BAB 49

2.5K 164 1
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
.
.
.

Setelah memastikan Devano tertidur pulas, Naira beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah pelan keluar dari kamar.

Setelah berhasil keluar, Naira melangkah pelan menuruni tangga rumah keluarga Aditama.

Ia mulai melangkah mendekati anggota keluarga Aditama yang tengah asik menonton bersama. Berhubung hari ini adalah hari libur, maka Geo, Keysha dan Deon ada di rumah, sehingga mereka kini tengah menghabiskan waktu bersama.

Melihat kedatangan menantunya, Melinda pun angkat suara. "Devano udah tidur Sayang?" tanyanya.

"Udah Ma," jawab Naira dan memilih duduk di dekat Deon. Entahlah, ia hanya ingin dekat dengan Deon.

"Kamu udah kasih tahu keluarga kamu tentang kehamilan kamu ini?"

"Udah Ma, tadi abis Subuh aku kasih kabar ini ke rumah," jawabnya.

Mereka semua asyik menonton televisi, sesekali tertawa saat melihat adegan lucu yang ditayangkan.

Saat sedang asyik menonton, tiba-tiba Naira ingin makan ikan cu'ek dengan nasi hangat tak lupa sambal terasi yang menggugah selera.

Karena rasa inginnya itu, Naira tidak dapat duduk dengan tenang, ia menoleh ke arah kanan dan kiri, sesekali mencecap bibirnya ketika membayangkan betapa nikmatnya makanan tersebut.

Deon yang duduk di samping Naira pun mulai terganggu dengan tingkah Kakak iparnya ini.

"Kenapa Kak?" tanyanya.

Mendengar suara Deon, membuat semuanya mengalihkan pandangannya ke arah Naira yang tengah menunduk meremas ujung hijabnya.

"Emm ...."

"Kenapa Sayang?" tanya Melinda.

"Aku pengin makan sesuatu," jawab Naira pelan.

Mendengar jawaban pelan Naira, membuat semua yang ada di sana tertawa. Ternyata bumil ini sedang ngidam.

"Kamu mau apa?" tanya lagi Melinda.

"Aku pengin makan ikan cu'ek Ma, sama nasi hangat, terus sambal terasi, ihh enak banget," jawab Naira semangat.

"Oohh gitu, ya udah mama nyuruh Mbok Ratih ke pasar dulu," jawab Melinda dan mulai beranjak.

Saat akan melangkah menemui Mbok Ratih, Melinda terpaksa menghentikan langkahnya karena suara menantunya.

"Jangan Ma," ucap Naira membuat semuanya mengernyit bingung.

"Aku mau beli sendiri bahan-nya di pasar," jelas Naira. Hal itu membuat Melinda melangkah mendekati menantunya itu.

"Jangan Sayang, biar Mbok Ratih aja ya," kata Melinda.

Namun bumil satu ini menggeleng keras. "Aku mau beli sendiri Ma, biar aku bisa milih sendiri. Lagian nanti aku nggak sendiri kok, aku ditemenin Deon," katanya polos.

Deon yang namanya disebut pun melebarkan matanya. "Apa Kak?" tanyanya memastikan.

"Nanti temenin ke pasar ya." Itu bukan pertanyaan,melainkan sebuah pernyataan.

"Tapi Kak, aku--"

Sebelum Deon menyelesaikan kalimatnya, Naira lebih dulu memotong, "Nggak ada tapi-tapian, Dede Bayinya pengin Om-nya yang nemenin," katanya. Dan hal itu membuat Deon pasrah.

"Ya udah, tapi hati-hati ya," jawab Melinda. "Kamu Dek, bawa mobilnya pelan-pelan. Inget, ada ponakan mu," nasehat Melinda yang dibalas anggukan oleh Deon.

Setelah bersiap-siap, Deon pun mulai melajukan mobilnya membelah jalanan ibukota dengan Naira yang ada di sebelahnya.

________

Seorang lelaki yang masih bergelung dengan selimut itu mulai menggeliatkan badannya. Tangannya meraba ke samping, mencari sesuatu, tapi tak mendapati apapun sehingga membuat kedua matanya terbuka lebar.

Devano. Kini ia mulai panik, mencari keberadaan istrinya. Pasalnya tadi saat tidur ia ditemani sang istri, tapi kini saat bangun ... Kenapa istrinya tidak ada.

Dengan langkah tergesa, Devano mulai menuruni tangga dengan tidak sabar.

"Ma," panggilnya saat tiba di ruang keluarga rumahnya. Di sana terdapat Geo, Melinda dan Keysha yang sedang asyik menonton serial drama di layar televisi.

"Kenapa Bang?" tanya Melinda menatap wajah sayu putranya.

"Naira ke mana?" tanyanya.

"Pergi." Jawaban singkat dari Geo membuat Devano terkejut bukan main.

Pergi? Nai pergi meninggalkannya? Hanya itu yang ada di pikirannya saat ini.

"Hah?! Pergi ke mana?" tanyanya panik.

"Iya, pergi ke--"

Jawaban Melinda terpotong oleh ucapan salam dari arah pintu depan.

"Assalamualaikum, Nai pulang," salam Naira dengan nada ceria, tapi tidak dengan Deon yang berjalan dengan wajah tertekuk, tak lupa dua kantong belanja yang ada di kedua sisinya.

"Sayang, kamu dari mana? Pergi ke mana? Aku kira kamu ninggalin aku," perkataan beruntun dari Devano menyambut kedatangan Naira di ruang keluarga.

"Aku ke pasar, tuh belanja," jawab Naira sembari menunjuk Deon di belakanganya.

Sontak semua yang ada di sana beralih menatap Deon yang menekuk wajahnya dengan bibir mengerucut, hal itu membuat Keysha tertawa terbahak-bahak.

"Muka lo kenapa Dek? Jelek banget dah," kata Keysha masih dengan tawanya.

"Diem deh, capek nih," ketus Deon sembari mendudukkan dirinya di sofa samping Melinda.

"Kamu belanja apa aja Sayang? Sampe dua kantong gitu," tanya Melinda menatap menantunya dan kantong kresek bergantian.

"Itu Ma, tadi aku lihat sayuran seger-seger jadi sekalian beli deh hehe," jawab Naira. "Ya udah Ma, aku ke belakang ya mau masak ikan cu'ek," sambungnya dan akan mengambil kantong belanjaannya, tapi semua itu urung saat Devano lebih dulu mengambil alih kantong belanjaan itu.

"Aku aja, yuk," kata Devano.

Mereka berdua beranjak menuju dapur meninggalkan orang-orang yang menatap kepergian mereka.

"Kamu kok kayak capek banget Dek?" tanya Melinda pada putra bungsunya.

"Gimana nggak capek Ma, Kak Nai muter-muter terus, pilih ini itu. Pokoknya ini pertama dan terakhir kalinya aku ke pasar, nggak mau lagi," jelas Deon menggebu-gebu.

Semua yang ada di sana sontak tertawa melihat wajah kesal Deon. Meskipun Deon kesal, tak menutup bahwa dirinya senang bisa menuruti ngidam Kakak iparnya itu. Karena ia merasa, keponakannya itu tahu bahwa dia adalah Om-nya.

________
Bersambung ....

Follow IG ku ya ....
@nailaaa283_

Idolaku Suamiku •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang