Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
Adzan subuh berkumandang, membangunkan seluruh umat Islam yang sedang menjelajahi alam mimpinya. Gadis dengan balutan baju tidur berwarna coklat dengan corak beruang itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Selesai dengan urusan di kamar mandi, Naira berjalan ke sisi tempat tidurnya, menggelar sajadah dan memakai mukenanya. Naira melaksanakan solat subuh seorang diri seperti biasanya.
"Allohu Akbar."
Solat subuh dua rakaat dilaksanakan secara khusyuk oleh Naira. Selesai melaksanakan solat subuh, Naira tidak langsung beranjak dari atas sajadahnya. Dia menengadahkan kedua tangannya, berdoa kepada Alloh untuk kesehatan, keselamatan, rezeki untuknya dan keluarganya.
Selesai dengan urusan berdoa-nya, Naira menyempatkan membaca Al Qur'an untuk menyejukkan hati dan pikirannya. Setelah selesai, Naira tidak langsung mandi karena hari ini dia tidak mendapatkan shift pagi maupun malam. Karena sudah menjadi kebiasaan Caffe tempat kerjanya, apabila setelah gajian semua karyawan diliburkan untuk beristirahat dan menyenangkan diri sendiri. Maka dari itu, Naira memilih bersiap untuk menunggu tukang sayur yang biasanya berkeliling di dekat kost-an nya.
Naira berjalan menyusuri jalanan dekat kost-an sembari bersenandung ria. Hingga Naira tiba di tempat di mana biasanya tukang sayur sudah tiba di tempat itu. Benar saja saat Naira tiba di sana, tukang sayur sudah dikerubungi oleh para ibu-ibu maupun anak kost lainnya.
"Assalamualaikum semuanya, selamat pagi," sapa Naira dengan senyuman.
"Wa'alaikumussalam, pagi juga," jawab mereka serempak.
"Gimana kerjanya Mbak Nai, lancar?" tanya salah satu dari mereka. Namanya Bu Maya.
"Alhamdulillah Bu May, lancar," jawab Naira.
"Hebat ya Mbak Naira ini, masih muda udah giat kerja, saya jadi bangga," ujar ibu ibu lainnya. Namanya Bu Fatma.
"Iya bener Bu, anak saya dulu waktu seumuran dengan Mbak Nai ini masih manja, apa-apa harus di urusin, nggak kaya Mbak Nai ini sudah mandiri," timpal Bu Maya.
Dan masih banyak pujian lainnya, baik dari ibu-ibu kompleknya maupun tetangga kost-nya yang lebih tua darinya.
"Ahh ibu-ibu bisa saja, mungkin kalo saya masih sama ibu saya, saya akan manja seperti putri Bu Maya, tapi kan saya jauh dari ibu saya, jadi saya harus menahan keinginan bermanja-manja dengan ibu saya," jawab Naira sopan dengan senyum malunya.
"Aduhhh Mbak Nai ini selain manis juga sangat sopan ya," puji ibu ibu lainnya. "Nggak ada keinginan buat pulang apa Mbak?" sambungnya bertanya.
"Keinginan untuk pulang ya mesti ada lah Bu, apalagi saya baru pernah jauh dengan keluarga seperti ini, tapi saya mau membahagiakan keluarga di rumah, jadi nunggu sukses dulu baru pulang," jelas Naira.
"Ya sudah semangat terus ya, kalo lagi lenggang mampir ke rumah, Faisal nanyain kamu terus itu," ujar Bu Maya. Faisal adalah putra bungsu Bu Maya, usianya masih 6 tahun dan dia sering bermain bersama Naira jika Naira memiliki waktu senggang.
"Iya Bu, insyaallah," jawab Naira ramah. "Kalo begitu saya pamit dulu semua, assalamualaikum," pamit Naira. Setelah mendapatkan jawaban salam dari mereka, Naira langsung melangkahkan kakinya untuk kembali ke kost-annya.
Setelah sampai di kamar kostnya, Naira segera mencuci sayuran, meracik bumbu dan memulai masak untuk dirinya sarapan nanti.
________
Seorang pria dengan balutan kaos hitam lengan pendek, celana training berwarna hitam serta sendal selop rumahan sedang menuruni anak tangga yang ada di rumahnya. Dia segera menuju dapur mengambil minuman dingin dan langsung menegaknya. Setelah meneguk minuman tersebut, dia berjalan menuju taman belakang tempat di mana seluruh keluarganya kumpul jika di hari libur seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Suamiku •END•
De TodoSebelumnya jangan lupa follow akun ku dulu ya ... Naira Syifa'ul Rizky, gadis rantau yang memiliki nasib baik bisa menikah dengan Idolanya sendiri yaitu Devano Jordan Aditama. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yukk ikutin terus ceritanya.