eehh Nai tunggu sebentar," ucap ibu kost yang langsung pergi meninggalkan Naira yang kebingungan. "Ini dibawa buat cemilan di kamar," sambungnya seraya menyerahkan kotak makan berisi kue bolu.

"Nggak usah repot-repot Bu," ucap Naira menolak.

"Nggak papa ambil aja, kalau mau tinggal ke rumah ya. Udah sana ke kamar udah adzan itu," ucap ibu kost.

"Ya sudah Nai ke kamar dulu Bu," pamit Naira dan melangkah keluar dapur setelah menerima kotak berisi kue itu.

Setelah sampai di kamar kost, Naira langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai dengan kegiatan mandi dan berpakaian, Naira langsung melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Setelah selesai, Naira memilih mengistirahatkan tubuhnya supaya tubuhnya vit saat bekerja nanti.

_______

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih enam jam, akhirnya keluarga Devano, bukan, lebih tepatnya Geo, Melinda, dan Devano sampai di kota Semarang.

Sesampainya di sana, mereka langsung menuju ke salah satu hotel yang sudah Geo booking untuk tempat peristirahatan keluarganya selama di sana.

"Akhirnya sampai juga, cape banget," gumam Devano seraya meregangkan ototnya.

"Ya udah yuk, kita masuk dulu istirahat nanti sore baru kita ke sana," ujar Melinda yang langsung di 'iya' kan oleh Geo dan Devano.

Mereka bertiga pergi ke kota Semarang tanpa menggunakan supir, jadi selama kurang lebih enam jam itu Devano yang jadi supir.

Devano keluar dari mobil dengan masker sebagai penutup wajahnya, sedang tudung Hoodie sebagai penutup kepalanya.

Sesampainya di kamar hotel, Devano langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang luas, karena Ayahnya memesan kamar VVIP untuk di tinggalinya.

Di dalam kamar Devano tinggal sendirian, sedangkan kedua orang tuanya berada di kamar sebelah kamarnya.

"Mandi dulu kali ya biar seger," gumam Devano seraya melangkah kakinya menuju kamar mandi.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, Devano segera menggelar sajadah nya dan memulai ibadah lima waktu sebagai umat Islam.

Selesai sholat, Devano langsung merebahkan tubuhnya dan langsung memejamkan matanya memasuki alam mimpinya.

_______

Sore hari telah tiba, Naira juga telah sampai di tempat kerjanya. Setelah sampai, Naira langsung mengganti bajunya dengan seragam khas seorang pelayan Caffe.

"Aku pulang dulu ya Nai," pamit salah satu karyawan Caffe yang mendapat bagian shift pagi.

"Iya Mbak hati-hati di jalan," jawab Naira.

Setelah selesai mengganti pakaiannya, Naira segera menuju meja kasir mengambil buku catatan kecil, untuk mencatat pesanan pelanggan.

"Sore Mbak Mel," sapa Naira kepada Meli yang selalu kebagian menjaga kasir.

"Sore juga Nai," sapa Meli balik. "Ini catatan nya," sambungnya seraya menyerahkan note kecil dan satu bulpoint.

"Makasih Mbak, kalo gitu aku ke sana dulu," terima Naira dan mulai melangkah kakinya menuju sepasang pelanggan yang baru masuk Caffe.

Setelahnya Naira mulai bekerja seperti bisanya, tetapi ada yang berbeda dengan Naira. Dirinya merasakan kegelisahan yang entah apa, perasaannya tidak menentu. Dia merasa seperti akan mendapatkan sesuatu yang begitu mengejutkan baginya. Entah apa itu, yang pasti sekarang perasaannya gelisah.

Semoga tidak terjadi apa-apa, batinnya.

_______
Bersambung ....

Maaf sedikit🙏

Idolaku Suamiku •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang