CYRAKHA • 11

93.2K 8.6K 405
                                    

Sunyi, senyap, tak ada pergerakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunyi, senyap, tak ada pergerakan. Ulangan Fisika kali ini benar-benar membuat otak Adeena hampir meledak. Berkali-kali ia menghitung tetap saja salah. Ingin rasanya ia tiba-tiba bisa teleportasi ke suatu tempat yang jauh dari kertas buram berisi soal apel jatuh dihitung itu.

tok!
tok!

Pintu kelas diketuk oleh seorang siswa. Sang guru dan seisi kelas menoleh. Ternyata bukan satu siswa. Tapi tujuh siswa. Siapa lagi kalau bukan inti Phentanonz.

"Mau apa, Nak? Kalian tidak ada pelajaran?" tanya Bu Sri, guru fisika sekaligus wali kelas XII MIPA 2.

Para inti Phentanonz masuk secara bersamaan dan menyembunyikan sesuatu. Dito menoleh pada Adeena yang sudah memiringkan kepalanya bersamaan dengan kedua alisnya yang tertaut. Seketika itu juga, semua murid langsung menoleh dan menatap Adeena lekat-lekat. Apa yang aneh?

Dito kemudian maju menghadap tepat ke arah ibu guru. "Bu, izinkan saya pada hari ini , dan di waktu ini, menjadikan salah satu anak murid ibu sebagai pacar saya, suka dan duka saya, raga dan jiwa saya, pelita hidup saya. "
"Mentari saya, Adeena"

Bu Sri masih cengo dengan kata-kata Dito, sementara yang lain sudah berteriak histeris, pura-pura batuk, pura-pura tersedak, ada yang selebrasi juga. Para uwu phobia? Mari tunjukkan dirimu.

Livy dan Carly seperti orang kesurupan, mereka melompat-lompat dan menari saat Dito selesai mengatakan hal itu. "Yeee stok jomblo berkurang!!Gapapa gue jomblo, tapi temen gue sekarang udah taken," pekik Livy kegirangan.

Adeena tertegun. Ia ingin menangis haru dan tersenyum disaat bersamaan. Dito mengambil sesuatu yang tadi disembunyikan oleh teman-temannya. Buket bunga. Ia membawa benda itu menuju bangku Adeena. Dito berlutut di hadapan Adeena. "Lo mau jadi mentari gue? Yang selalu jadi pelita hidup gue?"

"TERIMA!"
"TERIMA!"

Sorak sorai seisi kelas meminta Adeena untuk menerima Dito. Adeena mengangguk pelan. Ia siap untuk menjadi mentari seperti yang diinginkan Dito. Ia siap menjadi suka duka Dito.

"YES!!!!" sorak Dito berhasil.

"Kiw.. Kiww.. Makan-makan woyy!!!"

"Kiw.. Kiww"

Phentanonz kembali bersorak minta pajak jadian. Memang akhlakless teman macam ini.

"Heh!! Udah-udah. Udah diterima kan? Udah sana keluar. Waktu ulangan tinggal lima belas menit lagi. Selesai ga selesai nanti harus dikumpulkan," ancam Bu Sri.

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang