Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
.
.
.
.
_______
Miss me?
_______Ruangan yang tadinya sunyi, kini cukup ramai oleh orang-orang yang sibuk bercanda ria. Meskipun begitu, tak menutup kemungkinan bahwa dalam diri mereka masing-masing menyimpan rasa cemas yang amat berlebih.
"Mas sini." Suara halus dan lembut dari bibir wanita berhijab yang tengah duduk menyandar di ranjang rumah sakit itu membuat semua yang ada di sana menatap ke arahnya. Dia Naira.
"Kenapa Sayang?" tanya lelaki yang tidak lain adalah Devano seraya menghampiri istrinya.
"Mau turun," kata Naira dengan tangan menjulur ke arah Devano.
Tanpa berkata, Devano lantas membatu istrinya itu turun dari ranjang. Naira dengan pelan melingkarkan kedua lengannya di pinggang Devano, suaminya.
"Mau minum?" Tawar wanita berhijab--Aisyah--yang kini tengah menghampiri keduanya.
Anggukan dari Naira membuat Aisyah segera memberikan segelas air yang ada di atas nakas.
Melinda, dan Keysha memilih untuk melihat interaksi mereka, sedangkan Geo, Alif, dan Deon memilih keluar dari ruangan, guna menyegarkan pikiran.
Saat ini, mereka semua tengah berada di salah satu Rumah Sakit khusus Ibu dan Anak. Karena subuh tadi, Naira mengeluh perutnya mulas terus menerus. Sehingga selepas sholat subuh, mereka semua langsung berangkat ke rumah sakit yang saat ini mereka singgahi.
Sementara itu, Alif dan Aisyah memang sudah tiba di Jakarta sejak dua hari yang lalu beserta kedua anaknya yang lain. Namun, karena mereka pergi ke rumah sakit, jadi Nazila serta Nicho mereka titipkan pada orang-orang yang bekerja di rumah keluarga Aditama.
"Shh ... Elus sini," pinta Naira seraya mengarahkan telapak tangan Devano ke arah samping perutnya.
Devano yang mendengar ringisan serta permintaan Naira pun menurutinya dengan segera. Lengannya mengelus pelan bagian yang ditunjuk istrinya tadi.
"Ma ... Sakit." Tiba-tiba Naira merengek dan berpindah ke dalam pelukan Aisyah.
"Yang sabar ya Sayang, ini namanya gelombang cinta," kata Aisyah menenangkan putri sulungnya. "Dev, panggil dokter," lanjutnya begitu melihat Naira semakin meringis.
Sebelum Devano pergi, Keysha lebih dulu menghentikan langkah kakinya. "Biar Key aja Bang," katanya dan langsung keluar ruangan.
Melihat istrinya yang masih di dalam pelukan Ibu Mertuanya, Devano memilih melanjutkan langkahnya ke arah Melinda. "Ma," panggilnya.
"Kenapa Bang?" tanya Melinda begitu Devano duduk bersimpuh di hadapannya dengan kepala yang diletakkan dipangkuan Melinda.
"Maafin Abang kalau banyak salah, maafin Abang kalau bandel, maafin Abang kalau sering nggak nurut sama Mama, maafin Abang kalau tanpa sengaja nyakitin hati Mama, maafin Abang, Ma," jelasnya dengan mata memerah menahan tangisnya.
Jujur, melihat Naira kesakitan ketika gelombang cinta itu datang, Devano merasakan hatinya tersayat. 'Ternyata sepeti ini perjuangan Mamanya,' batinnya.
Sesulit ini Mamanya memperjuangkan agar dirinya dapat melihat dunia, tapi dia kadang masih tanpa sengaja membuat Mamanya sakit hati, entah karena sikap, perilaku, maupun kata-katanya. Hal itu membuat dirinya ingin sekali bersujud di kaki wanita yang telah melahirkannya itu.
"Iya Bang, udah Mama maafin," jawab Melinda dengan air mata yang sudah mengalir di kedua pipinya.
"Doain ya Ma, supaya proses lahiran istri Abang lancar, dua-duanya sehat, dan nggak ada halangan apapun," pintanya lagi dengan air mata menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Suamiku •END•
OverigSebelumnya jangan lupa follow akun ku dulu ya ... Naira Syifa'ul Rizky, gadis rantau yang memiliki nasib baik bisa menikah dengan Idolanya sendiri yaitu Devano Jordan Aditama. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yukk ikutin terus ceritanya.