BAB 66

2.3K 124 2
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
.
.
.
.
____
Menuju Ending
____

Hari ini adalah hari dimana Keysha, adik perempuan Devano melangsungkan acara pertunangan.

Halaman belakang rumah keluarga Aditama riuh dengan suara percakapan sanak saudara serta teman-teman Keysha maupun Zidan, tunangan Keysha.

Zidan Ibnu Nugraha itu merupakan putra bungsu dari keluarga Nugraha. Memiliki postur tubuh tinggi dengan wajah khas keturunan Arab membuat siapa saja akan terpesona dibuatnya.

Ditambah dengan profesinya sekarang sebagai Dokter Spesialis Jantung, membuat banyak wanita semakin berminat untuk menatap atau bahkan memilikinya.

Tidak jauh berbeda dengan Naira. Wanita yang tengah hamil muda itu terus menatap ke arah Zidan dan juga Keysha yang tengah asyik bercengkrama dengan beberapa rekannya setelah acara pertukaran cincin beberapa waktu lalu.

Sedangkan Devano yang berada di samping istri kecilnya itu mencabik kesal karena wanitanya tengah memperhatikan pria lain selain dirinya. Nares yang berada di gendongan Devano pun terlihat anteng dengan dot susu di kedua tangan mungilnya.

"Biasa aja kali lihatnya," sindir Devano seraya menatap istrinya kesal.

"Zidan ganteng banget, ya Mas." Tanpa menghiraukan sindiran Suaminya, Naira justru memuji pria lain di saat Devano tengah berada di tingkat kesal karena rasa cemburunya.

"Gantengan juga gue," gumam Devano yang masih bisa didengar jelas oleh Naira.

Tanpa menanggapi ucapan Suaminya, Naira segera menarik Devano untuk mengikutinya. "Ayok ke sana," ucapnya riang.

Devano yang diperlakukan seperti itu hanya pasrah seraya menatap Nares memelas.

Keysha yang melihat iparnya mendekati dirinya pun tersenyum senang, begitupun Zidan yang tersenyum tipis.

"Nai lihat-lihat, aku udah tunangan," pekiknya riang dengan memamerkan cincin di jari manisnya.

"Selamat ya Mbak, Nai ikutan seneng," timpal Naira dengan senyum manisnya.

"Makasih kadonya ya," ucap Keysha tiba-tiba membuat Naira menatapnya bingung.

"Ini, kamu mau kasih aku ponakan baru, itu kado terindah tahu," jelasnya sebelum Naira bertanya. Sedangkan Naira hanya mengangguk paham dan kembali tersenyum.

"Tapi aku lagi ngidam," kata Naira tiba-tiba membuat Keysha dan Zidan menatap penuh tanya, sedangkan Devano sudah was-was sendiri.

"Ngidam apa Nai?"

"Dede nya pengin dibikinin Nasi goreng sama Om baru," jawabnya senang dengan tatapan menyorot Zidan penuh binar.

Wajah Zidan berubah bingung, Keysha juga sama bingungnya. Sedangkan Devano menghembuskan napas lega karena permintaan istrinya tidak aneh-aneh.

"Om baru? Siapa? Zidan?" Keysha bertanya yang langsung dijawab anggukan semangat oleh Naira.

"T-tapi aku nggak bisa masak." Tatapan memohon dilayangkan oleh Zidan pada Keysha, berharap tunangannya itu membantunya menolah permintaan calon iparnya.

"Iya Nai, Zidan--"

Belum sempat Keysha melanjutkan ucapannya, suara dengan nada getar dari arah Naira membuat beberapa orang di sana gelagapan dibuatnya.

"Nggak mau?" Naira berkata dengan nada getarnya.

"T-tapi--"

"Kenapa sayang?" Suara Melinda dari arah belakang Naira membuat Naira segera menoleh dengan wajah sendunya.

"Mau makan nasi goreng," cicitnya membuat Melinda tersenyum. 'ah, ternyata menantunya ini tengah mengidam,' batinnya.

"Ohh, yaudah ayok, Mama buat--"

"Maunya Mas Zidan yang buat." Potong Naira dengan nada pelan membuat Melinda melunturkan senyumnya dan berdehem canggung sekaligus bingung.

Melinda, Devano, Keysha serta Zidan saling melirik seolah bertanya-tanya, bagaimana cara menyenangkan bumil satu ini.

"Yaudah Zidan yang bikinin." Ucapan spontan dari Keysha sontak membuat Zidan yang ada di sampingnya melebarkan kedua matanya kaget.

"Yang ..." Rengeknya, tapi hanya dibalas tatapan tajam oleh Keysha.

"Beneran?!" Tanya Naira antusias membuat Zidan meringis tak enak jika menolaknya, dan berakhir dengan mengangguk kaku.

Devano yang melihatnya ingin sekali menyemburkan tawanya, sedangkan Melinda tersenyum maklum.

Dan sekarang, Naira, Devano dan Keysha tengah duduk di kursi pantry memperhatikan Zidan yang hanya diam memperhatikan bahan masakan di depannya.

"Ayo Mas Zidan, dedeknya udah nggak sabar nyicipun nasi goreng buatan Om-nya," pekik Naira riang membuat Zidan menoleh kaku dan Keysha serta Devano yang menahan tawanya.

Akhirnya, setelah tiga puluh menit berkutat dengan alat masak, berbekal video YouTube dari ponselnya, nasi goreng ala Zidan siap dihidangkan.

"Gimana rasanya?" tanya Keysha dengan tatapan penasaran pada Naira yang tengah menguyah nasi goreng hasil masakan calon adik iparnya. Begitupun dengan Devano dan Zidan yang menatapnya dengan tanda tanya besar.

Menganggukkan kepalanya, Naira berucap, "Lumayan." Senyum Zidan merekah, tapi selanjutnya, "asin dan manis," sambungnya.

Devano dan Keysha dengan segera menyendokan nasi gorengnya ke dalam mulut mereka masing-masing, begitupun dengan Zidan yang penasaran dengan rasanya.

Rasa asin dan manis begitu terasa di Indra pengecap mereka, membuat ketiga manusia itu merem melek dibuatnya.

"Tapi nggak papa, ini enak kok," sambungnya dan terus menyuapkan nasi goreng buatan iparnya.

Meskipun rasanya kurang pas, Naira tetap akan menghabiskan nasi goreng itu sebagai bentuk apresiasi dan terimakasih karena telah menuruti acara ngidamnya.

"Mas mau kerupuk," katanya pada Devano.

Dengan segera Devano mengambil stok kerupuk udang yang letaknya di lemari atas, khusus menyimpan makanan.

Beberapa menit kemudian, satu porsi nasi goreng buatan Zidan telah habis tak tersisa oleh Naira. Sedangkan ketiga manusia yang sedari tadi memperhatikannya, hanya bisa diam seraya menatap wanita hamil itu.

"Makasih ya Om Zidan," ucap Naira dengan suara khas anak kecil,ditambah dengan tangan kanannya yang mengusap lembut perutnya.

"Sama-sama Kak," balas Zidan dengan senyum manisnya.

"Ihh, masa aku di panggil Kak, sama Mas Zidan Mbak," adunya pada Keysha membuat Zidan menatap bingung padanya.

"Kan Kakak Ipar," sahut Zidan.

"Nggak mau dipanggil Kak, Mas." Rengeknya pada Devano yang tersenyum geli, begitu juga dengan Keysha.

"Terus--"

"Panggil nama aja Yang," potong Keysha begitu melihat Zidan angkat suara.

"Tapi kan ...."

"Aku masih muda ya Mas, baru mau 22 tahun, Mas Devano aja yang ketuaan emang," ketus Naira dan beranjak pergi meninggalkan tiga manusia dengan berbagai ekspresi.

Keysha dengan tawanya, Zidan dengan tatapan bingungnya, sedangkan Devano dengan tatapan pasrahnya.

________
Bersambung ....

Follow Instagram
@PeNaila_
@naasyriz_

Idolaku Suamiku •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang