BAB 45

2.9K 165 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
.
.
.

Pagi ini sudah terkumpul beberapa orang yang sedang duduk di meja makan untuk melakukan sarapan pagi mereka.

Mereka, yang tak lain ada Geo, Melinda, Keysha serta Deon kini tengah menunggu pasangan pengantin baru turun dari kamarnya.

Beberapa saat kemudian, munculah Devano yang menggunakan baju santai tengah berjalan ke arah meja makan seorang diri.

"Loh, Naira di mana Bang?" tanya Melinda bingung.

"Di kamar Ma," jawab Devano yang sudah duduk samping Deon berhadapan dengan Melinda.

"Suruh turun dong, kita sarapan bareng," seloroh Melinda.

"Masih tidur dia. Udah kita sarapan dulu nanti aku bawain ke atas sarapan-nya Naira," kata Devano lumayan gugup. Dia takut di beri pertanyaan yang aneh-aneh oleh keluarganya.

"Kok tumben jam segini tidur, kata Mamanya Naira dia nggak gitu." Perkataan Melinda membuat Devano kikuk sendiri.

Geo hanya diam memperhatikan Devano yang terlihat gugup dan ketika dia lebih teliti, ternyata rambut legam Devano lumayan lembab, seperti habis keramas.

Dan seketika senyuman Geo mengembang, dia segera menghentikan Istrinya yang terus berbicara. "Udah Ma, anak kita terlalu semangat makanya Naira kecapean," ucapnya sembari tersenyum penuh arti ke arah Melinda.

Devano melotot mendengar ucapan Papanya, Geo. Bagaimana Papanya bisa tahu? Dan apa katanya tadi? Terlalu semangat? Ya, memang dia terlalu semangat sih hehe ....

Melinda yang melihat senyuman penuh arti dari Suaminya pun mengernyit bingung. Namun, dengan cepat Geo berkata, "udah cepet makan nanti telat lagi."

Semuanya pun mulai memakan sarapannya dengan tenang, sesekali Devano melirik ke arah Geo yang makan sembari sesekali tersenyum menggoda ke arahnya.

Papa apa-apaan sih, batinnya.

Sarapan pagi pun selesai. Mereka mulai beranjak dari tempat duduk masing-masing untuk melanjutkan kegiatan seperti hari-hari sebelumnya.

"Deon pamit dulu," pamit Deon sembari menyalami punggung tangan Mama, Papa, dan kedua Kakaknya.

"Hati-hati Sayang, bawa motornya jangan ngebut-ngebut," nasehat Melinda yang di jawab anggukan Deon.

Setelah Deon pergi, kini Keysha pun ikutan pamit. "Key berangkat dulu," pamitnya yang di balas nasehat sama seperti tadi.

Setelah Deon dan Keysha pergi, Devano dengan segera mengambilkan sarapan untuk Istri kecilnya itu.

"Ma, Pa, Devan ke atas dulu sekalian bawa sarapan buat Naira," pamitnya.

"Eh Dev, Mama ikut ya, takutnya dia sakit, karena nggak biasanya jam segini masih tidur," kata Melinda sembari beranjak dari duduknya  tapi, ditahan oleh Geo.

"Udah lah Ma."

"Tapi Pa ...."

"Ma, Naira nggak kenapa-kenapa, dia cuma ..." ragu Devano.

"Cuma apa?" tanya Melinda penasaran. Di tempatnya, Geo terkekeh geli melihat tingkah Putranya.

"Cuma kecapean. Abang ke atas," katanya dan langsung berlalu meninggalkan meja makan dengan terburu-buru.

"Hah?"

Geo sudah tidak bisa menahan tawanya lagi melihat telinga Devano yang memerah tadi. Dia tertawa sampai membuat Melinda yang ada di sampingnya heran.

Idolaku Suamiku •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang