Ada uang nungguin nggak? Kalau ada yuk absen dulu ....
______
Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
.
.
.
.Minggu pagi hari ini diisi dengan jalan-jalan keliling komplek oleh Naira dan Devano.
Setibanya di taman komplek, dapat mereka lihat seberapa ramainya taman tersebut. Dari kalangan balita, anak-anak, remaja, hingga lansia.
Mungkin karena ini hari Minggu, jadi semua orang meluangkan waktunya untuk berolahraga bersama sanak saudara, atau teman-temannya.
"Rame banget ya Mas," seru Naira setelah mereka tiba di taman komplek.
"Iya," jawab Devano.
Naira menatap sekeliling, banyak sekali orang yang ada di taman ini, juga ada banyak pedangan yang mungkin singgah di taman ini.
"Mas makan bubur yuk," ajak Naira sembari menunjuk gerobak Bubur Ayam yang ada di seberang mereka duduk.
Tanpa menjawab, Devano langsung menggandeng lengan Naira menuju gerobak Bubur Ayam tersebut.
"Bang, dua ya," ucap Devano yang dibalas anggukan oleh Abang penjual bubur itu.
Setelah memesan, Devano mengajak Naira untuk duduk di salah satu kursi yang kosong. Karena memang banyak orang yang sedang makan Bubur Ayam ini.
"Eh Devano, tumben nih ke taman komplek." Suara seseorang dari arah samping Devano membuat dirinya dan juga Naira menoleh.
"Iya Bu, ini nemenin istri," jawab Devano.
"Oohh ini istrinya?" tanya ibu tersebut yang dibalas anggukan oleh Devano. "Cantik sekali," serunya.
"Terimakasih," kata Naira pelan.
"Udah isi Neng?" tanyanya.
"Alhamdulillah sudah Bu," jawab Naira.
"Alhamdulillah. Sehat-sehat ya, semoga lancar sampai lahiran," kata ibu tersebut yang di 'aamiin' kan oleh mereka.
Setelah Ibu itu pergi, bubur pesanan mereka pun datang.
"Silahkan," ucap Abangnya.
Setelah mengatakan terimakasih, Naira dan Devano mulai mencampurkan beberapa bumbu tambahan. Seperti, kecap, sambal, dll.
Melihat Naira yang mengaduk buburnya, Devano pun bertanya, "Kamu suka diaduk?"
"Iya biar rasanya nyampur," balas Naira dan mulai memakan Bubur Ayamnya.
Mendengar jawaban Naira, Devano pun hanya mengangguk. Pasalnya dirinya adalah tim bubur diaduk juga. Karena menurutnya, rasanya akan lebih enak jika diaduk.
Setelah selesai makan Bubur Ayam dan membayarnya, mereka pun berjalan memutari taman komplek yang tidak terlalu luas.
Sebenarnya Devano malas. Karena biasanya ketika hari libur seperti ini, ia memilih untuk bersantai di rumah daripada keluar, tapi karena ini keinginan istrinya dan juga perintah Melinda, jadi ia mengikuti kemana saja Naira pergi.
"Capek," keluh Naira seraya mengusap pelan wajahnya dengan punggung tangannya.
"Duduk dulu sini," kata Devano sembari menuntun Naira untuk duduk di kursi yang persis ada di sampingnya.
"Mau minum?" tawar Devano yang dibalas anggukan oleh Naira.
"Ya udah aku beli dulu, sebentar," ucapnya sambil melenggang pergi menuju penjual air minum yang tak jauh dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Suamiku •END•
RandomSebelumnya jangan lupa follow akun ku dulu ya ... Naira Syifa'ul Rizky, gadis rantau yang memiliki nasib baik bisa menikah dengan Idolanya sendiri yaitu Devano Jordan Aditama. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yukk ikutin terus ceritanya.